“Maaf! Kalau melihat wanita cantik, aku ngga bisa menggontol diri.” Henry meminta maaf dengan tulus dan merasa bersalah karena ia tidak bisa mengendalikan tindakannya.
“Nggak bisa mengontrol diri? Kamu pikir kamu itu binatang? Yang kalau melihat binatang betina ngga bisa mengontrol diri dan melakukannya?” Pria ini mencoba merayu, Ariella tidak akan kemakan dengan cara seperti ini, ia langsung berbicara dengan kata yang tidak enak.
Ariella kembali ke kantornya, semua orang masih mendiskusikan kasus pembunuhan di Pelabuhan, tidak ada habisnya.
“Ariella, kasus ini sangat aneh, membuat semua orang jadi penasaran, berita dari kamu kan luas, bisa ngga bantu kita cari tahu biar kita ngga penasaran lagi.” Kata Asisten Desy yang tiba-tiba datang.
“Pernahkah kamu mendengar tentang rasa penasaran yang membunuh kucing?” rasa penasaran dapat menggangu mental seseorang, tetapi Ariella merasa cukup tahu aja tidak perlu terlalu berlebihan.
Kalau terlalu berlebihan, masalah yang sampai terkena di diri sendiripun tidak akan tahu.
Sekarang ini ia hanya ingin dengan lancar melahirkan anak keduanya dengan Carlson, lalu bersama Carlson membawa Ariella kecil dan baby, berempat untuk melewati kehidupan yang sederhana.
Pemikiran Ariella selama ini hanya begitu mudah.
“Okey, aku tahu mentalmu kuat, tapi aku tidak, aku akan mencari orang lain untuk bergosip.” Desy melambaikan tangan pada Ariella, lalu dengan cepat bergabung dikerumunan orang untuk bergosip.
Melihat Desy sudah lari pergi menjauh ia baru melepaskan pandangannya, ditangannya ia masih memegang design yang diberikan oleh Henry.
Design yang sama persis, kalau bukan plagiat, mana mungkin bisa kebetulan seperti ini?
“Ariella, nanti siang makan bareng.”
Lagi-lagi Henry yang berdiri didepan kantor dia, masih dengan sikap kerja yang serius.
Ariella mengerutkan kening, ingin menolaknnya, tetapi Henry melanjutkan pembicaraannya: “Pagi dan sore Direktur Billy tidak punya waktu, nanti siang dia ada sedikit waktu luang, hari ini kalau tidak segera diselesaikan tentang case tadi, dia akan segera dinas keluar negeri.”
Urusan kerjaan lagi……sialan!
Ariella tidak pernah sekalipun berbicara kasar, tapi kali ini ia tidak tahan dan ingin sekali mengeluarkannya.
Tetapi ia tetap harus menahannya, demi pekerjaan, harus tahan……masih ada Billy disana, Henry tidak akan berani macam-macam.
Ariella menarik nafas dan melihat kearahnya: “Oke.”
“Kalau gitu sampai bertemu nanti siang.” Henry tertawa lalu pergi.
“Alangkah baiknya pergi jauh-jauh jangan sampai muncul dihadapanku lagi!” Ariella segera mengeluarkan HP dan mencari foto suaminya untuk menenangkan diri.
Memang kesayangannya Carlson yang paling ganteng, ingin dilihat seperti apapun tetap enak dipandang, Ariella melihat sambil mengular tangan memegang muka dan dada Carlson.
Foto ini ia diam-diam ambil saar Carlson tertidur, Carlson yang melepaskan bajunya terlihat sangat sexy.
Untung saja ke sexy-an nya ini hanya ia seorang yang dapat melihatnya, tidak seperti Henry yang seharian dari pagi sampai malam hanya bisa menggunakan matanya untuk menggoda wanita dikantor.
[Dua harimau, dua harimau–]
HP yang ada ditangan Ariella berbunyi, dengan lagu kesukaan Ariella kecil (Dua harimau).
Ketika Ariella sedang asik melihat badan suaminya yang bagus itu, tiba-tiba dia menelepon masuk, yang membuat Ariella salah tingkah seakan dia maling yang tertangkap.
Dengan wajah memerah ia mengangkat telepon, lalu berkata dengan lembut: “Carlson, belum waktu jam istirahat tapi kamu sudah menelepon aku, kangen?”
“En.”
Dia menyambut dengan hangat, tetapi suara dari telepon hanya membalasnya dengan satu kata ??en??, suasana berubah menjadi dingin?
