Memikirkan sepatu Kristal tersebut, Ariella kembali melihat dengan serius kotak dari sepatu tersebut, kembali melihat dengan serius kartu ucapan yang terdapat didalam kotak kado tersebut.
–sayangku Riella, selamanya bahagia!
Pada saat itu, dia hanya mengira jika hadiah itu adalah hadiah yang diberikan oleh Efa, karena itu juga tidak memikirkan hal apapun lagi.
Tetapi setelah melihatnya lagi, ucapan selamat ini, tulisan itu terlihat terbang dan menari, dan ditulis dengan sangat kuat, bagaimanapun dia melihatnya itu sudah jelas merupakan tulisan seorang pria.
Seorang pria memberikan hadiah kepada Riella?
Ariella berpikir kembali, memikirkan pria yang sedang tidak berada di kota Pasirbumi Ferdian, apakah dia bisa menyiapkan hadiah dengan lebih awal, lalu diam-diam mengirimkan hadiahnya?
Ariella bergegas menelepon Ferdian, tetapi sinyalnya disana sangatlah tidak bagus, dia menelepon beberapa kali, barulah pada akhirnya teleponnya tersambung.
Ferdian mengangkat teleponnya, Ariella langsung bertanya: “kak, kamu sekarang ada dimana?”
Ferdian: “aku masih berada di Kyoto mengurusi beberapa hal, kenapa?”
Ariella bertanya: “apakah kamu sudah menyiapkan hadiah kepada Riella?”
Ferdian meninggikan suaranya: “melihat kamu begitu perhitungan, aku sebagai pamannya pasti akan memberikan keponakanku hadiah. Tetapi beberapa hari ini aku sangatlah sibuk, tidak ada waktu untuk mempersiapkannya, tunggu aku pulang ke kota Pasirbumi, aku pasti akan memberikan hadiah kepadanya.”
Ariella: “aku sudah tau, kamu sendiri diluar sana, jaga kesehatanmu.”
Ferdian: “Baik, jangan bertele-tele lagi, aku sedang sibuk, aku akan mematikannya.”
Pada saat menutup teleponnya, Ariella sekali lagi melihat kartu ucapan beserta sepatu tersebut, sepatu itu juga bukanlah hadiah yang diberikan oleh Ferdian, maka sebenarnya siapa yang memberikannya?
Juga tidak mungkin jika Puspita yang memberikannya.
Karena takut Puspita berada dalam bahaya, Carlson mengirimnya untuk bekerja sementara di amerika, dan Puspita pun menurutinya.
Satu hari sebelum ulang tahun Riella, Ariella bahkan masih melakukan panggilan video dengan Puspita, Puspita berkata bahwa hadiahnya mungkin akan sedikit terlambat, karena hadiah darinya baru saja dikirimnya, sepertinya Riella baru bisa menerimanya setelah hari ulang tahunnya.
Jika bukan orang yang mereka kenal yang mengirimkannya, maka bisa ada siapa lagi yang begitu menggunakan hati, membuat sepatu yang begitu cantik menggunakan tangannya sendiri dan memberikannya kepada Riella?
Setelah berfikir begitu lama, Ariella masih tidak mengetahui siapa yang telah mengirimkannya, semakin memikirkannya hatinya semakin merasa khawatir
??..
Efa kembali terbangun, kali ini dia tidak bangun dengan sendirinya, melainkan dibangunkan oleh air yang disiramkan kepadanya.
Pada saat dia membuka matanya, melihat dengan tidak jelas orang yang berdiri dihadapannya, orang yang memakai topeng dan kacamata hitam, bahkan matanya tidak diperlihatkan kepada Efa, bbenar-benar sangat misterius.
Efa membuka matanya, berfikir untuk memarahinya tetapi dia bahkan tidak memiliki tenaga untuk melakukan hal itu, air ditubuhnya sudah kering sepenuhnya, penculik juga tidak memberikannya minum, membuat tenggorokannya terasa begitu kering.
Pantas mati!
Beberapa hari ini dia sangatlah siap, pada saat dia minum air dingin, dia bisa membuat giginya kesakitan, pada pagi hari di jalanan besar dirinya diculik oleh orang.
Efa benar-benar ingin marah, tetapi??.
Sudahlah, lebih baik tidak marah, ini benar-benar merusak citra publiknya sebagai idola.
Meskipun dia tidak akan bisa pergi hidup-hidup dari sini, tetapi dia masih beberapa harapan, berharap jika penculik berbaik hati melepaskannya, dia juga berharap jika Darwin bisa menyelamatkannya.
Apakah Darwin bisa datang menyelamatkannya?
Jika mengetahui bahwa Efa ditangkap oleh penculik, dan sudah akan dIbunuh oleh penculik, tidak bisa dikatakand dengan jelas bahwa Darwin akan membuka sebotol bir untuk merayakannya.
