Wajah Carlson memang sangat tampan yang selalu mencuri perhatian orang banyak, kalau saja dia sedikit lebih fashionable, bisa berapa banyakkah orang yang akan jatuh hati padanya?
Memikirkan wajah tampan Carlson akan membuat perhatian orang-orang menuju pada dirinya, membuat hati Ariella menjadi sedikit bete dan ingin rasanya ia menyembunyikan Carlson.
Menyembunyikannya ditempat yang tidak ada siapapun, jadi orang-orang tidak ada yang mencoba melirik Carlson.
Tiba-tiba Ariella tersadar dan merasa kaget dengan pikirannya yang seperti itu, ternyata dia orang yang memiliki pikiran sempit, hanya karena sikap Carlson ke Keira lebih baik saja dia sudah sangat cemburu.
Biasanya ia selalu bilang Carlson tipe orang yang sangat cemburuan, tak disangka jika dirinya sedang cemburu akan lebih parah dari Carlson.
Disaat Ariella sedang berpikiran yang aneh-aneh, baju sudah selasai diganti, potongan baju yang rapi membuat lekuk badan Ariella terlihat dengan sempurna, ia sendiri bahkan tidak pernah menyadari memiliki lekuk badan yang begitu indah.
Tentu saja bagian terpenting bukanlah potongan baju yang rapi.
Tetapi panjang baju pengantin yang beberapa meter terbuka lebar kebelakang, berwarna putih seperti salju, yang sekejap membuat Ariella terpana melihatnya.
“Nyonya Carlson, kamu cantik sekali! Pantas saja Pak Carlson sangat mencintaimu.” Keira dengan tulus memuji Ariella.
Disaat itu dia sangat terkejut melihat keindahan baju pengantian yang dibuat dengan rajutan tangan, baju pengantin yang begitu sempurna dibuat sendiri oleh designer Ivan, dengan memikirkan biayanya saja sudah sangat mengerikan.
Dan hanya Ivan yang bisa membuat kerajinan tangan seperti ini, lalu didunia ada berapa banyak orang yang pantas menggunakan karya seindah ini?
Hari ini Ariella menemukan jawaban dari dalam diri dia sendiri, tidak ada yang pantas kecuali dia, tidak peduli wibawa ataupun bentuk badan, itu semua sama, tidak ada yang bisa membandingkan diri mereka dengan dirinya sendiri.
Mereka semua pun terpana, beberapa tahun ini mereka banyak melayani orang yang kaya raya, tetapi tetap orang yang sekarang berada didepannya jauh lebih enak dipandang.
Jangankan pria, semua pekerja perempuan yang melihat Ariella saja sangat terpukau dengan kecantikan yang dipancarkan.
Seperti kata pepatah ?C Aku melihat permaisuri cantik??
Tidak make up saja, Ariella sudah terlihat sangat cantik, apalagi jika ia sudah make up, akan secantik apa dia?
“Terima kasih!” Ariella berkata sambil tersenyum.
Selama ini, ia tidak pernah merasa bahwa dirinya cantik, mungkin karena ia berada disamping Carlson terlalu lama, selalu melihat ketampanan wajahnya, jadi ia sama sekali tidak pernah memikirkan dirinya sendiri.
Tetapi hari ini, ini pertama kalinya ia mengenakan baju pengantin putih dan ia kenakan untuk suaminya, ia tiba-tiba merasa dirinya berubah sangat cantik.
Dirinya yang ada dicermin, ia dapat melihat kulitnya yang putih halus, mata berbinar, bibir sedikit merah, semakin ia lihat ia merasa semakin puas, ini adalah pertama kali dihidupnya ia merasa sangat cantik.
Mungkin juga bukan karena dirinya cantik, tetapi karena hatinya yang sangat puas.
Saat ini, ia sangat bahagia, tak hanya hatinya, wajahnya juga memancarkan raut wajah yang bahagia, sehingga membuat dirinya terlihat elegan dan sangat lembut.
Kulit Ariella sangat halus dan putih, jadi alat make up baginya hanyalah kebutuhan tambahan, tidak terlalu penting.
Karena itu penata rias hanya mempoles sedikit wajah Ariella dengan bedak dan merapikan alis yang sedikit berantakan.
