” Wah……”
Bayi kecil yang sudah berada di perut ibunya selama sepuluh bulan akhirnya datang ke dunia ini, hal pertama yang dilakukan bayi kecil adalah menangis sekeras tenaga, mereka semua berusaha memberitahukan dunia—- Aku sudah datang!
Dokter menggendong bayinya dan sangat gembira: “Tuan Carlson, selamat selamat, istri anda melahirkan bayi yang gemuk.”
Tetapi mata Carlson sma sekali tidak tertuju pada bayi itu, matanya malah tertuju pada Ariella dan ia mengelap keringat yang ada di dahi Ariella, menciumnya dan berkata: ” Ariella, maaf!”
Hari ini ia harus merasakan rasa sakit yang sangat hebat itu lagi, semua itu karena dirinya, seribu kali permintaan maaf pun tidak cukup untuk mengutarakan rasa sakit yang ada dihatinya.
Ariella menggeleng-gellengkan skepalanya, lalu berkata: ” Bisa melahirkan anak kita lagi, aku benar-benar sangat bahagia.”
Berbeda dengan saat dia melahirkan Riella kecil, operasi ceasar yang sangat menakutkan untuknya, kali ini Carlson terus menemani disampingnya, dia merasa sangat tenang.
Carlson tidak banyak berbicara, tetapi ia bisa merasakan genggaman tangannya yang erat, mentransferkan kekuatannya sedikit demi sedikit kepadanya.
Benar karena Carlson berada disampingnya, memberinya kekuatan, meskipun proses persalinan sangat menyakitkan, tetapi ia juga merasa bahagia.
” Wanita bodoh.” Carlson berkata dengan nada rendah, lalu menciumnya dengan lembut, dan dengan lembut membersihkan semua keringat dan air mata yang ada di wajahnya.
Ariella dengan perlahan mengangkat kepalanya, melihat dokter yang sedang menggendong anaknya: ” Dokter, aku boleh menggendong dan melihat anakku?”
Dokter itu segera menggendong bayinya kehadapannya, masih belum sampai ke depan Ariella, Carlson juga menjulurkan tangannya dan menggendong anaknya terlebih dahulu.
Dia menggendongnya ke hadapan Ariella, berkata: ” Anak kita sangat sehat, sangat lucu. Besar nanti, pasti sama dengan ibunya.”
” Aku malah lebih berharap anakku mirip denganmu.” Karena adalah putra mereka berdua, jadi dia berharap putranya mirip ayahnya.
Anaknya pasti mau ganteng seperti ayahnya, jadi dewasa nanti ia tidak usah khawatir putranya tidak bisa mendapatkan istri.
Ariella sangat ingin menggendong anaknya, tetapi karena ia baru selesai melahirkan, ia sama sekali tidak punya tenaga, dia baru menjulurkan tangannya saja tangannya sudah terjatuh.
” Tidak usah sedih, tunggu kamu sudah baikan, kamu boleh menggendongnya tiap hari.” Carlson ingin menggembalikan bayinya kepada dokter, tetapi melihat tatapan mata Ariella yang begitu, ia tidak sampai hati.
Dia pasti sedang khawatir anaknya dibawa pergi oleh orang lain.
Karena beberapa tahun yang lalu, ketika ia melahirkan Riella kecil, ketika terbangun dari tidurnya, ia sudah tidak ingat apa-apa, sampai ia tidak tahu anaknya sendiri terlahir seperti apa.
Sekarang, dia takut kejadian itu terulang lagi, dia takut jika dokternya membawa anaknya pergi, ia tidak bisa bertemu dengan anaknya lagi.
Carlson berkata dengan lembut: ” Ariella, aku akan menyuruh orang untuk menjaga anakmu, kita kembali ke ruang pasien dan istirahat dulu, nanti dokter akan mengantarkan anak kita ke ruanganmu.”
” Carlson, kamu jaga bayi kita gimana? Aku masih saja takut.” kejadian pada saat itu yang masih menghantuinya, benar-benar membuatnya tidak bisa melupakan kejadian itu.
Carlson ingin menjaganya disamping Ariella, karena ia juga takut.
Mengatakan pria yang begitu tangguh seperti dia masih bisa takut, mungkin tidak ada orang yang mempercayainya, tetapi disaat ini, dia benar-benar sangat takut.
Dia takut kalau dia pergi meninggalkan Ariella sendiri, kejadian yang terjadi beberapa tahun yang lalu itu akan terulang lagi, Ariella tiba-tiba menghilang dari hidupnya.
Carlson tidak takut dengan apa-apa walaupun dunia mau kiamat pun dia tidak akan merasa takut, tetapi untuk Ariella orang yang begitubberharga untuknya, dia takut kehilangan dirinya.
Dia takut, Ariella sekali lagi menghilang dari hadapannya.
Carlson mempunyai hal yang dia khawatirkan didalam hatinya, tetapi ia tidak boleh membiarkan Ariella tahu, dia harus membuat Ariella tenang, jadi dia pun pergi menjaga bayi mereka.
Ketika Ariella keluar dari ruang persalinan, Ayah Tanjaya, Ibu Tanjaya, Efa dan Puspita semuanya menunggu diluar ruang persalinan.
