“En?” Carlson menggunakan dagunya mengenai leher Ariella, dengan suara yang lembut berkata, “Kalau begitu katakan apa yang membuatmu senang?”
Ariella menggedipkan mata, dengan suara manis berkata, “Karena saat aku disakiti oleh orang lain, kamu pulang tepat waktu untuk membantuku, jadi aku sangat senang.”
Tidak seperti 3 tahun lalu, saat dia dijebak, dia bertahan sampai saat terakhir Carlson juga tidak datang.
3 tahun lalu, dia terbaring sendiri di meja operasi yang mengerikan, melihat dengan matanya sendiri anak mereka dikeluarkan dari perutnya, tapi dia tidak bisa melakukan apapun.
Saat itu, di dalam hatinya selain merasa putus asa tetap hanyalah putus asa, dia masuk ke dalam kegelapan, merasa dirinya tidak akan memiliki masa depan lagi, tidak akan pernah bertemu dengan suaminya lagi, tidak akan pernah melihat anaknya yang baru lahir itu.
Sekarang jika teringat masalah itu, jantung Ariella tetap berdetak dengan kencang, tetap merasa takut..
Barusan saat dia di serang oleh tuan besar dan asisten Dolvin, rasa takut itu sangat jelas, dia sangat khawatir dia akan kembali seperti dulu dan tidak bisa melarikan diri dari iblis itu.
Disaat dia khawatir dan tidak tahu harus melakukan apa, Carlson pun kembali ke sisinya.
Saat dia melihat Carlson yang tinggi itu berdiri di depan pintu, dia seolah-olah melihat pelangi, begitu berwarna.
Hanya melihatnya, dia sudah sangat tenang dan tidak merasa takut lagi.
Pria ini, adalah suami resminya, saat semua orang meninggalkannya, dialah yang berdiri di sisinya, dengan suara yang rendah memberitahunya—Ariella, aku ada di sini!
Saat semua orang menggunakan masa lalunya menyerangkan, dia tetap ada disisinya,berkata pada Ariella— masa lalumu tidak ada kaitannya dengan ku, aku hanya peduli dengan masa depanmu. Jangan lupa, pelindungmu adalah direktur.
Saat ibunya meninggal, dia tidak memiliki sandaran, dan Carlson mengatakan—Airella, kamu masih punya aku.
Iya, tidak peduli berjalan kemanapun, tidak peduli kapanpun, Ariella selalu merasa ada sebuah tenaga yang selalu mendukungnya.
Dulu dia tidak mengerti apa yang—terjadi, hari ini dia mengerti, tenaga itu diberikan Carlson padanya.
Di masa lalu, kehidupannya dengan Carlson dulu sedikit demi sedikit muncul di benaknya, perlahan merangkai semua ingatannya yang paling nyata.
Dia adalah istri Carlson, Carlson adlah suaminya, mereka memiliki seorang anak.
“Ariella, aku sudah pulang terlambat.” Carlson dengan merasa bersalah berkata.
Begitu dia mendapatkan kabar kakeknya datang ke Moonriver dia pun langsung pulang, dengan secepat mungkin pulang, namun dia tetap membiarkan Ariella sendiri menghadapi kakeknya begitu lama.
“Tuan Carlson, kamu sama sekali tidak pulang terlambat.” Ariella tersenyum manis.
Jika dia pulang terlalu cepat, dia mungkin tidak akan bertemu dengan tuan besar dan asistennya, tidak bertemu dengan mereka, tidak ada yang bisa memberi tekanan padanya, dia mana mungkin bisa mengingat semua ingatan ini.
“Ariella—” Carlson dengan kuat mengelus nya, menganggap Ariella sedang membujuknya makanya berkata seperti itu.
Gadis bodoh, tidak peduli kapanpun, dia selalu memikirkan dari sisinya, kenapa dia tidak memikirkan untuk dirinya sendiri?
Saat ini, Carlson ada di sisinya, dia bisa melampiaskan semua emosinya, dan bukan menahan semua masalah sendiri.
Dia yang seperti ini semakin membuat Carlson tidak tega.
Ariella bersandar di pelukannya, dengan pelan berkata, “Carlson.”
Carlson mengelus kepalanya, “En?”
