Mục lục
NOVEL SUAMIKU TERNYATA SEORANG PRESDIR
Thiết lập
Thiết lập
Kích cỡ :
A-
18px
A+
Màu nền :
  • Màu nền:
  • Font chữ:
  • Chiều cao dòng:
  • Kích Cỡ Chữ:

Bab 150 Sejak Kecil Ingin Menikah Dengannya





Dipenuhi dengan suara tawa, 3 junior keluarga Carlson menerima amplop tahun baru yang diberikan oleh senior mereka.





Ariella mengeluarkan dan memberikan hadiah yang telah dipersiapkannya sedari awal kepada senior-senior dan Efa, mereka juga sangat menyukai hadiahnya.





Dikarenakan umur kakek yang sudah besar, sudah bertahan sampai waktu semalam ini bukanlah hal yang mudah, setelah menerima hadiahnya dia juga diantar pulang ke kamar untuk beristirahat.





Ibu menarik Ariella ke samping untuk memesannya beberapa hal penting, lalu ibu dan ayah juga kembali ke kamar.





Setelah kepergian senior, ekspresi wajah Efa pun mulai mendingin, terbaring di sofa, dan menatap kosong satu tempat.





“Ada apa denganmu Efa?” awalnya Ariella memutuskan untuk balik ke kamar, tetapi melihat kondisi Efa yang aneh, dia juga peduli dan menanyai kondisinya.





“Kak….” Efa mengangkat kepalanya, menghembuskan nafas yang panjang, dan berkata:”Menurutmu menyukai seseorang, apakah harus menunggunya menyukaimu kembali, atau kita boleh berinisiatif dahulu untuk mengucapkannya?”





Ariella duduk di samping Efa, dengan serius memikirkan pertanyaannya dan berkata: “Menurutku, kalau memang suka harus berani untuk mengungkapnya. Jika kamu tidak mengungkapnya, dan dia juga menyukaimu. Maka kalian akan melewatkan satu sama lain.”





Menurutnya, pria seperti Carlson, selamanya tidak akan berinisiatif untuk mengungkapkan cintanya terlebih dahulu.





Di kehidupan sekarang, jika Ariella tidak berinisiatif lebih dulu, maka mungkin sampai sekarang mereka tidak akan menjadi sepasang suami istri.





“Harus berinisiatif dulukah?” Efa kembali bertanya.





“Apakah kamu sudah menyukai seseorang?” Ariella bertanya lagi.





Efa mengedip-edipkan matanya, menahan air matanya, dan berkata:”Ya. Aku menyukai seseorang yang sangat menyebalkan.”





Seseorang yang tidak bersedia untuk mengangkat teleponnya, tidak menjumpainya, pria yang amat menyebalkan, dia tidak pernah sebenci ini ke satu orang.





Malam ini, dia meneleponnya lagi, yang diteleponinya adalah nomor pribadi, tetapi tetap saja yang mengangkatnya adalah anak bawahnya.





Dia menyuruh anak bawahnya untuk menyerahkan teleponnya ke dia, orang itu sejenak bingung, dan berkata :”Jenderal sedang sibuk urusan militer, tidak ada waktu. Dia juga memesanku untuk menyuruhmu jangan meneleponinya lagi.”





Dia tahu dia pasti berada disamping, bahkan bisa mendengar suaranya, tetapi dia tetap tidak ingin berbicara dengannya.





Efa juga tidak mengerti, sebelum dia mencapai umur 18, setiap meneleponinya, dia pasti akan menjawab dan menceritakan kehidupannya yang berada di militer.





Imlek tahun lalu, mereka melewatinya di Kyoto, dia segera menyusul ke Kyoto dari Kota Pasirbumi, dan memberikan hadiah besar kepadanya.





Sewaktu berjumpa dengannya, dia bahkan menariknya kedepan dadanya sambil mengukur :”Sepertinya Efa kita sudah bertambah tinggi, sudah sampai di bawah dagu paman loh. Kalau bertambah tinggi lagi, apakah ingin melewati tinggi paman?”





Efa yang berada di dalam pelukannya berkata manja:”Darwin, aku bentar lagi juga sudah dewasa, tidak mungkin bertambah tinggi lagi, jadi kamu tidak usah khawatir.”





Dia mengelus-elus kepalanya dan tersenyum: “Kalau perempuan terlalu tinggi juga tidak bagus, sampai waktunya pria mana yang akan menikahimu.”





“Darwin, kamu sudah tau, mimpiku dari kecil adalah menikah denganmu.” hati Efa sangat polos, apa yang dipikirkannya, itulah yang diucapkannya.





“Bocah bodoh.” Dia mencubit pipinya, seperti menyubit anak kecil,” aku adalah pamanmu. Kamu sudah dewasa, tidak boleh sembarang berbicara lagi.”





Dia menganggap Efa lagi sembarang bicara, tetapi hati Efa jelas bahwa seumur hidupnya, Darwin adalah satu-satunya pria yang akan dinikahinya.





Walaupun umurnya masih kecil, tetapi dia sudah punya pemikiran yang tegas.





