“Ariella, apakah kalian tidak apa-apa?” Carlson sembari mengemudi sembari melihat keadaan Ariella dan Riella melalui kaca mobilnya.
“Kami tidak apa-apa.” Ariella berkata.
Pada saat tubuhnya terlempar, Ariella mampu melindungi perutnya, beruntung hanya bahunya saja yang terkena benturan, dia dan anaknya tidak terjadi masalah apa-apa.
Riella kecil duduk diatas kursi bayi, pada saat mobil berbelok dengan sangat cepat, tangannya terbentur dan memerah, tetapi tidak terjadi sesuatu yang serius.
“Ayah, Riella juga tidak apa-apa!” Riella kecil mengucapkannya dengan pasti.
“Riella anak baik!” suara Carlson melembut, dan berkata,”Riella anakku, nanti ayah ingin bermain permainan yang mengejutkan denganmu, kamu dan ibumu duduk dengan baik, tidak perlu takut.”
“Ayah, Riella adalah anak yang pemberani! Riella tidak akan takut!” umur Riella masihlah kecil, pada saat ayahnya berkata ingin bermain sebuah game, dia sungguh percaya jika mereka benar-benar akan memainkan sebuah game, dan tidak tahu jika dibalik game tersebut terdapat sebuah keadaan yang menyangkut hidup dan matinya mereka.
“Ariella??..” Carlson menambah kecepatan mobil dan pada saat yang sama melihat kaca belakang melihat kearah mata Ariella,”terjadi suatu masalah, kamu bantu Riella memakai sabuk pengaman dengan baik, tidak perlu takut, ada aku disini.”
“Carlson, kamu focus saja menyetir, tidak usah memikirkan kami, aku pasti akan menjaga Riella kecil.” Di dalam ingatan Ariella, Carlson pada saat mengemudi selalu sangat tenang, sekarang tiba-tiba berbelok dengan begitu cepat, sudah pasti sedang terjadi sesuatu.
Ariella sama sekali tidak tahu hal apa yang sedang terjadi, tetapi dia yakin jika Carlson bisa menyelesaikannya.
Sekarang yang harus dilakukan Ariella adalah melindungi bayinya dan Riella, agar Carlson tidak lagi mengkhawatirkan mereka.
“Riella, kamu duduk yang baik, ayah akan menambah kecepatan.” Carlson mengubah arah kemudinya, dan menambah kecepatan laju mobilnya.
Ariella akhirnya mengetahui hal apa yang sedang terjadi, ternyata ada beberapa mobil yang sedang mengikuti mereka, tidak takut mati.
Pada saat tadi mereka tiba-tiba dikejar, jika bukan Carlson yang memiliki indra pendengaran dan penglihatan yang bagus, pada saat mereka membelokkan mobilnya dengan sangat cepat mereka pasti sudah akan menabrak parit.
Ariella menatap khawatir Carlson, tatapan matanya dan Carlson bertemu melalui kaca mobil, ditengah keadaan yang begitu mendesak, Carlson bukan hanya harus mengendarai mobil menghindari mobil yang sedari tadi mengikuti mereka, dia juga masih melihat melalui kaca mobilnya memastikan jika Riella dan Ariella baik-baik saja, sama sekali tidak boleh membiarkan terjadi sesuatu pada ibu dan anak itu.
Kedua tatapan mata itu saling berkomunikasi, tetapi satu detik kemudian, Carlson kembali memusatkan perhatiannya kepada situasi disekitar mereka.
Melihat Carlson yang begitu tegang, hati Ariella perlahan-lahan kembali merasa khawatir.
Dia menyuruh dirinya sendiri untuk tidak merasa khawatir, percaya kepada Carlson bahwa dia pasti akan membuat mereka semua aman.
Pada saat ini, Ariella melihat mobil yang berada didepan mereka mendekat, terlihat jelas jika mobil tersebut ingin menabrak mobil mereka.
Didepan ada mobil yang menghalangi, dibelakang ada mobil yang mengejar, mobil mereka sudah berada dalam kepungan mereka, jika mereka menumbur mobil Carlson bersamaan, meskipun mobil Carlson adalah mobil Ferrari yang mahal, takutnya juga tidak bisa melindungi nyawa mereka.
Keadaan semakin lama semakin berbahaya, Ariella menggengam tangannya, merasa sangat tegang hingga jantungnya terus berdetak begitu kencang.
“Semangat ayah!” Riella kecil percaya jika mereka sedang bermain sebuah permainan, maka dari itu dia tidak merasa takut sama sekali.
“Riella sayangku kamu duduk yang benar, ayah akan bersemangat!” dibawah situasi yang menegangkan ini, Carlson melakukan gerakan dengan sangat tenang, terkadang kekanan terkadang kekiri, sembari meminjak pedal gas hingga paling terakhir.
Pada saat dia mengendarai mobil dia seperti mendapat sepasang mata yang baru, mobil yang mengejar mereka sama sekali tidak bisa mengontrol kecepatan mereka, dan mobil yang mengejar Carlson saling menabrakan mobil mereka.
