Mục lục
NOVEL SUAMIKU TERNYATA SEORANG PRESDIR
Thiết lập
Thiết lập
Kích cỡ :
A-
18px
A+
Màu nền :
  • Màu nền:
  • Font chữ:
  • Chiều cao dòng:
  • Kích Cỡ Chữ:

Bab 852 Adakah Kemungkinan itu?


Pergi kemanapun boleh?


Stephan merasa tuan-nya itu seperti sedang mempermainkannya.


Tak perlu dibilang dunia ini sangat besar, bahkan Kota Atmajaya pun dalam sehari tak cukup untuk diputari.


Membiarkan mereka pergi ke mana, dia sendiri tak tau harus pergi ke mana.


Diapun diam-diam memperhatikan tuan rumah itu, tatapannya dengan tenang menatap lurus kedepan, selain itu ia terlihat sangat kesepian.


Sekilas, Stephan mengerti, tuan rumahnya itu takut untuk bertemu Nona Vanessa dengan identitasnya sebagai Lourdes.


Lourdes berada di parkiran terdiam begitu lama, ia berfikir dan kemudian dengan segala keberanian bertemu Vanessa.


Di bandingkan dengan pengkhianatan Vanessa, dia lebih takut Vanessa menatapnya dengan tatapan dingin, seperti itu jauh lebih membahayakan.


Dia takut lagi, jadi ia pun dengan malangnya kabur bersembunyi ke suatu tempat, berpura-pura masih menjadi laki-laki yang Vanessa cintai.


Begitulah manusia, sangat aneh, jelas-jelas saling mencintai tapi masih saling melukai, jelas-jelas mencintai tapi takut untuk mencinta, takut untuk melukai lebih dalam lagi.


????..


Sebuah mobil dari parkiran rumah sakit meluncur, dari pintu keluar kemudian ada sebuah mobil yang berhenti di mulut pintu parkir masuk.


Keluarlah beberapa orang dari mobil tersebut, yang satu mudah dikenali adalah Miguel, yang satu lagi adalah Oriella, yang lain adalah Vanessa.


Meskipun ia memakai jaket dingin tebal, tapi dia terlalu kurus, sehingga terlihat ketika di tiup angin langsung terbang.


Dia tidak hanya kurus, wajahnya terdapat luka, kakinya juga terluka, ketika dia jalan sungguh tidak kuat, masih perlu dituntun oleh Oriella.


Meskipun ia kurus lemah, tapi tatapannya sangat pasti, Lourdes mengepalkan tnagannya dan berkata, “Berhenti.”


Stephan berhentikan mobil, ia melihat kebelakang ke arah Lourdes, kali ini tatapannya tidak kosong, ia sedang melihat Vanessa.


“Mati!” Stephan bersuara kecil.


Tuan mereka melihat lukanya Vanessa pasti akan mencari tau se

















Bab nya, maka dari itu apa pun yang dilakukan oleh Nina pasti akan ketahuan.


Nina sejak kecil sudah berada di keluarga Handaja, termasuk anak angkat dari keluarga tersebut, perlakuan Tuan kepadanya juga sangat baik, semua yang dilakukan demi kebaikannya.


Tapi tuan mereka dibuat Nona Vanessa terpana, wanita di dunia ini sungguh banyak, namun dia hanya melihat Nona Vanessa tersebut, sangat jelas sekali.


Kalau mau lihat tuan mereka hidup sengsara, yaitu dengan memusnahkan Nona Vanessa dari dunia ini.


Tapi yang tidak disangka adalah, Nona Vanessa tersebut sangat kuat, ia tidak hanya jatuh ke lubang yang dalam, kemudian ia ditolong oleh orang lain.


Benar-benar kurang ajar!


Tapi dia juga tidak boleh senang terlalu awal, jatuh ke jurang hanya menunjukkan salah satu cara untuk mati saja, cara lainnya masih banyak.


Apapun yang terjadi, mereka harus mencari cara lain untuk menghalangi Nona Vanessa jatuh ke pelukan Tuan mereka lain, jangan sampai membiarkan keluarga Handaja hancur seperti dahulu lagi.


Stephan hanya mengedipkan mata, tatapan dinginnya seperti jarum menusuk, tatapannya seperti tatapan mematikan.


Tapi dengan cepat ia membalikkan perasaannya lagi, kalau tuannya tau bagaimana perasaannya pasti mereka akan di habisi baru menghabisi Nona Vanessa.


Kematian mereka tidak bernilai apa-apa, tapi meskipun mati sekaligus harus juga membawa Nona Vanessa sekalian.


Stephan melihat Lourdes yang masih memandangi Vanessa tersebut memberanikan diri bertanya, “Tuan, kita sudah boleh pergi?”


Lourdes melihat Stephan, ia menunggu Vanessa masuk ke rumah sakit baru menurutinya masuk mobil dan pergi.


Banyak kali tindakannya sungguh diluar kendali, Vanessa pergi kemanapun, dia mengikuti di belakangnya.


????????..


“Nona Vanessa, anda tenang saja, Abang Hansel bilang Lourdes akan datang menjengukmu, dia pasti akan datang menjenguk anda.” Ketika melihat tempat tidur tersebut ia grogi hingga mengepalkan tangan, Oriella menenangkannya.


“Ya, pasti, dia pasti datang.” Vanessa mengangguk, dia lebih yakin daripada Miguel bahwa Lourdes akan datang. Karena perasaan Lourdes kepadanya lebih besar di banding Miguel.


“Ya, kamu berfikir demikian baru benar, apapun yang terjadi, kamu pulihkan dirimu dulu, aku akan menunggumu sampai dia datang.” Ketika berbicara demikian, Oriella berfikir hal lain, “Kak Vanessa, tunggu aku ya, ada yang harus ku bicarakan dengan Bang Hansel.”


Bang Hansel baru saja pergi tak lama, Oriella sekarang menyusulnya masih terkejar, dia langsung keluar dari kamar dan menelpnya.


Ketika tersambung, ia mendengar handphone Bang Hansel berdering terletak tak jauh dari situ.


Bang Hansel bukannya pergi kerja?


Handphone nya kenapa berada di sebelah?

Danh Sách Chương:

Bạn đang đọc truyện trên website TruyenOnl.COM
BÌNH LUẬN THÀNH VIÊN
BÌNH LUẬN FACEBOOK