“Bukankah kamu sering mengatakan, jika kamu adalah suamiku.” Carlson adalah suaminya, dia ingin melakukan apa, Ariella tentu saja akan mendukungnya, tanpa membutuhkan alasan apapun.
“Baik.” Jawaban Ariella sangat membuat Carlson puas, menangkup wajah Ariella dan memberikannya ciuman, ini merupakan pertama kalinya, dihadapan orang lain, dia melakukan gerakan yang begitu mesra dengan Ariella.
Melihat kedua orang itu yang sedang berciuman, Darwin benar-benar merasa tidak senang:”sekarang kita sedang harus melakukan hal yang mendesak, tunggu hingga malam hari kalian bisa kembali melanjutkan kegiatan kalian.”
Dia sekarang merupakan bujangan tua, juga ada orang memberikan kehangatan kepadanya, melihat orang lain yang begitu mesra, dia sangat rela untuk meninggalkan semua pekerjaannya, dan pulang memeluk Efa dan melakukan hal yang sama.
Tetapi pada saat ini sungguhlah tidak memungkinkan, maka dari itu dia baru menghentikan perlakukan mesra yang sedang dilakukan oleh keponakannya, pada malam hari pada saat mereka sudah pulang kerumah mereka bisa melanjutkan kegiatan mereka, tidak aka nada orang yang akan menghentikan mereka.
Carlson melepaskan Ariella, dengan dingin menatap Darwin, memperingatkan dia untuk tidak usah berkata sembarangan.
Istrinya, hanya boleh dipermainkan olehnya, wujud malu Ariella, juga hanya boleh dilihat olehnya, orang lain manapun tidak boleh.
Carlson memeriksa kembali sabuk pengaman pada tubuh Ariella, setelah memastikan Ariella aman, dia dengan cepat membuka kotak.
Didalam kotak terdapat sebuah senjata baru, merupakan senjata terbaru yang dikeluarkan oleh wilayah militer kota Pasirbumi, daya jangakuan tembakannya adalah 400-1000 meter.
Pada saat senjata ini pertama kali keluar, Carlson sudah ingin mencobanya, tetapi ini merupakan harta kesayangan Darwin siapapun tidak boleh menyentuhnya.
Melihat kebaikan Darwin, Carlson memberikan senyumannya dan berkata:”aku akan memanggilmu paman kecil.”
Darwin berkata:”memberikanmu barang bagus baru akan memanggil paman kecil, tidak memberimu barang yang bagus akan memanggilku Darwin, aku benar-benar seperti dipermainkan olehmu.”
“Omong kosong!” Carlson mengarahkan ujung tembakan kejendela, melihat orang-orang yang berada dipulau.
Darwin bertanya:”sudah siap?”
Carlson menganggukkan kepalanya:”iya.”
Mendapat jawaban dari Carlson, Darwin mempercepat laju helikopternya, membuat helikopter terlihat seperti burung kecil yang sedang terbang, hingga mendapat ketinggian yang pas, Carlson bersiap mengeluarkan tembakannya.
Dor??
Terdengar suara tembakan, satu orang musuh, juga merupakan orang yang memberikan perintah kepada musuh nya tadi sudah mati tertembak.
Pada saat ketua mereka mati, pada saat bawahan ketua tersebut ingin memberikan reaksi dan menembak mereka, Darwin dengan cepat menambah kecepatannya dan terbang dengan tinggi, menjauh dari lingkungan parah musuh.
Mereka biasanya sangatlah jarang bersatu, jika tidak sengaja bertemu pun, mereka tidak akan berbicara banyak, tetapi pada saat mereka berdua berkeja sama, tidak perlu menunggu hingga waktu yang lama, mereka akan bisa menjadi sangat cocok dengan cepat.
Dua orang satu gerakan, dengan menggunakan tatapan mata yang begitu sedikit, mereka bisa melihat dengan sangat banyak, sama sekali tidak membutuhkan pembicaraan yang panjang.
Seperti kata pepatah, untuk menghancurkan penjahat, maka hal yang harus dielakukan pertama kali adalah menghancurkan raja mereka, dan pemimpin mereka sudah dijatuhkan oleh Carlson, sekelompok orang itu juga tidak memiliki tenaga, dan hati mereka juga sudah berantakan.
Setelah membereskan ketua mereka, sisa orang mereka dengan sendirinya akan diserahkan kepada Henry, tidak membutuhkan bantuan Carlson dan Darwin lagi.
Menyenangkan atau tidak?” Darwin bertanya.
Tidak ada menyenangkan atau tidak, yang ada mereka salah mengikuti orang.” Carlson menaruh pistolnya dengan baik, dengan suram berkata.
Hanya menghadapi satu orang, jika bisa membuat dia merasa puas, maka orang tersebut tidak akan lagi bisa dipanggil sebagai Carlson.
“Duduklah dengan erat!” setelah mengatakan hal itu, Darwin menambah kecepatan, dengan cepat meninggalkan pulau, semakin terbang semakin menjauh.
Ditubuh Carlson terdapat luka, Ariella juga terkena gigitan ular, mereka secara alami tidak bisa pergi ke Blue Sea Villa berkumpul dengan yang lainnya.
