Efa itu dari dulu bukan oranf yang mau dibuli, dia pun menekan leher Darwin, lalu menggigit balik Darwin dengan lebih kuat.
Dia langsung menggigit bibir bagian bawah Darwin, gigitannya itu gigitan penuh dengan kekesalan, setelah digigit dengan keras dia baru melepaskannya.
Efa mengangkat tangannya dan. Emegang bibirnya yang penuh dengan darah: “Sialan, mau buli aku, tidak akan bisa.”
Darwin di bawah tatapan dalamnya Efa, jarinya menyentuh luka di bibirnya dan tertawa: “Atau tidak, aku biarkan kamu gigit lagi.”
“Aneh!” Efa menggigit bibir macannya itu, dia menatapnya dengan kesal, lalu dia menutupi dirinya dengan selimut, tidak melihat dia sama sekali.
Darwin menarik selimutnya: “Efa??????”
Efa mengangkat kakinya dan menendangnya, dan teriak: “Pergi!”
Darwin menahan kakinya: “Kamu ini minta dipukul ya?”
Efa berusaha sekuat tenaga agar kakinya dapat lepas, tapi tenaga Darwin terlalu besar, seberapa besar usaha Efa pun dia tidak bisa melepaskan kakinya, tetapi malah mengenai beberapa lukanya yang baru sembuh.
Efa kesakitan dan teriak ah ah: “Darwin, kamu sialan, hari ini aku pasti akan habisi kamu.”
Melihat wajah Efa yang berubah, Darwin menyadari dia sudah membuat masalah dan dia dengan cepat melepaskannya lalu memanggil dokter.
Setelah dokter memeriksa, dia sangat ingin memberi pelajaran ke mereka berdua, tetapi identitas mereka yang tinggi, dokter hanya bisa bicara dengan halus: “Pak Darwin, ada beberapa hal yang tidak bisa langsung didapatkan, tetapi harus perlahan-lahan. Luka Efa belum sembuh, sementara belum bisa melakukan olahraga yang terlalu ekstrim, demi kesehatan dia mohon untuk ditahan sementara.”
Ucapan dokter itu sangat halus, tetapi Efa mendengarnya langsung meledak: “Siapa yang olahraga ekstrim dengan dia, kamu jangan menghina orang ya, kalau tidak kamu akan tahu akibatnya.”
“Efa, jangan marah, jangan marah.” dokter langsung lari, baru disebut seperti itu saja harus marah sebesar itu kah?
“Aku minta kamu menjauh sedikit, jangan ganggu aku.” dokter sudah pergi, Efa sekarang marah dengan Darwin.Ini namanya apa?
Namanya apa?
Ini namanya tidak makan domba tapi satu badan ada bau domba.
Dia dan Darwin tidak melakukan apa-apa, tapi dokter malah mengira mereka melakukan olahraga yang ekstrim.
Kalau tahu dari awal, dia seharusnya langsung menjatuhkan Darwin saja.
“Kamu tidur ya, aku di sini menemani kamu.” ucap Darwin.
“Pergi!” Efa menutup matanya dan tidak peduli dengan dia.
Darwin bukan hanya tidak pergi, dia malah tersenyum.
Dia tidur, maka dia akan menemaninya di sampingnya.
Tidak peduli siapa, dia tidak akan membiarkan dia direbut oleh orang lain, ke depannya dia akan terus menemani di sampingnya, dia akan memberikan cap yang menandakan dia itu khusus miliknya, dan dia selamanya tidak akan meninggalkan dia.
??.??
Keesokan harinya, matahari bersinar dan cuaca sangat bagus.
Ariella menyetir mobilnya menjemput Ferdian, mereka berdua pergi ke area militer utara di Pasirbumi.
Karena ada instruksi dari Darwin, jika mereka mau menemui Daiva yang dipenjara di sana itu adalah hal yang sangat mudah.
“Bang, nanti untuk ngobrol-ngobrolnya aku serahkan ke kamu ya.” Ariella masih sedikit khawatir mereka tidak bisa membuat Daiva buka mulut.
