“Seberapa suka?” presiden besar Carlson ternyata tidak memiliki muka dan terus mengejar bertanya.
“Sangat suka!” Ariella juga mengikuti dia, tetapi mengeluarkan perkataan seperti ini, wajahnya semakin memerah.
“Iya.” Mendengar jawaban Ariella, Carlson merasa sangat puas, dan berdeham, lalu tersenyum, dan berkata,”sangat baik!”
Sangat baik!
Apakah dia sudah menggangapnya seperti Mian Mian yang sedang berebut mainan dengan Riella kecil?
Ariella memberikan mata malasnya, menarik nafas dalam dan tidak memperdulikannya, tidak ingin Carlson menggangap dia seperti anak kecil.
Carlson sekali lagi mengembalikan kepala Ariella, berkata:”aku akan keluar untuk mengurusi sebuah masalah, kemungkinan sedikit malam aku baru bisa pulang, kamu dan Riella dirumah tunggu aku hingga pulang.”
“Kamu ingin keluar untuk mengurusi hal?” Ariella mengganti ekspresi wajahnya menjadi lebih serius, dan melanjutkan perkataannya,”bukankah kamu mengatakan urusan tahun kemarin sudah kamu selesaikan semuanya?”
Carlson tersenyum ringan:”bukan merupakan hal yang besar, hanya membutuhkan aku untuk menyelesaikannya. Kamu tidak perlu khawatir, aku akan pulang dengan cepat.”
“Kalau begitu kamu jangan mengendarai mobil dengan sangat cepat, hati-hati dijalan.” berbicara hingga hal ini, Ariella mengangkat kepalanya melihat kearah jendela, terlihat jika diluar sedang turun salju yang begitu lebat, sepertinya salju ini tidak akan berhenti,”Diluar sedang turun salju begitu deras, bagaimana jika kamu menunggu hingga saljunya berhenti, dan besok baru pergi.”
Masalah pekerjaan Carlson, Ariella sama sekali tidak mengerti, juga tidak mengetahui apakah pekerjaannya bisa ditunda?
Didalam hatinya, pekerjaan apapun tidak ada yang lebih penting dari pada keselamatan Carlson.
“Bodoh, tidak akan terjadi apa-apa, kamu jangan khawatir.” Carlson mencium dahi Ariella, dan berkata,”nantinya aka nada orang yang akan mengantarkan mainan Riella, setelah menerimanya, tutup jendela dengan baik dan tunggu aku di rumah, malam nanti aku akan memasak sendiri untuk kalian.”
“Carlson, Apakah tidak bisa jika besok saja kamu baru pergi?” Ariella sama sekali tidak memikirkan Carlson yang ingin memasak langsung untuk mereka, dia hanya memikirkan keselamatan Carlson.
Juga tidak tahu kenapa, pada saat mendengar jika Carlson ingin pergi keluar, hatinya merasa terdapat sesuatu hal yang janggal, selalu merasa akan terjadi sesuatu.
Tetapi untuk masalah terjadi hal apa, dia juga tidak membicarakannya.
“Bodoh, kamu sedang sembarangan berfikir hal apa?” Carlson memasukkan Ariella kedalam pelukannya, dengan ringgan menepuk-nepuk punggungnya, dengan lembut berkata,”Ariella, percaya kepadaku, tidak akan terjadi apa-apa padaku.”
Carlson selalu memberitahunya, untuk mempercayai dia, tidak ada orang yang bisa menyakiti dia, Ariella hanya perlu mempercayai Carlson saja!
Percaya kepadanya!
Harus percaya kepadanya!
Beberapa kali hanya karena Ariella merasa khawatir, dan takut, dan tidak terlalu percaya kepadanya, membuat hubungan suami istri mereka terjadi begitu banyak masalah.
Kali ini, Ariella memilih untuk mempercayai Carlson, mempercayai jika Carlson pasti memiliki kemampuan untuk menyelesaikan permasalahan dirinya sendiri, percaya bahwa dia pasti memiliki kemampuan untuk menghadapi Albi.
Maka dari itu , pasti tidak akan terjadi apa-apa kepadanya!
Iya, dia percaya!
Ariella memberitahukan dirinya sendiri, pada saat yang sama melepaskan tangannya yang memegang baju Carlson, dan tersenyum kepadanya:”Iya, aku percaya padamu! Aku dan Riella akan berada dirumah menunggumu.”
“Ada kemajuan!” performa yang ditunjukkan Ariella belakangan ini membuat Carlson semakin merasa puas, dia kembali tertawa dan menciuminya, baru pergi meninggalkan Ariella.
????
Ding Dong??
Bel rumah berbunyi beberapa kali baru bisa menarik perhatian Ariella.
Dalam salju yang turun begitu lebat, tidak akan ada orang yang tidak memiliki tujuan datang mengetuk pintunya, tiba-tiba Ariella teringat jika ada orang yang ingin mengantarkan mainan kepada Riella.
