Mục lục
NOVEL SUAMIKU TERNYATA SEORANG PRESDIR
Thiết lập
Thiết lập
Kích cỡ :
A-
18px
A+
Màu nền :
  • Màu nền:
  • Font chữ:
  • Chiều cao dòng:
  • Kích Cỡ Chữ:

Bab 737 Tidak Ingin Menjadi Orang Ketiga


Perkataan ini, Oriella tak hanya berkata pada Liotta, tetapi juga untuk dirinya sendiri.


Tidak peduli jalan sampai mana, rumah tetaplah tempat paling hangat dan aman baginya, orang tua adalah orang yang akan selalu terpikir olehnya ketika ia sedang sedih.


Jka ditanya siapa orang yang paling menyayangi dirinya, menyayanginya tiada batas, itu sudah pasti adalah kasih sayang dari orang tua.


Tetapi hari dimana ia dewasa berusia delapan belas tahun, merasa dirinya suah dewasa, ia tidak berkata pada mereka, lalu pergi begitu saja melewati banyak negara demi mencari Abang Hansel, membuat ayahnya marah, marah sampai saat ini masih tidak ingin memperdulikannya lagi.


Dan ia?


Melewati beberapa negera sendirian, Abang Hansel memang sudah ditemukan, tetapi Abang Hansel tidak dapat menggunakan identitas aslinya untuk bertemu dengannya.


Abang Hansel berkata untuk menunggunya, menunggunya untuk menyelesaikan urusannya.


Ia tahu, Abang Hansel sebagai seorang pemimpin suatu negara memikul banyak sekali tanggung jawab, ia sangat mengerti dia dan bisa menunggunya.


Tetapi ia tidak dapat menerima masalah tentang tunangannya, secara tidak langsung ia sudah menjadi orang ketiga diantara hubungan dia dengan tunangannya.


Orang Ketiga!


Kata ini, tidak pernah ia sentuh sama sekali sejak kecil, karena orang tuanya tulus saling menyayangi, siapapun tidak ada yang bisa menghancurkan hubungan mereka.


Tetapi ia memiliki banyak teman yang karena kehadiran orang ketiga dikehidupan mereka, akhirnya membuat satu keluarga hancur, menceraikan istri dan berpisah dengan anak.


Mereka ketika berkata “Orang Ketiga” selalu menggerutukan gigi mereka, ia juga sangat meremehkan identitas itu.


Dan hari ini, ia secara tidak langsung menjadi orang ketiga yang dapat menghancurkan hubungan orang lain.


Ia merasa sangat konyol dan menyalahkan diri sendiri, saat itu tanpa mendapatkan persetujuan dari keluarga, ia melewati banyak negara sendirian, hanya untuk mencari orang yang ingin ia cari.


Hari ini, ia merasa dirinya sangat menyedihkan, bertemu dengan masalah yang tidak dapat ia selesaikan sendiri, dan tiba-tiba memikirkan keluarga, ingin kembali pada mereka, dan bersembunyi dan meminta perlindungan dari mereka.


Ternyata, ia adalah seseorang yang pengecut!


Dirinya yang pengecut membuat ia tidak respect pada dirinya sendiri.


“Oriella, apa yang kamu ngomongin ini aku tahu. Walaupun orang tuaku sudah tiada, tetapi aku masih punya Kakak, dia juga sangat menyayangiku.” Walaupun Kakak lebih sering bersikap tegas padanya, tetapi Liotta tahu bahwa Kakaknya sangat menyayanginya.


“Liotta, semangat ya.” Oriella memukul pelan bahu Liotta, terkadang ia merasa iri dengan Liotta, selain makan, hal lain tidak pernah ia pikirkan.


“En En En, aku pasti akan bersemangat.” Liotta menganggukan kepalanya.


“Liotta, kamu tidak buruk, dibandingkan orang lain kamu paling baik, ingat, lain kali lebih percaya diri, bersikap lebih baik untuk dirimu sendiri.” Kata Oriella.


“Oriella……aku melewati hari dengan baik kok.” Liotta memegang kepalanya, dengan bodoh tertawa, “Aku tidak pernah merasa aku lebih buruk dari orang lain, hanya saja orang lain yang merasa.”


“En, bagus kalau begitu.” Oriella tersenyum dan berkata, “Kalau begitu aku pergi dulu, kita bertemu lagi di Newyork ya.”


Ingin mengatakan dirinya pengecut juga tidak masalah, ingin mengatakan dirinya lemah juga tidak masalah, intinya ia tidak ingin menghadapi masalah ini, ia takut orang lain akan memarahinya sambil menunjuk kearahnya, memarahinya karena telah menjadi orang ketiga yang merusak hubungan orang lain, memarahinya wanita tidak benar yang tidak punya malu.


Kalau Abang Hansel bukan pemimpin tertinggi sebuah negara, tidak jadi tunangan adalah sebuah hal yang biasa saja, tetapi dia adalah pemimpin tertinggi sebuah negara yang dimana kehidupan pernikahannya pasti menjadi perhatian banyak orang.


Beberapa tahun ini, tidak pernah melihat seorang pimpinan tertinggi sebuah negera ada yang batal menikah maupun cerai, sekalipun diantara mereka tidak ada perasaan, tetapi mereka akan tetap memaksakan melewatinya seumur hidup.


Karena pernikahan mereka tak hanya masalah mereka sendiri, mereka adalah panutan seluruh rakyat, tindakan mereka yang mengwakili sebuah negara.