Ferdian berkata: “Nanti lihat kondisi. Bukan tidak mungkin ucapan aku tidak berguna buat dia, tapi ucapan kamu bisa berguna.””Tidak peduli bagaimana, aku harus mendapatkan cara menangkal racun HDR” ucap Ariella dengan pasti.
Selama ini, hampir semua hal dilakukan oleh Carlson untuk dia, kali ini dia harus berbuat sesuatu untuk Carlson dan mengembalikan penglihatannya.
Ferdian menepuk bahunya: “Kamu jangan panik, jika kita bisa mendapatkan caranya bagus, kalau tidak bisa kita akan mencari cara lain lagi.”
Ariella menganggukkan kepalanya: “Aku tahu.”
Mereka berjalan sambil ngobrol, dengan cepat mereka sampai ke tempat Daiva dipenjara.
Kamar tempat Daiva dikurung sangat bersih, kamarnya kecil dan fasilitasnya lengkap, tapi dia sudah menyerah dengan dirinya.
Mukanya tidak dicuci, rambutnya tidak disisir dan sangat berantakan, dia sudah terlihat seperti orang gila yang kesulitan.
Saat Ariella dan Ferdian muncul di depannya, dia tidak merasa itu hal yang aneh, karena hanya dia yang mempunyai cara untuk mengembalikan penglihatan Carlson, kalau mereka tidak cari dia, mereka bisa cari siapa?
Carlson tidak akan meminta Ariella untuk pergi meninggalkannya demi mendapatkan penglihatan kembali, dia itu sangat peduli dengan Ariella, dia tidak akan meninggalkan istrinya demi penglihatan yang dia inginkan.
Bagaimana dengan Ariella?
Kalau Carlson meminta Ariella untuk pergi meninggalkannya, dan selamanya jangan muncul di hadapan Carlson, apakah Ariella akan setuju?
Daiva menebak-nebak, kalau Ariella benar-benar cinta Carlson, dia seharusnya akan setuju.
“Daiva??..” Ferdian memulai pembicaraan dan dia siap untuk memimpin pembicaraan.
Tapi, saat dia baru membuka mulut, dia langsung dipotong oleh Daiva, dia bilang, “Aku tahu kalian kenapa mencari aku, aku akan dengan jelas memberitahu kalian, kalau kalian mau mendapatkan cara mengembalikan penglihatan Carlson, aku hanya ada satu syarat. Asalkan kalian setuju, dan bisa melakukannya, maka aku akan memberikan caranya dan membantu dia melihat kembali.”
“Syarat kamu apa?” Ferdian tahu syarat ini pasti bukan hal yang baik, tapi setiap orang pasti punya rasa penasaran, dia masih ingin tahu syarat yang diajukan oleh Daiva itu apa?
Daiva tidak menjawab pertanyaan Ferdian, dia melihat Ariella dan dia tertawa: “Ariella, yang bisa membuat Carlson melihat kembali itu bukan aku, tapi kamu, kamu adalah orang satu-satunya yang memiliki kesempatan membuat dia melihat kembali dunia yang indah ini.”
Ariella menatap lurus Daiva, setiap dia melihat Daiva, dia merasa Daiva itu orang yang kasihan.
Daiva sudah dikurung di sini sangat lama, tapi dia sampai sekarang masih belum tahu kondisi sekarang seperti apa.
Sambil menatap Daiva, Ariella dengan pelan berkata: “Daiva, kamu sangat jelas tujuan kami mencari kamu, kamu ada syarat apa langsung bilang saja, tidak perlu diputar-putar.”
Daiva berbicara dengan pelan kata per kata: “Ariella, sekarang aku tanya kamu, kalau benar hanya kamu yang bisa mengembalikan penglihatan Carlson, kamu bersedia tidak?”
“Tentu saja.” jawab Ariella tanpa ragu.
“Tentu saja?” Daiva tertawa seperti orang gila, “Syarat aku adalah kamu harus meninggalkan Carlson, selamanya meninggalkan dia, apakah kamu bersedia?”
Mendengar pertanyaan Daiva, Ariella merasa lucu, dia pun melihat Daiva sebagai lelucon.Dia bicara dengan tersenyum lebar: “Daiva, apakah kamu merasa dengan syarat kamu ini aku akan setuju?”