Mereka harus segera kerumah sakit mengobati lukanya, setelah mengobati lukanya barulah bisa pulang bertemu Riella, jika tidak pada saat Riella melihat ayah dan ibunya mengalami luka, dia pasti akan merasa begitu sedih.
Pada saat sampai kerumah sakit, dokter mengatakan jika Ariella digigit oleh ular berbisa, dan untungnya bisa ular ini tidak terlalu mematikan, tetapi setelah beberapa jam terkena oleh gigitan ular beracun itu, itu bisa akan menjadi sangat beracun hingga merengut nyawa.
Nasib baik Carlson begitu cepat membuang racun yang berada di kaki Ariella, baru bisa memberikan banyak waktu untuk Ariella terhindar dari kematian.
Sekarang dokter masih memberikan Ariella obat penawar, membersihkan semua racun yang ada pada tubuhnya, dan memastikan tidak akan terjadi masalah lainnya.
Teetapi luka ditubuh Carlson benar-benar membuat Ariella merasa canggung, karena dia tidak rela meninggalkan Ariella sedikitpun, menyuruh dokter untuk membantunya mengobati lukanya di ruang inap Ariella.
Luka yang didapat ditubuhnya adalah luka pada saat dia berguling ditanah dan memanjat tebing, dan lagi pada saat itu, luka yang tanpa sengaja ditinggalkan oleh Ariella.
Perbandingan kedua luka ini sangatlah mencolok, membuat semua orang yang melihat bisa membedakannya.
Dokter sembari membantu mengobati luka Carlson sembari menatap Ariella, tatapannya sedang berkata, luka ditubuh Carlson sudah sangat serius, Ariella masih begitu tega melakukan hal seperti ini.
Ariella menundukkan kepalanya, tidak berani melihat orang lain, hari ini jika bisa menahannya makan akan lebih bagus, jika tidak mereka akan membuat semua orang tahu hal yang mereka perbuat dipulau.
“Tinggalkan obat ini, kalian pergilah terlebih dahulu.” Tiba-tiba Carlson menyuruh Dokter keluar.
Menunggu hingga dokter keluar, Carlson mengangkat kepala Ariella, melihat wajahnya yang memerah.
Carlson mengetahui, gadis kecil ini, ada saatnya nyalinya begitu besar, tetapi sesudah nyali besarnya berlalu, dia akan berubah menjadi begitu pemalu.
Pada saat dia merasa malu, dia sungguh terlihat sangatlah lucu??di mata Carlson, tidak peduli dia terlihat seperti apa, semuanya ekspresinya sangatlah lucu.
Carlson menaruh obat tersebut pada tangan Ariella, membantu dia menyisir rambutnya, tersenyum dan berkata:”sudahlah, tidak usah malu. Dokter sudah pergi, tidak akan ada orang lagi yang menertawakanmu.”
“aku tidak takut ditertawakan orang lain.” Ariella berkata dengan suara kecil, Carlson pasti tidak mengetahui, orang yang benar-benar membuatnya malu adalah Carlson.
Carlson mengelus kepala Ariella, dan tersenyum nakal:”luka ditubuhku adalah kamu yang membuatnya, maka ini akan menjadi tanggung jawabmu.”
Melihat luka ditubuh Carlson, hati Ariella terasa sangat sakit, tidak mempedulikan tatapan nakal Carlson, berkata:”semua salahku. Selanjutnya aku pasti akan lebih memperhatikannya, tidak akan melukai dirimu lagi.”
“Tidak apa-apa! Aku menyukai luka yang kamu tinggalkan ditubuhku.” Carlson mengambil tangan Ariella dan menciumnya, senyuman lembutnya memberikan kehangatan dan juga membuat orang merasa sangat nakal.
Ariella mengambil tangannya, gerakannya begitu lembut membantu dia memakaikan obatnya, luka sekecil apapun tidak akan dilewatkannya, dia sangat serius membantu Carlson mengobati lukanya.
Wujud Ariella yang begitu serius benar-benar membuat orang-orang menyukainya, Carlson tidak bisa menahannya dan menundukan kepalanya dan mencium wajah Ariella:”Ariella??”
Carlson memanggil nama Ariella, begitu banyak hal yang ingin dia katakan kepada Ariella, tetapi tidak tahu bagaimana cara mengatakannya.
“Iya?” Ariella menjawab dengan ringan, menaikkan kepalanya dan melihat Carlson, dan kembali menundukkan kepalanya mengobati luka Carlson dengan serius.
Carlson berkata:”akulah yang membuatmu kesusahan.”
“Bagaimana bisa tiba-tiba berkata seperti ini?” Ariella menaikkan kepalanya dan menatap Carlson, berkata dengan begitu lembut,”kamu tidak membuatku merasa kesusahan, bersama denganmu, aku merasa sangat bahagia, sangat bahagia, sangat puas.”
Dahulu, dia selalu merasa dirinya begitu kesepian, tidak ada orang yang menyayangi dia, sampai pada akhirnya dia bertemu dengan Carlson.