Karena ini merupakan pulau yang belum dibangun dan belum berkembang, tempat-tempat yang bisa dilewati hanyalah jalan setapak yang biasa dijelajahi oleh para penjelajah.
Di kedua sisi jalan adalah hutan, dimanapun terdapat beberapa pohon yang bahkan tingginya bisa melebihi orang, lalu masih saja bisa terdengar suara binatang yang sedang berjalan diatas rerumputan.
Krik krik shhh shh??.
Membuat Ariella memikirkan binatang merayap yang begitu dia takutkan, pada saat memiikirkannya kemungkinan adalah binatang yang lengket dan lembek, dalam sesaat Ariella merasa bulu kuduknya sudah berdiri semua.
Carlson memeluk pinggang Ariella, tersenyum dan berkata:”kamu sedang memikirkan apa?”
Ariella menggeleng-gelengkan kepalanya:”aku tidak bisa mengatakannya.”
Dahulu dia selalu mendengar perkataan ibunya, ada suatu saat dia berkata apa maka hal yang dikatakannya itulah yang datang, maka dari itu juga dia sudah pasti tidak akan mengatakannya, maka benda itu juga tidak akan keluar.
Carlson bagaimana bisa tidak mengetahuinya, dia merasa ini sangatlah lucu, juga merasa bahwa tingkah bodoh Ariella sangatlah lucu.
Dia berjalan maju satu langkah, setengah berlutut, berkata:”naiklah!”
“Naik apa?” Ariella masih belum mengerti situasi, masih menanyakan satu kalimat pertanyaan bodoh.
Carlson tersenyum dan berkata:”aku mengendongmu!”
“Jangan. Aku yang begitu berat bisa memberikan tekanan bagimu.” Jalan ini tidaklah rata, sangat susah untuk dilewati, berjalan sendiri saja sudah sangat susah, Ariella bagaimana bisa membuat Carlson mengendong dia.
Carlson menepuk-nepuk punggungnya:”jika kamu bisa memberikan tekanan pada punggungku, maka kamu sangatlah hebat.
Ariella berkata:”kalau begitu aku akan naik.”
Setelah selesai berbicara, dia naik dengan sangat hati-hati menuju punggung Carlson, Carlson memegangi Ariella, membantunya naik:”bagaimana menurutmu?”
“Seketika aku merasa bertambah tinggi, bisa melihat lebih jauh dan lebih luas, orang yang memiliki tubuh yang tinggi memang tidaklah sama.” Ariella berkata sembari tertawa.
Carlson menegapkan tubuhnya, berjalan kedepan dengan sangat stabil:”maka aku akan memperlambat jalanku, membiarkanmu melihat dunia orang tinggi.”
Ariella menundukkan kepalanya, berkata dengan lembut di sebelah telinga Carlson:”tidak perlu terlalu lambat, aku tidak ingin kamu beggitu kelelahan.”
Carlson memukul pinggang Ariella dan mencubitnya, tertawa dan berkata:”nyonya Qin kamu tenang saja. Dengan berat badanmu yang sekarang ini, tidak akan bisa memberikan beban apapun kepada tuan Qin.”
“Staminamu memanglah bagus, tetapi jika dalam jangka panjang terus seperti ini, juga bisa merasa tidak sanggup lagi.” Terlebih lagi jalan yang begitu sulit untuk dilewati, Ariella benar-benar merasa tidak semudah itu melewatinya.
Dor??
Seketika??terdengar suara tembakan dari balik hutan yang sunyi, tembakan itu meluncur keluar, dan tujuan dari tembakan tersebut tentu saja adalah mereka berdua.
Tembakan tersebut ingin menembak mereka berdua, jika dikatakan lambat itu merupakan gerakan yang cepat, Carlson dengan cepat berguling menghindarinya, membuat Ariella yang berada dipunggungnya ikut bersama-sama jatuh keatas rerumputan.
Dia berguling diatas tanah, meskipun ada Ariella yang berada diatas punggungnya, Carlson tanpa keraguan dan tekanan apapun, lengannya yang panjang, memeluk Ariella dan menambah kecepatan bergulingnya, mereka berguling hingga menuju ketengah rerumputan yang rimbun.
Reaksi Ariella sama sekali tidak secepat reaksi Carlson, pada saat dia baru saja memberikan reaksi, mereka sudah dalam masa penyergapan, dan Carlson sudah membawa dia berguling ketempat yang jauh dari sana.
“Carlson, siapa orang yang ingin kamu temui? Mengapa dia ingin menembak kita?” karena tiba-tiba menerima tembakan, Ariella merasa terkejut hingga otaknya bereaksi lebih lambat , lupa jika dia mengeluarkan suara maka mereka bisa memberi tahu lokasi tempat persembunyian mereka.
“Sht!” Carlson memberikan tanda melalui tangannya, dimana mereka sudah berada di pulau yang tidak berpenghuni, dan lagi menemui bahaya, tetapi dihadapan wajah Carlson, dia tidak merasa panik.
Ariella segera menutup mulutnya, sekali lagi dibawa Carlson berguling menuju tempat yang lebih jauh.
Kemudian terdengar lagi suara tembakan, menembak rerumputan, pepohonan, sama sekali tidak ada yang mengenai mereka, kelihatannya orang tersebut tidak akan menyerah.
Sebenarnya siapa orang yang kali ini ingin ditemui oleh Carlson, mengapa mereka belum bertemu dengan orang itu, dan lagi ada beberapa orang yang ingin menembak mereka?
