Mục lục
NOVEL SUAMIKU TERNYATA SEORANG PRESDIR
Thiết lập
Thiết lập
Kích cỡ :
A-
18px
A+
Màu nền :
  • Màu nền:
  • Font chữ:
  • Chiều cao dòng:
  • Kích Cỡ Chữ:

Bab 676 Bulan Madu (3)


” Aku mencintaimu” kata kata ini memang sangat simpel, banyak orang bisa dengan santai mengucapkannya, tapi untuk Carlson, kata-kata ini seperti ribuan emas, sampai hari ini dia belum pernah mengatakannya langsung pada Ariella.


Tapi kadang-kadang Carlson mendengar obrolan sekertaris di kantornya, kalau ngomong tentang suka pada seseorang, maka harus mengutarakannya pada orang itu.


Kalau tidak mengatakan ” Aku mencintaumu” pada orang tersebut, orang itu mungkin seumur hidupnya tidak akan tahu tentang perasaan kita.


Secara tidak sengaja mendengar perbincangan sekertarisnya itu, Carlson terus berpikir, Ariella sebenarnya tahu tidak kalau aku mencintainya?


Kadang-kadang Ariella sangat cerdas, banyak hal tidak usah dia katatakan juga Ariella sudah bisa mengerti sendiri, kata hati mereka selalu sama, tapi dalam masalah percintaan ini, Carlson tidak tahu apakah dia ngerti, tidak tahu apakah dia benar-benar mengerti maksut hatinya?


Setelah berpikir lama, akhirnya Carlson memutuskan untuk memberitahunya, tetapi untuk mengatakan kata-kata yang begitu simpel itu sangat susah untuknya, jadi ia terpikir cara ini untuk menyatakannya pada Ariella.


Benar, Carlson merasa cara ini sangat bagus, bahkan dia memasang ekspresinya yang sedikit puas, tetapi ia menundukkan kepalanya dan melihat Ariella sedang mengusap air matanya, Carlson pun menjadi khawatir: ” Ariella, ada apa?”


Tadi masih baik-baik saja, sekarang kenapa tiba-tiba menangis, jangan-jangan dia ada buat salah apa ?


” Carlson, Aku benci sama kamu.” Ariella meninjunya dengan kepalan tangannya, lalu ia mengusap air matanya lagi, ” Kenapa kamu selalu membuat sesuatu yang berhasil membuatku terharu sampai nangis?”


” Cuman karena hal kecil ini, kamu sudah terharu sampai nangis, kamu lihat kamu ini apa enggak bodoh?” Carlson memeluknya sambil berkata, ” Anak bodoh, jangan menangis lagi.”


Carlson baru membuat sedikit kejutan kepadanya dia sudah menangis sampai begini, dia harusnya jangan lupa, kalau Carlson adalah suaminya, demi dia berbuat ini adalah suatu kewajibannya.


Dia selama ini tahu, kalau Ariella memang seperti ini, asal ada orang yang baik sedikit padanya, dia pasti sudah terharu sampai nangis-nangis, dia malah bisa langsung memberikan nyawanya untuk orang itu.


” Aku juga tidak pengen nangis, tetapi aku tidak bisa menahannya lagi.” Ariella sama dengan Riella kecil, menguburkan kepalanya didalam pelukan Carlson, mengelap semua air mata dan ingusnya di kemeja putih Carlson, ” Kita sedang berbulan madu, di saat-saat romantis seperti ini, aku tiap ari merias diriku secantik mungkin, aku ingin kamu terus meningat aku yang cantik, tetapi kamu malah membuatku menangis.”


Ariella berusaha untuk berdiri tegak, lalu berkata dengan nada kasar: ” Aku sekarang pasti jelek sekali, kamu tidak boleh lihat aku.”


Ariella tadi berkata tidak boleh melihatnya, Carlson malah sengaja mengangkat kepalanya dan memaksanya untuk bertatapan mata dengannya, melihat matanya merah karena menangis, Carlson menarik nafas dan berkata: ” Kalau kamu nangis lagi, kamu benar-benar akan menjadi jelek sekali, nanti gak ada orang yang mau sama kamu lagi gimana?”


” Kamu pikir aku Riella kecil? Kamu bisa membohongiku dengan kata-kata seperti itu?” Ariella mengigit-gigit bibirnya, semakin dipikir dia makin merasa risih, lalu dia bertanya ” Dimananya yang jelek.”


” Nangis sampai matanya sudah bengkak, air matanya diseluruh wajahnya, kamu masih mau bilang kamu tidak jelek?” Mengatakannya jelek, tetapi ia sama sekali tidak membuatnya sedih.


Ariella mengusap air matanya dengan perasaan sedih: ” Jelek-jelek aku juga istrimu, istri yang kamu nikahi dengan formal, seluruh dunia juga sudah tahu. Carlson aku beri tahu kamu, seumur hidup ini aku akan menopang padamu, kau tidak ada alasan untuk meninggalkanku.”