“Riella, akmu membawa adikmu pergi kebawah, membuka pintu dan mengambil bolamu, Bagaimana?” draft gambarnya sedang pada saat yang sedang penting, jika Ariella berhenti, dia tidak akan bisa menyambungkannya lagi, maka dari itu barulah menyuruh Riella dan Mian Mian untuk pergi membuka pintu.
“Ibu, Riella akan memeluk adik dan pergi bersama.” Tadi barusan saja seorang manusia dan seorang anjing bertengkar karena merebutkan bola, tetapi sekarang mereka sudah kembali berbaikkan, Mian Mian dengan tenang terbaring dalam pelukan Riella.
Riella kecil tentu saja tidak akan membuat perhitungan dengan Mian Mian, dengan lembut meneggendong Mian mian kelantai bawah bersiap membuka pintu untuk mengambil bola mereka, sembari berjalan sembari berkata:”adik harus baik, tidak boleh berebut bola dengan kakak!”
Ariella sedang serius menggambar sketsa gambar ditangannya, berfikir bagaimana membuat sketsanya di terima dengan puas oleh pelanggan, dan memperkenalkan lebih banyak lagi pelanggan kepadanya, hatinya sama manisnya seperti madu.
Menjadi seorang designer, dengan sendirinya dia akan berfikir untuk menjadi designer terkenal seperti Ivan, tetapi tidak semua orang memiliki bakat alami dan kesempatan, maka dari itu menurut Ariella, jika dia sudah membuat pelanggannya puas, maka itu sudah cukup baginya.
Pada saat dia sudah menggambar gambar terakhirnya, dia meletakkan pensilnya, meregangkan pinggangnya, dan memutar-mutarkan lehernya, serta meregangkan tulangnya.
Dua hari ini dia membuat sketsa hingga semua badannya menjadi sangat letih, tetapi pada saat dia melihat sketsanya yang sudah jadi, dan mendapatkan tatapan puas dari pelanggan, Ariella merasa bahwa kesibukan dan keletihannya semua menjadi pantas.
Duk duk duk??
Terdengar seseorang melangkah diatas papan kayu.
“Riella dan adik berjalan baik-baik, jangan meloncat! Jika kamu terjatuh bagaimana?” anak kecil tetaplah anak kecil, berbuat sesuatu selalu saja tidak patuh, Ariella tertawa sembari menggeleng-gelengkan kepalanya.
“Halo, nona Ariella!”
Di belakang tubuhnya, dia mendengar suara pria yang terdengar akrab ditelinganya.
Mendengar suara ini, Ariella dengan segera membalikkan kepalanya, melihat wajah suram Albi yang membawa Riella kecil berdiri dihadapannya.
Kedua mata Riella kecil tertutup, seperti tidak merasakan apapun.
Hati Ariella merasa takut, bergegas maju bermaksud untuk merebut kembali Riella kecil:”Albi, Apa yang kamu lakukan kepada anakku?”
Albi dengan perlahan menghindari Ariella, dan tertawa dengan suram:”aku hanya menggunakan obat agar dia tidur sementara, memebuat agar dia tidak ribut. Kamu harusnya tahu, anak kecil tetaplah anak kecil, bukanlah orang yang bisa kamu suruh jangan ribut, dia akan mendengarkanmu dan tidak ribut lagi.”
Ariella berkata dengan marah:”Albi!”
Albi tertawa dengan dingin:”Ariella, kamu jangan terlalu bersemangat! Anak perempuanmu masih berada dalam tanganku, jika kamu terlalu bersemangat itu juga bisa menganggu janinmu, dan itu akan menjadi lebih sulit lagi untuk ditangani.”
“Albi, aku tidak membuat kesalahan apapun denganmu, aku juga yakin jika dahulu aku tidak pernah kenal denganmu, mengapa kamu seperti hantu yang selalu mengejarku?” dahulu, mendengar Albi yang membahas masalah SMA mereka, Ariella berusaha keras untuk mengingatnya, berusaha mengingat kenangan yang lama, tetapi dia sama sekali tidak bisa mengingat apa-apa.
Dia seratus persen bisa menjamin, jika dahulu dia tidak pernah punya hubungan apapun dengan lelaki ini, maka dari itu dia semakin berfikir semakin merasa tidak masuk akan, mengapa dia ingin berbuat seperti ini kepadanya?
“Kamu tidak bisa mengingat aku, tetapi kamu pasti mengingat??..” senyuman Albi semakin lama semakin mendalam, senyumannya sangat menarik dan membuat bingung seseorang,”Butterfly Love!”
Ariella merasa terkejut tetapi juga tidak berani memastikan:”Apa?”
“Nona Ariella kamu banyak melupakan orang dan hal, maka biarkan aku membuatmu ingat.” Albi menatapnya, seperti memberitahukan kepadanya hal dahulu yang terjadi diantara sepasang teman lama, “Beberapa tahun yang lalu, Carlson membawamu pergi mencari Ivan untuk memilih gaun pernikahan, dia memilihkan gaun seperti Butterfly Love, kamu juga menggunakan gaun itu.”
Menyebut tentang Butterfly Love, merupakan hal yang tidak bisa Ariella lupakan seumur hidupnya.