Memikirkan hal ini, hati Oriella sangat sakit, sakit hingga merasa dingin, bisa dibilang, ia dan Abang Hansel selamanya tidak akan bersama.


Walaupun ia sangat ingin bisa bersama dengan Abang Hansel, tetapi ia mungkin karena keinginannya malah tidak menjaga identitas Abang Hansel.


Jadi salah satu cara terbaik menyelesaikan masalah ini adalah kepergiannya, ia harus pergi disaat Abang Hansel belum mengakui identitas dirinya.


Sudah jelas ini adalah cara yang terbaik, tetapi kenapa setiap kali memikirkan hal ini ia selalu sedih, sedih hingga hati ini seperti bukan milik sendiri lagi.


Ia seharusnya tidak boleh menyudutkan Abang Hansel hanya dari pemikirannya sendiri, ia seharusnya menunggunya, setidaknya mendengar penjelasannya, tidak seharusnya ia mundur dan bersembungi seperti kura-kura.


Ia ingin mencari Abang Hansel sudah belasan tahun, hari ini ia sudah menemukannya, tapi hanya karena masalah kecil ia harus mundur?


Apakah benar ia harus mundur?


Perjalanan menuju bandara, Oriella terus menundukan kepalanya memikirkan apakah ia harus pergi begitu saja tanpa berpamitan, maka dari itu ia tidak menyadari bahwa taksi yang ia naik tidak mengarah ke bandara.


……


Menjamu tamu dari luar negeri, ini adalah hal yang paling sering dilakukan setelah menjabat menjadi Presiden.


Kali ini, karena menjamu pasangan yang datang ke negara A, jadi Pak Presiden yang bertanggung jawab untuk menjamu juga perlu memiliki pasangan untuk menjamu bersama, kalau begitu orang yang paling tepat untuk menemaninya adalah tunangannya.


Ketika Pak Presiden sedang melakukan pidato, pengawal yang paling dia percaya tiba-tiba berjalan beberapa alngkah kesampingnya dan sedikit berbisik ditelingannya.


Setelah selesai mendengarkan, kedua alisnya tanpa sadar mengerut, memancarkan tatapan yang khawatir, tetapi dengan cepat dia mengembalikan emosinya.


Dia menganggukkan kepalanya, lalu ia tetap melanjutkkan pidatonya, pidatonya membuat pasangan Kairat terus menganggukan kepala yang mengartikan mereka setuju.


Setelah acara pertemuan sudah berakhir, Pak Presiden bertanggung jawab menemani Tuan Kairat untuk mengunjungi dan melihat museum sejarah peninggalan.


Vanessa, Tunangan Pak Presiden bertanggung jawab menemani Nyonya Kairat untuk mengunjungi dan melihat kerajinan tangan yang paling terkenal.


Pak Presiden bertanggung jawab menemani Tuan Kairat untuk membicarkan urusan negara, Vanessa sebagai tunangan Pak Presiden dan yang juga akan menjadi wanita dengan status tertinggi dinegara A, memintanya untuk menemani Nyonya Kairat adalah pilihan yang tepat, tidak ada orang lain lagi yang lebih cocok dibandingkan dia.


“Nyonya Kairat, silahkan sebelah sini.” Seluruh waktu di sore hari, Vanessa menemani disisi Nyonya Kairat, wajahnya terus memasang senyuman yang royal dan lembut.


“Nona Vanessa, terima kasih atas penjamuannya, saya sangat puas dengan jadwal saya hari ini.” Nyonya Kairat tersenyum manis, dapat terlihat dengan jelas, dia sangat puas terhadap orang yang menemaninya hari ini.


“Anda puas adalah tujuan pekerjaan kami kali ini.” Vanessa tersenyum dan menjawab dengan rendah hati.


Dia terus bersikap seperti itu didepan perdana mentri negara, karena sebagai calon ibu presiden ia harusnya memiliki sikap seperti ini dan dia kurang lebih sudah menyiapkannya.


……


Setelah acara makan malam, panitia yang menemani pasangan Kairat untuk pergi beristirahat, Miguel dan Vanessa akhirnya bisa terbebas dan menghela nafas lega.


Miguel melihat kearah Vanessa, wajah yang sedari tadi tersenyum ramah dan lembut dalam sekejam berubah menjadi sangat dingin: “Hari ini kamu sudah sangat lelah menemaniku seharian ini, aku antar kamu pulang untuk beristirahat.”


“Miguel, terima kasih!” Vanessa menganggukkan kepala.


“Kita masing-masing saling memerlukan, kamu ngga perlu bilang terima kasih.” Dia menaikkan tatapan matanya melihat kearah luar jendela, didalam hatinya memikirkan gadis kecil itu.


Dia sudah berjanji padanya, malam ini dia akan menggunakan identitas Abang Hansel untuk pergi menemuinya, ia malah diam-diam memesan tiket pesawat untuk kembali ke Newyork.


Kenapa?


“Tetap saja aku mau ngomong terima kasih.” Vanessa melihat dia sekilas, dan terlihat jelas dihati nya tersembunyi masalah, lalu kembali berkata, “Miguel, kamu sepertinya masih ada urusan yang perlu kamu selesaikan, kamu pergi sibuk saja dulu dan meminta orang lain untuk mengantarku pulang.”

Danh Sách Chương:

Bạn đang đọc truyện trên website TruyenOnl.COM
BÌNH LUẬN THÀNH VIÊN
BÌNH LUẬN FACEBOOK