Melihat Ariella didorong keluar, mereka semua mengelilinginya, melihat bayi yang sedang digendong dokter dan melihat Ariella.
” Ariella, kamu tidak apa-apa kan?” Puspita melihat bayinya sekilas, dan terus memperhatikan Ariella.
” Puspita, aku tidak apa-apa, terima kasih kalian semua sudah datang kesini.” Ariella tersenyum lembut.
Carlson melihat semua orang itu dan pada akhirnya pandangannya tertuju pada Puspita,: Nona Puspita, kamu bantu aku jagain Ariella yah.”
Bukan karena Carlson tidak membercayai ayah dan ibunya, tetapi karena beberapa tahun yang lalu ketika Ariella menghilang orang tua mereka juga ada disana.
Jadi kali ini saat Ariella melahirkan, Carlson lebih mempercayai Puspita untuk menjada Ariella, karena ia tahu Puspita itu baik secara tulus pada Ariella.
Ketika Carlson mencari Ariella selama bertahun-tahun, Puspita juga menggunakan tenaga kecilnya untuk mencari Ariella, Puspita adalah satu-satunya orang yang memiliki pemikiran yang sama dengannya—-percaya bahwa Ariella masih hidup!
“Ariella tidak bisa meniggalkan anaknya, kamu pergi menjaga anaknya saja, aku bisa menjaga Ariella.” Kekhawatiran yang dirasakan Ariella, Puspita sebagai sahabat baiknya bisa merasakannya.
………
Sejak dari kehamilan anak ini, Ariella terus mengecek kesehatan tubuhnya dan memperhatikan kesehatan janinnya.
Terlebih karena lahir normal, anaknya sangat sehat, jadi dia tidak usah operasi caesar dan melihat bayinya di kotak inkubator lagi.
Setalah Dokter memandikan bayi itu, dokternya pun menggendong bayi itu ke sampingnya, dan membiarkan dia bisa terus melihat anaknya.
Melihat seorang bayi laki-laki yang berbaring disampingnya, hati Ariella terasa sangat tersentuh, dia sangat ingin mengendong anaknya, tetapi ia takut dia akan merusak wajah anaknya yang tampan itu.
Jadi Ariella hanya terus menatap anaknya dan sesekali ingin sekali menggendong anaknya, tetapi ia merasa ragu dan menyimpan tangannya kembali.
Riella kecil sudah sepuluh tahun, tapi ini adalah kali pertama Ariella bisa melihat anaknya yang baru dilahirkannya, melihat anaknya yang mungil, kebahagiannya seakan ia sudah menakhlukkan seluluh dunia ini.
” Ariella, kamu tidur sebentar.” Pertama kali Carlson menasehati Ariella, tetapi ia tetap menggelengkan kepalanya, ia tidak rela untuk menutup matanya.
Sebenarnya setelah melahirkan anaknya, dia sudah merasa sangat capek, tetapi ia masih tidak mau tidur, karena anak itu memberikannya semangat untuk terus terbangun sampai sekarang.
” Ibu, Riella kecil juga bisa menemani adik kecil, Ibu tidak usah khawatir.” Riella sangat pengertian dan menenangkan ibunya.
” Benar yah, ada aku dan Riella kecil yang menemanimu, kamu masih tidak merasa lega.” Carlson mengusap-ngusap kepala Ariella dan berkata.
” Baiklah, aku tidur sebentar.” Ariella melihat Carlson dan Riella kecil lalu melihat anggota baru keluarga mereka.
Disaat itu, ia seperti melihat anaknya sedang tersenyum padanya, secara perlahan rasa ketakutan dan khawatirnya itu menghilang.
Karena mereka semua adalah keluarganya sendiri, ada mereka disamping dia, pasti tidak akan ada apa-apa.
Sekilas tentang pernikahan, ia menemukan bahwa suami yang baru dinikahi dia adalah BOSS baru di perushaan, kemudian orang yang melantarkannya mencarinya, ibunya mati dalam kecelakaan dan ayahya sudah dibunuh…….
Jika teringat apa yang terjadi dulu, dia masih merasa sangat sedih dan takut, tetapi ia tidak akan takut lagi, karena ia sudah mempunyai Carlson, dan juga kedua anaknya.
Sambil memikirkannya, Ariella merasa semakin lelah dan masuk ke dalam dunia mimpinya, dia bilang dia sudah tidak takut lagi tetapi saat tertidur tangannya masih menggenggam erat selimut bayi kecilnya.
Didalam hatinya, terlihat jelas ia masih khawatir dan takut.
Melihat Ariella yang seperti itu, Carlson menjulurkan tangannya dan mengelus-ngelus kepala Ariella, tangannya menggenggam tangan Ariella dengan erat……
Mungkin dia sudah tahu kalau Carlson akan menemaninya seumur hidupnya, ekspresi muka Ariella semakin lama terlihat semakin tenang, dia denan perlahan melepaskan genggaman selimut bayinya.
Seumur hidupnya, Carlson memiliki Ariella, Ariella juga selamanya mempunyai Carlson, sudah cukup!