Mobil yang tertabrak bersamaan itu, terbang dan pada akhirnya mendarat ditanah, pengemudi yang tidak memakai sabuk pengaman terlempat keluar dari dalam mobil, melakukan sedikit pergerakan dan akhirnya tidak terjadi pergerakan apapun lagi, nafasnya sudah berakhir.
Karena tabrakan ini, mobil lainnya yang sedang mengejar Carlson juka mengalami beberapa luka, pada saat mereka ingin kembali mengejar Carlson, mobil Carlson sudah berlari entah kemana.
Pada saat ini, terdapat sekumpulan mobil yang datang menyusul, dengan cepat menangkap sekumpulan orang yang sedang mengejar Carlson.
“Kalian bertugas untuk melindungi presiden Carlson, sisanya bertugas untuk membawa orang yang mengejar presiden Carlson.” Atasan mereka memberikan perintah.
Nasib baik karena tidak terjadi apa-apa pada presiden merka, jika tidak sekelompok orang itu akan merasakan akibatnya.
????
Pada saat orang mereka sudah datang, Carlson perlahan-lahan menurunkan kecepatan mengemudinya, tidak lama kemudian mereka sudah pulang kedalam kediaman mereka.
Carlson turun dari mobilnya, kemudian segera memeriksa keadaan Ariella dan Riella:”Riella, permainnya sudah berakhir. Beritahu ayah, bagian mana kamu merasa tidak nyaman?”
Riella kecil menggeleng-gelengkan kepalanya, lalu kembali mengangguk-anggukkan kepalanya:”Ayah, Riella tidak merasa tidak enak, Riella masih ingin bermain.”
Karena tidak mengerti situasinya, Riella kecil masih mengira jika barusan adalah sebuah permainan, dimana permainan itu dirasakannya begitu enak dimainkan.
“Riella sangat hebat!” Carlson memberikan jari jempollnya, tidak salah jika Riella adalah putrinya, pengetahuan dan keberaniannya tidak sama seperti anak-anak lainnya, umur yang masih begitu kecil bukan hanya saja dia tidak dikagetkan oleh mobil yang tiba-tiba terbang, tetapi merasa begitu bahagia dan masih ingin bermain lagi.
“Iya, anak kita Riella sangatlah hebat.” Ariella mengelus wajah Riella, barusan saja dia merasa begitu terkejut hingga merasa jika hati dan jantungnya sudah akan meloncat keluar, dan Riella mereka bahkan tidak memiliki perubahan ekspresi apapun.
Setelah selesai memuji anak mereka, pandangan Carlson kembali kepada Ariella, pandangan matanya menghangat dan merasa takjub:”Ariella, kamu juga sangat hebat!”
“Ah??.dari mananya aku hebat?” Ariella merasa tidak enak dipuji oleh Carlson, tatapan matanya menghindari tatapan Carlson.
“Kamu dalam segi apapun hebat!” pada saat terjadi keadaan yang berbahaya seperti tadi, Ariella mengerti bagaimana caranya melindungi dirinya sendiri dan melindungi Riella, membuat Carlson tidak meraskan khawatir, dan karena itu dia baru bisa menyingkirkan musuh sepenuhnya, selamat sampai kerumah.
“Aku tidak hebat??” Ariella benar-benar merasa tidak enak dipuji oleh Carlson.
“Riella besar dan kecilku sangatlah hebat!” Carlson melepaskan sabuk pengaman Riella kecil, memeluknya, lalu membantu membukakan pintu untuk Carlson.
Pada saat Ariella menjulurkan kakinya untuk turun dari dalam mobil, tiba-tiba dia merasa jika perutnya sangat sakit.
“Carlson, aku??.perut ku sangat sakit, aku tidak tahu??.”
Memikirkan jika kejadian tadi bisa menyakiti anak mereka, Ariella tidak bisa mengatakan satu kalimatpun.
“Kenapa?” terjadi sesuatu pada Ariella, Carlson merasa lebih khawatir dibanding dengan Ariella.
Carlson menurunkan Riella kecil, lalu kembali mengangkat Ariella.
“Perutku sangat sakit, dan masih terasa sakit??..” Ariella berbicara dengan sangat panik.
Barusan saja dia tidak merasakan jika perutnya sakit, kemungkinan diakibatkan oleh situasi yang sedang tegang, pada saat ini perutnya terasa begitu sakit, hingga sekujur tubuhnya mengeluarkan keringat dingin,
“Ariella, kamu jangan takut, tidak akan terjadi masalah apa-apa.” Carlson mengendong Ariella dan dengan tergesa-gesa masuk kedalam rumah,”Riella, ikuti ayah.”
Riella kecil berlari mengikuti ayahnya, tetapi dia terlalu kecil, dia sudah mengerahkan seluruh kemampuannya, tetapi tetap saja tidak bisa mengejar Carlson.