Dibawah, Carlson telah selesai menganti pakaiannya, ia menunggu dengan waktu yang cukup lama sehingga ia terus melihat ke arah tangga berkali-kali, ingin sekali dirinya naik ke atas untuk melihat Ariella, tetapi ia harus menahannya.
Apa yang diucapkan Keira benar, dia mempunyai banyak waktu untuk dapat bersama dan melihat Ariella, tidak perlu terlalu terburu-buru.
Walaupun begitu, Carlson tetap tidak dapat bersabar untuk bertemu dengan mempelai wanita yang cantik, ia terus jalan bolak balik.
Akhirnya, setelah ia mendengar signal dari atas bahwa mempelai wanita sudah selesai bersiap-siap, ia langsung dengan segera lari ke atas untuk menemui mempelai wanitanya yang cantik jelita.
Tetapi ditengah-tengah ia berlari ke atas, Carlson tiba-tiba menghentikan langkah, dia menarik nafas panjang, membiarkan dirinya untuk lebih tenang, ia harus muncul didepan mempelai wanita dengan sikap yang elegan.
Baru saja dia berusaha untuk menenangkan diri, tak disangka, ia melihat Ariella didepan sana.
Ariella berdiri disana, ketika dia naik ia langsung dapat melihat Ariella, hanya perlu sekilas, matanya langsung tertuju pada Ariella, semua yang berada disekitar Ariella seakan berubah menjadi latar belakang.
Selama ini, Carlson tahu bahwa Ariella sangat cantik, walaupun memang bukan dipandangan pertama dapat terlihat cantiknya, tetapi semakin menatapnya dirinya semakin cantik, seperti sebuah bir, yang semakin dinikmati semakin enak.
Kali ini, Carlson baru meyadari bahwa Ariella sangat cantik, kecantikan dia membuat hati berdebar dengan kencang bahkan tidak dapat memalingkan mata dari dirinya, seakan dia adalah pusat penglihatan orang disatu dunia ini yang membuat semua orang tertarik, orang yang berada disekitarnya seakan tidak ada.
Ia terus menatap Ariella dengan membeku ditempat, ia tampaknya sudah lupa bagaimana ia harus melangkahkan kaki.
Carlson terus menatap Ariella, sebaliknya Ariella juga terus menatap Carlson, tatapan Carlson membuat Ariella terus berdebar-debar, tetapi karena sudah biasa melihat Carlson yang tampan, bagi Ariella penampilan Carlson seperti biasa.
Tetapi tatapan mata Carlson yang terus memperhatikannya, membuat Ariella merasa seakan-akan ia seperti telanjang tidak mengenakan pakaian apapun.
Memikirkan hal ini membuat wajah Ariella merah bersipu malu dan tidak berani menatap Carlson.
Ariella memalingkan pandangannya, akal pikiran Carlson pun akhirnya pelan-pelan tersadar, dia kembali mengumpulkan nyawanya, berjalan kearah Ariella, lalu memeluknya.
“Carlson, jangan……” Ariella berusaha mendorongnya, banyak orang yang melihat mereka, apa yang ia ingin lakukan?
Carlson melambaikan tangan untuk memberi kode kepada orang sekitar dan mereka langsung beranjak turun.
“Ariella!” Dia memanggil lembut nama Ariella, tetapi juga dapat merasakan tenaganya yang kuat, yang membuat satu kata ini terdengar sangat mendalam.
“En!” Ariella terbalut dalam pelukan hangat Carlson.
“Bersedia melewati seumur hidup dengan aku? Apapun masalah yang dihadapi, jangan ngomong untuk berpisah lagi.” Carlson bertanya dengan suara sedikit gugup.
Sebelum mengelar pernikahan, ia ingin mendengar jawaban pasti dari mulut Ariella untuk membuktikan pernikahan ini, ia tidak ingin semua ini hanya angan dia semata.
“Aku bersedia.” Ariella 1000 persen bersedia, karena dia adalah istri dari Carlson, tentu saja ia ingin terus bersamanya seumur hidup.
“Kamu bersedia apa?” Carlson masih ingin mendengar jawaban yang pasti.
“Aku bersedia melewati hidup bersamamu selamanya, apapun yang terjadi kedepannya aku tidak akan meminta untuk berpisah.” Ariella berbicara sambil menggigit bibirnya.