Carlson tidak berbicara, Ariella mebengkamkan bibirnya, lalu dengan sedikit ngambek berkata: “Siang ini aku mau pergi makan dengan atasan untuk mendiskusikan kerjaan, jadi tidak bias makan sama kamu.”
“Ok.” Carlson tetap masih menjawab dengan singkat, seperti kembali ke masa mereka awal menikah, dia yang dulu seperti ini.
Ariella jengkel, pria ini mau ngapain lagi sih?
Dia lalu kembali berkata: “Nanti siang aku mau pergi makan dengan pria lain!”
“Ok.” Carlson masih menjawab dengan singkat, bahkan tidak ada yang tahu apakah dia mendengar perkataan Ariella atau tidak.
Ariella kembali berkata: “Maksud kamu apa? Istrimu akan pergi makan dengan pria lain, kamu ngga peduli?”
“Ok, kamu harus menjaga keselamatanmu ya, kalau ada apa-apa jangan lupa telepon aku, ada masalah yang harus aku selesaikan, aku putusin telepon dulu.” Selesai berbicara, Carlson langsung memutuskan telepon.
Mendengar suara tut tut dari HP, Ariella tidak dapat berkata perasaannya seperti apa.
Sudah lama, kalau mereka mengakhiri telepon, Carlson akan membiarkannya memutuskan telepon terlebih dahulu.
Dia tidak pernah menjelaskan maksudnya, tetapi Ariella mengerti, dia hanya tidak ingin Ariella mendengar suara tut tut seperti merasakan kehilangan, dan perasaan hati akan tidak senang.
Lambat laun, Ariella menjadi terbiasa dengan perlakuan Carlson yang memanjakan dia, mengalah dan menuruti semua keinginannya.
Kali ini bukankah hanya lebih dulu memutuskan telepon, dia sudah sedih seperti ini.
Ariella segera menepuk-nepuk wajahnya, tidak ingin membiarkan dirinya terlarut dalam pikiran yang aneh-aneh.
Carlson orang baik, dia bilang ia sedang sibuk, pasti dia sedang sibuk, Ariella harusnya mengerti.
Hanya saja Ariella masih tidak bisa menahan rasa kekecewaannya, dia sudah berbicara dengan sangat jelas kepada Carlson bahwa dia akan pergi makan dengan pria lain, tapi dia tidak melarangnnya sama sekali.
Kalau saja Carlson melarannya, dia bisa mencari alasan dan bilang ke Henry, kalau saja suaminya tidak suka jika dia pergi makan dengan pria lain, jadi masalah pekerjaan diselesaikan saat jam kerja saja.
Tetapi Carlson tidak berbicara apapun dan dengan royalnya mengizinkan dia pergi.
Ini adalah hal yang tidak akan pernah dilakukan oleh Carlson dulu.
Tetapi agar tidak membuat Carlson khawatir, Ariella mengirimkan pesan pada Carlson walaupun hatinya masih penuh dengan keluhan: “Carlson, aku tidak pergi makan dengan pria lain, hanya pergi mendiskusikan masalah pekerjaan dengan rekan kerja dan atasan. Jadi kamu tidak perlu khawatirin aku, aku dan baby akan baik-baik saja.
Selesai mengetik, Ariella kembali melihat-lihat, dengan hanya melihat ketikan panjang itu, hatinya merasa sangat bahagia.
Disaat sedang diluar sendirian, hati selalu berpikir ada orang yang akan mengkhawatirinya, memperhatikannya, bahkan kangen padanya, dia akan merasa sangat bahagia.
Ariella pikir Carlson tidak akan membalas pesannya karena sibuk, siapa sangka baru saja dia kirim pesan, ia sudah mendapatkan pesan masuk.
“Ok, hati-hati. Nanti malam setelah selesai jam kerja, aku pergi menjemputmu.”
Dapat dirasakan bahwa Carlson sangat sibuk, bahkan ditelepon saja terasa kalau hatinya sedang tidak tenang, seperti sedang memikirkan sesuatu.
Ariella kembali membalas pesannya: “Carlson, aku sudah bukan anak kecil lagi. Kamu selesaikan saja dulu pekerjaan kamu, tidak perlu mengkhawatirkan aku. Aku akan bekerja dengan benar, makan dengan teratur, dan akan menjaga baby kita baik-baik.”
Tanpa sadar, ia pun mengelus perutnya.
Anak mereka sudah semakin membesar didalam perut, beberapa bulan lagi dapat merasakan gerakan tendangan didalam perut, nantinya, Riella ada kakak laki-laki dan adik baru, memikirkan hal ini membuatnya sangat senang.