” Kali ini sepertinya tidak sembarnagan bicara lagi.” Carlson sambil tertawa, ” Kamu adalah istriku, didalam mataku, kamu selamanya adalah yang paling cantik.”


Iyah, ini adalah keuntungan dari perbikahan bisa membuat wanita yang bingung-bingung ini bisa merasa bangga, dia adalah istriku.


Ariella adalah istrinya!


Kata Ariella ini, sudah sederhana sampai tidak bisa disederhanakan lagi.


Setiap kali memikirkan nama ini, hati Carlson pun mulai terasa hangat.


” Tapi selama ini, kamu tidak pernah memujiku cantik.” Selama ini, orang yang memuji Ariella cantik juga tidak sedikit, tapi ia paling ingin mendengar pujian dari suaminya.


” Tadi aku bukannya sudah bilang.” Tadi dia cuman mengatakannya begitu saja, sekarang mau dia serius, dia malah tidak mau mengatakannya lagi.


” Kamu bilang atau tidak?” Ariella meniru cara Carlson, mengikuti cara ia biasa mengancamnya, tetapi ia malah bukan mengancam Carlson, tetapi malah jatuh ke pelukannya.


Carlson memeluknya, menggenggam tangannya mengarahkan tangannya keaah bawah dan dengan nada kecil mengatakan: ” Kamu coba merabanya, dialah yang paling cantrik.”


“Dasar bajingan!” Ariella memarahinya, dia ingin menggembalikan tangannya, tetapi tangannya malah digenggam erat oleh Carlson, ” Ariella, malam kita pergi ke kamar gua itu harusnya sudah mau diganti malam ini.”


Carlson, Ehm…….kita masih belum……makan malam……” Suara Ariella semakin lama semakin kecil, diakhir kalimatnya hanya terdengar suara samar-samar.


Setelah selang beberapa waktu, dai baru mendengar Carlson berkata: ” Aku sudah makan, aku temnin kamu makan lagi.”


Ariella: “…..”


Ternyata, memang tidak ada laki-laki yang baik, ketika laki-laki ini mengenakan pakaian dan kacamata maka mereka akan terlihat begitu berwibawah,berkharisma…..


Tetapi ketika mereka melepas pakaian mereka, mereka benar-benar adalah seekor serigala——–serigala lapar!


……..


Kemarin dia terus diganggu Carlson, lalu ketika Ariella terbangun, matahari sudah terang.


Berpikir untuk berbulan madu tetapi mereka malah bertidur-riduran di hotel, Ariella merasa marah lalu dia mengigit Carlson dengan keras.


Tetapi laki-laki yang kemarin malam begitu mengeluarkan energinya tetap seperti biasanya, pagi-pagi ia sudah berpakaian dengan rapi dan duduk disebelah jendelah sambil membaca koran.


Medengar Ariella sudah bangun, dia mengangkat kepalanya dan melihat, tersenyum dan bertanya: ” Maaf kemarin aku tidak mengontrol diriku dengan baik, dan membuatmu lelah.”


Ariella : “……..”


Laki-laki ini, sekali lagi membuat orang mengingat kejadian itu!


Dengan perlahan Ariella menarik selimutnya, dia berencana untuk menjadi seekor burung dan bersembunyi di bawah selimut itu, tetapi ia baru saja mau menarik selimutnya, Carlson malah sudah berjalan kearahnya.


” Mana yang enggak enakan?” Carlson duduk disamping tempat tidurnya, didalam suaranya seperti ada maskut lain, lalu berubah menjadi khawatir.


Ariella membalikkan badannya dan tidak mmpedulikannya.


Carlson langsung merabahnya, Ariella langsung menghentikan tangannya: ” Carlson, kamu jangan terlalu berlebihan.”


Mendengar suaranya seperti itu, Carlson sudah mengerti, dia bukan merasa tidak enakan, tetapi karena ia masih merasa malu.


Carlson tidak bisa menahan tawanya: ” Cepat bangun. Setelah sarapan, aku bawa kamu kesuatu tempat.”


” Pergi kemana?” Hatinya yang malu-malu tiba-tiba berubah menjadi penasaran, Ariella sepertinya sudah lupa tadi ia masih bersembunyi dibawah selimut.


” Rahasia! Carlson menjawabnya.


” Kamu tidak mungkin membuat resepsi pernikahan lagi kan.” Ariella tertawa, lalu berkata, ” Tuan Carlson, ada uang juga tidak boleh menghamburnya seperti ini, hemat uang itu untuk nanti Sebastian kita menyunting istrinya, simpan buat beli mas kawin putrimu juga.”


” Kamu harusnya peduli sama kamu sendiri dulu.” Ariella masih belum bergerak, kalau gitu biar dia yang membantunya membersihkannya.


Pada saat siang hari keluar dari kamar, kedua kaki Ariella lemas sampai tidak bisa berjalan lagi.

Danh Sách Chương:

Bạn đang đọc truyện trên website TruyenOnl.COM
BÌNH LUẬN THÀNH VIÊN
BÌNH LUẬN FACEBOOK