Selama ini mata Ariella ditutup oleh kain, tidak bisa menebak dimana dia berada. Tetapi tidak beberapa lama sekali dia bisa merasakan udara dingin, harusnya di sekitar nya ada lemari es yang besar.
Penculiknya tidak cari masalah jadi dia duduk diam, tidak mau membuat mereka marah agar dia bisa melindungi diri sendiri dan anaknya.
Setengah jam berlalu, penculik telfon Carlson lagi, setelah mendengar suara Carlsom, Ariella langsung berkata: “Carlson..”
Kali ini, dia baru saja panggil nama Carlson, penculiknya langsung merebut ponselnya, dia mendengar mereka berkata dengan suara kencang: “Tuan Carlson, apakah uangnya sudah disiapkan?”
Ariella tidak bisa mendengar suara dari sisi sana, hanya mendengar penculiknya mengatakan: “Antarkan uangnya ke tong sampah di depan Jalan Sudirman No.20, setelah diantar langsung pergi. Kalau kamu macam-macam…”
Bicara sampai sini, penculik menjambak rambut Ariella dan membuatnya kesakitan, tapi karena tidak ingin Carlson khawatir, Ariella menahan sakit dan berusaha untuk tidak teriak.
Ariella tidak bersuara, penculik merasa Carlson tidak terancam, jadi dia langsung menggampar Ariella.
Belakangan ini Ariella makan dan tidur dengan baik, jadi kulitnya sangat putih dan lembut. Setelah digampar oleh penculik, mukanya langsung ada bekas yang merah.
Penculiknya langsung berkata: “Tuan, sekarang saya hanya menggamparnya, kalau kamu tidak cepatan, mungkin saya akan menggores perutnya dengan pisau.”
Saat berbicara, dia mendekatkan pisau ke perut Ariella, membuatnya tidak berani gerak.
Setelah mengancam, Ariella tidak tahu Carlson bilang apa, si penculik memberikan ponsel kepada Ariella, tapi tidak menyalakan loud speaker.
“Ariella, jangan pikirkan apa-apa, jangan lakukan apa-apa, dan juga jangan takut, aku akan datang ke sampingmu dengan cepat ya.”
Ariella mendengar suara Carlson dari telfon. Ini adalah pertama kali suara Carlson tidak rendah dan seksi seperti dulu, malahan sangat hati-hati.
Mendengar suara Carlson buat Ariella ingin menangis.
Setelah mematikan telfon, 3 penculik itu duduk disamping merokok, mereka semakin panik.
Mereka sangat jelas kalau orang yang mereka culik adalah anggota keluarga Tanjaya, adalah istri Carlton dari Group Aces.”
Carlton dari Group Aces siapa?
Mereka belum pernah melihatnya secara la gsung, tapi mereka sudah dengar banyak tentang dirinya. Orang yang kejam dalam berbisnis mana mungkin membiarkan mereka begitu.
Saat ini, istrinya ada di mereka, jadi dia sangat nurut. Sekalinya mereka melepas istrinya, mereka akan diperlakukan seperti apa?
3 penculik itu secara bersamaan kepikiran 1 hal, mereka saling melihat satu sama lain, lalu melihat Ariella.
Setelah ada ide itu, mereka panik sampai menelan ludah. Sudah sampai tahap ini, uang pasti harus didapatkan, kalau wanita ini…
Dia pernah melihat wajah mereka, kalau dia menunjuk siapa mereka, mau kemanapun mereka kabur pasti akan tertangkap.
Penculik A melihat ke ketua nya bertanya, “Kak Tim, apa yang kita lakukan setelah kita dapat duitnya?”
“Apa lagi?” Orang yang dipanggil Kak Tim ini melihat Ariella dan membuat gerakan menggores lehernya.
Mau orang tidak bicara, dan keluarga Tanjaya tidak tahu mereka yang lakukannya, cara terbaik adalah membuat wanita ini tidak bisa bicara selama nya.
Mata Ariella masih tertutup, tidak melihat gaya tangan yang dibuat oleh ketua penculik itu, tapi bisa merasakan mereka menatapnya dengan aneh.
Terlebihnya dia merasa mereka sedang melihati perutnya, dia panik sampai tangannya berkeringat dingin, dan tanpa sadar menelan ludah.
Dia dalam hati berdoa semoga Carlson cepat datang dan melindungi dia dan anaknya.
“Kak Tim, ini wanita Carlson, kualitasnya bagus sekali, lagipula dia tidak bisa hidup lama lagi, bagaimana kalau kita coba.” Penculik B jalan ke Ariella, dan melihatnya.
Mendengar orang ada niat buruk, jantung Ariella berdebar kencang, dan berkeringat dingin.
Merasakan penculik itu mendekatinya, dia langsung mundur untuk menjaga jarak.
Baru gerak sedikit, dagunya ditekan. Tangan yang sangat kasar mengelus mukanya “Kulitnya lembut sekali, belum pernah saya lakukan dengan wanita dengan kulit sebagus ini.”
Ariella sangat ketakutan dan memukul tangan yang ada dimukanya tadi lalu mundur lagi, tapi dia tidak tahu kalau belakangnya adalah tembok.
Orang itu satu tangan menekan pundaknya dan satu nya lagi menekan perutnya, dengan jahat menekanya: “Kalau kamu tidak nurut, akan saya bunuh yang diperutmu.”
Ariella ketakutan, tapi dia tidak mengijinkan dirinya ketakutan, sekarang dia adalah seorang ibu, harus melindungi anaknya.
Sebelum penculik itu lakukan sesuatu, Ariella menutup perut dengan kedua tanganya, dan juga berkata: “Kalian culik aku hanya demi uang, dan aku juga hanya ingin hidup, asal kalian tidak macam-macam, aku jamin kalian dapat uang nya dan Carlson tidak akan mempermasalahkan ini lagi.”
“Bodoh, lepaskan dia.” Ketua penculik berkata
Mereka tidak menganggap nyawa mereka sepenting itu, tapi mereka juga orang.
Mereka menculik dia dan memeras hanya demi uang, ingin hidup yang lebih baik. Kalau bisa hidup siapa juga yang mau kehilangan nyawa.
“Kak Tim?” Penculik B berkata.
Ketua penculik itu menghisap rokok lalu mematikannya, “Masukkan dia ke lemari es itu, bisa hidup atau tidak tergantung nasib dia.”
Lemari es yang biasa setidaknya minus 20 derajat, memasukkan Ariella kedalam, apalagi pakaiannya sedikit itu, tak lama lagi juga akan jadi es.”