Tahun lalu, sehabis imlek, saat Darwin kembali ke kota Pasirbumi, dia mengatakan:”Efa, kamu harus giat belajar. Setelah kamu berhasil memasuki universitas, tahun depan paman akan lebih awal datang untuk melihatmu.”





Setelah itu, diapun giat belajar,bekerja sekeras-kerasnya yang tidak pernah terjadi sebelumnya, menuangkan seluruh tenaganya dalam pelajarannya.





Hanya karena dia mengatakannya, Efa berjuang mendapatkan nilai yang tinggi, masuk ke universitas terkenal, bisa bertemu dengannya dalam waktu singkat.





Nilai pelajaran Efa biasanya juga lumayan, tetapi dengan usahanya yang keras maka prestasinya mulai beranjak tinggi, sewaktu mendapatkan prestasi yang bagus di liburan musim panas, Efa melaporkannya.





Dia ikut senang setelah mengetahuinya lewat telepon, dia bisa mendengarkan suaranya yang sangat senang, dia juga setuju untuk membawanya bermain di kota Pasirbumi.





Lalu, Efa sendirian datang ke kota Pasirbumi untuk bertemu dengannya.





Dia menjemputnya di bandara pada hari Efa sampai, memakai seragamnya yang sangat keren, membuatnya tidak bisa mengalihkan pandangannya.





“Darwin…..” dia berlari menujunya, melemparkan tubuhnya kedalam pelukannya, memeluk erat,” kamu ada merindukanku tidak?”





“Rindu. Sangat rindu.” Darwin sambil tertawa dan berkata. Suara yang keras, sepertinya seluruh orang yang berada di bandara juga bisa mendengarnya.





Seluruh waktu liburan dia habiskan bersamanya.





Selain waktu bekerja, dia juga dengan pribadi membawanya ke tempat bermain, dan restoran makanan lokal.





Pada waktu itu, dia merasa sangat bahagia, sangat senang, bahkan membuatnya merasakan setelah dewasa menikah dengannya pasti akan menjadi sesuatu hal yang sangat mudah.





Setelah liburan berakhir, dia harus melapor ke universitas di Amerika, sebelum dia pulang ke Amerika, dia pernah berjanji kepadanya bahwa saat imlek akan datang lebih awal.





Sebenarnya di awal hubungan mereka berdua masih berjalan dengan baik, tetapi setelah hari dimana dia mencapai umur 18 tahun Darwin pun bertingkah aneh.





Saat itu, dia menunggunya dari jam 12 malam sampai dengan jam 12 malam di hari kedua, selama 24 jam dia tidak menerima telepon ucapan selamat darinya.





Awalnya dia sudah memikirkan kata-kata apa yang harus diucapkannya, ingin memberi tahunya hari ini dia sudah dewasa, sudah berumur 18 tahun.





Tetapi setelah persiapan yang banyak, dia tidak bisa mengatakannya.





Dia bahkan tidak berinisiatif meneleponnya, sewaktu Efa meneleponnya, dia juga tidak menjawab.





Setelah hari itu, dia tidak pernah mendengar suaranya lagi, apalagi bertemu dengannya, sepertinya dia memang sengaja menghindarinya.





“Terkadang abangmu juga menyebalkan.” Ariella mengelus lembut kepala Efa, sambil berkata lagi, “Ada beberapa pria memang mulutnya kurang bisa berbicara, tetapi jika dalam hatinya ada kamu maka semua itu bukanlah masalah.”





“Tetapi….” Efa tidak sanggup mengatakannya.





Karena dia tidak jelas apakah di dalam hatinya ada tempat buat Efa atau tidak, ataupun didalam hatinya sudah ada dia tetapi hanya sebatas hubungan antara paman dan ponakannya, bukan hubungan antara pria dan wanita.





“Tetapi apa?” Ariella bertanya lagi.





Efa mengeluarkan teleponnya, membuka galeri fotonya, dan mencari satu foto yang berada di album pribadinya, menyerahkan foto itu ke kakak iparnya: “Kak, kamu lihat kita berdua cocok tidak?”





Dari foto bisa terlihat cowok itu sangat tampan, Ariella pernah melihat foto itu sewaktu dia mencari foto Carlton di internet.





Dari gosip-gosip yang didengarnya, cowok itu sangat playboy.





Tetapi itu hanyalah gosip yang dilihat dan didengarnya dari internet, Ariella tidak pernah bertemu langsung dengannya, jadi tidak berani untuk menilainya.





“Kak, kamu tidak berbicara, apakah kita berdua tidak cocok?” Efa dengan nada sedih pun bertanya.





“Efa, cocok atau tidak, tidak bisa dilihat dari penampilan, harus dilihat dari sifat kalian dan cara kalian berkomunikasi.” Ariella memeluk Efa, dan berkata, “Aku dan semua orang di keluarga ini akan tetap mendukung pilihanmu.”

Danh Sách Chương:

Bạn đang đọc truyện trên website TruyenOnl.COM
BÌNH LUẬN THÀNH VIÊN
BÌNH LUẬN FACEBOOK