Ariella tidak bisa mengerti, juga tidak ada waktu bagi dia memikirkan hal ini, dia hanya bisa mengikuti Carlson yang membawanya berguling menghindari tembakan.
Sepertinya hari ini dia bisa merasakan kejadian yang sangat tidak masuk akal, bukannya tanpa alasan, jika dia sudahtau sejak awal jika akan terjadi kejadian seperti ini, maka dia sudah pasti akan melarang Carlson untuk pergi.
Tetapi tidak ada hal didunia ini yang bisa diprediksi, meskipun sudah ada yang mengetahuinya, lebih dahulu memikirkannya sudah tidak ada gunanya, hanya bisa memikirkan bagaimana cara menghindarinya.
Mereka mengikuti insting terus bergulir sembarangan diatas rerumputan, suara tembakan semakin menjauh dari mereka, hingga pada akhirnya tidak terdengar lagi.
“Carlson?” Ariella berkata tanpa suara dengan khawatir, memberikan tatapan bertanya kepada Carlson, mengapa hal seperti ini bisa terjadi.
Carlson juga melakukan hal yang sama memberitahu dia:”tidak peduli akan menemui masalah apapun, jangan takut, ada aku yang berada disampingmu menemanimu.”
Ariella menutup mulutnya, dengan kuat mengangguk-anggukkan kepalanya.
Dalam jeda waktu yang singkat, terdengar lagi bunyi tembakan, kali ini menuju bagian tubuh belakang mereka, Carlson kembali membawa Ariella, membelokkan pinggangnya kembali membawa Ariella berlari diatas rerumputan.
Setiap kali mereka berlari, mereka merasa sangat sulit, tetapi juga tidak mungkin mereka tidak berlari, tidak bisa menunggu hingga musuh datang mendekat.
Setelah berlari beberapa lama, bunyi tembakan akhirnya berhenti, Ariella menghembuskan nafas leganya, dia merasa kedua kakinya sudah sangatlah lemas, selangkahpun tidak bisa bergerak lagi.
“Naik.” Carlson kembali ingin menggendong Ariella.
Pada saat ini, Ariella menggelengkan kepalanya tanpa ragu, dia tidak bisa menjadi beban kepada Carlson.
Dia menatap yakin Carlson, menggerakkan bibirnya, berkata:”Carlson, jika penembak itu sudah bisa mengejar kita, kamu harus berlari sekuat tenaga, jangan memperdulikan aku. Jika kita hanya bisa keluar satu orang maka biarkanlah satu orang yang keluar, Riella kecil bisa hidup tanpa ibu, tetapi dia tidak bisa hidup tanpa ayah.”
Riella kecil merupakan anak yang sejak kecil dibesarkan oleh seorang ayah, hubungan diantara Riella dan ayahnya sangatlah dalam. Ariella merasa, jika Riella kecil boleh kehilangan siapapun, tetapi dia tidak bisa kehilangan ayahnya.
Dia akan berusaha keluar bersama-sama dengan Carlson, tetapi jika tidak bisa, maka dia bisa berharap jika Carlson bisa keluar dengan selamat, jika hanya bisa satu orang yang selamat maka biarkanlah satu orang itu selamat, tidak boleh membiarkan Riella kecil kehilangan kedua orang tuanya.
Mendengar ucapan Ariella, aura Carlson meredup, berkata dengan dingin:”kamu kira Riella kecil tidak mengerti apapun? Dia dari lahir sudah tidak bisa melihat ibunya, beberapa tahun ini, dia tidak memiliki perasaan aman, Apakah kamu tidak tahu?”
Carlson sangatlah marah, mendengar perkataan yang baru saja dikeluarkan oleh Ariella, Bagaimana bisa dia meninggalkan Ariella hanya untuk menyelamatkan nyawanya sendiri.
Jika benar-benar hanya ada satu orang yang tidak bisa keluar hidup-hidup meninggalkan hutan ini, maka itu sudah pasti bukanlah Ariella.
“Aku??.” Ariella bukannya tidak bersedia pulang hidup-hidup dan bertemu Riella, tetapi dia hanya tidak ingin menjadi beban bagi Carlson.
Jika hanya Carlson sendiri, dia pasti bisa sendirian bersembunyi, pasti bisa membawa Henry datang ke pulau ini dan mencari orang, tetapi jika membawa Ariella, maka akan sulit mengatakannya.
“Jangan bicara hal apapun lagi, ikutilah aku dengan baik, aku tidak akan membiarkanmu dalam masalah, aku juga tidak akan ada masalah.” Carlson berkata dengan nada rendah, ada cahaya dingin yang terpancarkan dari tatapan matanya.
Tidak peduli siapa, berani menyentuhnya, dia bersumpah bahwa dia akan membuat mereka mencicipi hal yang mereka perbuat sendiri.
Dalam jangka waktu yang pendek ini, Carlson sepertinya sudah mengerti bagaimana bisa terjadi hal seperti ini.
Karena hal ini bersangkutan dengan Ariella, pemikiran dia tidak bisa menjadi begitu tenang dan teliti, hanya bisa melihat kepada pergerakan yang diberikan musuh kepadanya.
Lelaki misterius yang merencanakan begitu banyak hal, hanya menunggu dia yang merupakan ikan besar ini tertangkap, lelaki itu benar-benar terlalu banyak berharap.