Merayakan orang yang mengikuti dia selama ini akhirnya menghilang, selanjutnya tidak aka nada orang lagi yang membuat dia merasa terganggu.
Jangan bilang, jika Darwin lelaki jahat itu benar-benar akan melakukan hal tersebut.
Efa menggigit giginya, jika Darwin berani merayakannya dengan bir, maka Efa tidak akan melepaskannya.
Melihat Efa yang tidak bersuara, orang didepannya membuka mulut dan berkata: “aku hanya memanggangmu, dan kamu sudah tidak bisa menahannya, benar-benar wanita manja.”
“Hanya memanggangku? Apakah dia memiliki hak untuk mencoba-coba memanggangnya?” dia sudah hampir terbakar dengan matang, dan orang mesum ini berkata dengan begitu santainya, seperti memanggang orang adalah suatu hal yang sangat sederhana.
“Ha??.” Orang tersebut tertawa dengan begitu dingin, dan berkata,”anak muda memang baik, sudah bisa dengan cepat mengembalikkan tenaga.”
Efa menatapnya dengan tajam, berkata: “anda sebenarnya siapa? Apakah aku ada menyinggungmu? Apa aku melakukan sesuatu kepada keluargamu? Hingga kamu menggunakan cara yang begitu jahat kepadaku?”
Penculik itu tiba-tiba berjalan mendekati Efa, berkata dengan suram: “kamu tidak menganggu saya, tetapi kakekmu itu tidak sedikit melakukan hal jahat, dia mati dengan begitu muda, dan dengan sendirinya kamu lah yang bertugas untuk mengangtikannya menanggsung semua dosanya.”
“Ternyata kamu menculikku karena kakekku. Terserah pada anda, anda ingin melakukan apa kepadaku.” Setelah mengetahui alasan penculik ini menculiknya, dia sudah menjadi tidak begitu marah, dia mengantikkan posisi kakeknya, itu meruapakan hal yang sudah seharusnya dilakukan, dia tidak memiliki amarah apapun lagi.
Orang tersebut berkata dengan begitu dingin: “ternyata kamu bisa berfikir terbuka.”
Efa tidak memperdulikannya: “jika tidak berfikiran terbuka maka akan seperti apa? Kamu sudah menculikku, aku memanggil langit, langit juga tidak membalasku, memanggil tanah, tanah juga tidak membantuku, aku masih bisa bagaimana?”
Dia benar-benar orang yang pintar, mau bagaimanapun dia akan tidak bisa melarikan diri, hanya bisa menerima semuanya.
Kematian juga bukan merupakan hal yang begitu menakutkan, kedua mata ditutup, maka dunia akan menjadi tenang, semua hal sudah jelas.
Hanya saja masih banyak didunia ini orang yang memikirkannya, ada ayah Ibu yang menyayanginya, kakak dan kakak iparnya, masih ada Riella kecil yang menyayangi dia, dan lagi masih ada orang yang dia benci tetapi tetap tidak bisa dia lupakan, Darwin.
Jika dia meninggalkan dunia ini dengan cara seperti ini, mereka pasti akan merasa sangat sedih.
“Gadis kecil, maka kita akan kembali melihat-lihat, nantinya apakah kamu masih bisa terlihat cantik.” Setelah selesai berbicara, ditangan penculik tersebut terdapat pisau pemotong buah, masih belum menunggu hingga Efa melihat dengan jelas, dia sudah menggores lengan Efa.
Efa menggunakan kaos pendek berwarna putih dan memakai celana pendek, hampir semua anggota tubuhnya terpapar.
Orang ini kembali membuat satu goresan lagi, tidak ada belas kasihan sama sekali, membuat lengan putih Efa terdapat bekas goresan, dan darah mengalir dengan lancarnya.
“Aw!” Efa merasakan kesakitan hingga menggigit giginya, matanya seperti sudah akan keluar dari tempatnya, karena dia diikat diatas kursi, gerakannya sangatlah terbatas, tidak bisa menendang orang tersebut, dia malah membuat kursinya terjatuh dengan sangat keras kelantai.
Efa memarahi orang tersebut: “kamu orang jahat, sebenarnya apa yang ingin kamu lakukan?”
Orang tersebut menunduk dihadapan Efa, menggunakan pisaunya yang tajam merobek baju Efa: “kamu tebak, apa yang aku perbuat kepadamu?”
“Kamu berani!” orang jahat ini masih ingin memperkosanya sebelum membunuhnya?
Efa berfikir ingin mundur beberapa langkah, tetapi karena kebetulan kursinya jatuh tepat didepan dinding, dia tidak bisa bergerak satu incipun, hanya bisa membuka mata lebar-lebar melihat orang jahat itu membuka bajunya.
“Hentikan tanganmu!” Efa menatap benci penculik itu,”and ajika ingin membunu ku maka cepatlah membunuhku, tancapkan pisau dengan kuat kepadaku, tidak usah bermain-main seperti ini.”