Dia mengangkat kepala, melihat Carlson, mengedipkan matanya yang besar berkata, “Bisakah kamu berjanji satu hal padaku?
Carlson menganggukkan kepala, “Katakan.”
“Kamu janji dulu padaku.”
“Kamu katakan dulu.”
“Kalau begitu aku tidak akan mengatakannya.”
“Baiklah, aku janji padamu.”
Mendengar dia sudah berjanji, Ariella pun tersenyum, menahan rasa gugup dan malunya, menjingkekkan kaki dan menciumnya.
Setelah menciumnya, dia ingin lari, namun Carlson langsung menariknya kembali, memeluknya, dengan suara rendah berkata, “Ariella, katakan padaku, apa yang terjadi?”
“Tidak apa-apa. Aku hanya ingin menciummu.” Dia hanya ingin menciumnya, hanya alasan yang begitu mudah.
“Apa?” Carlson tidak percara dengan sikapnya yang aneh, mengeluarkannya dari pelukannya, memegang bahunya dan melihatnya.
Setelah Ariella kembali, dia adalah orang yang ingatannya tidak lengkap, jadi dia tidak akan begitu mudah denganya. Walaupun mereka sudah berhubungan, tapi Ariella tidak akan berinsiatif menciumnya.
3 tahun lalu, sebelum mereka berpisah, Ariella memang sangat jahil, padahal sangat malu, tapi dia selalu menciumnya.
Memikirkan ini, Carlson pun teringat sesuatu, apakah ingatan Ariellanya sudah kembali? Ariellanya sudah mengingatnya?
Dia begitu senang sampai tidak bisa mengatakan apapun, hanya melihat Ariella, dengan tatapannya bertanya, dan berharap Ariella memberikannya jawaban yang pasti.
“Tuan Carlson, kamu melihatku seperti ini, apakah kamu tidak suka aku menciummu?” padahal Ariella tahu Carlson menyukainya, tapi sengaja bercanda dengannya.
“Aku suka.” Carlson tidak berani langsung menanyakan apakah ingatannya sudah kembali atau tidak, khawatir jika dia selalu mempertanyakan ini akan memberikan tekanan padanya, akan membuatnya merasa terganggu. Dia tidak ingin membuat Ariella merasakan sedikitpun tekanan dan tidak nyaman.
“Kalau begitu temani aku kesuatu tempat yah?”
“Baik.”
Ariella tidak mengatakan pada Carlson untuk menemaninya kemana, Carlson langsung menyetujuinya, tidak peduli kemanapun, asalkan Ariella ingin dirinya menemaninya, dia tetap akan menemaninya.
Ingatan masa lalu, Ariella sudah hampir mengingat semuanya, tapi Ariella tidak memberitahukannya pada Carlson, karena dia tidak tahu harus bagaimana mengatakannya, dulu kakek kandung melakukan apa padaku.
Tidak peduli betapa tidak bisa dimaafkannya hal yang dilakukan tuan besar, tapi bagaimanapun dia adalah kakek Carlson, mereka tidak bisa memutuskan hubungan darah mereka, jadi masalah yang begitu serba salah ini, Ariella tidak tega membiarkan Carlson melakukannya.
Carlson tidak ingin Ariella mengalami sedikitpun rasa sakit, begitu juga dengan Ariella, dia juga ingin melindunginya, tidak ingin dia merasa serba salah.
Kemampuan Carlson sangat hebat, orang diluar tidak ada yang bisa menyakitinya, yang bisa menyakitinya hanya orang yang berhubungan darah dengannya.
Ariella menyuruh Carlson menemaninya ke Montana, tempat yang mereka tinggali di awal pernikahan, Ariella mengatakan ingin pergi ke sana melihat-lihat, ingin melihat apakah dia bisa mengingat sesuatu lagi, sebenarnya Ariella ingin melewati kehidupan yang sederhana lagi dengan Carlson.
Setiap hari setelah pulang kerja, Ariella akan sibuk memasak di dapur, sambil memasak, sambil menunggu Carlson pulang, dulu dia tidak merasa perasaan ini begitu baik, sekarang saat memikirkannya membuatnya merasa sangat bahagia.
Ariella mendorong Carlson ke ruang buku, berkata, “Tuan Carlson, kamu sibuk dengan pekerjaanmu dulu. Aku pergi siapkan makanan untukmu.”
“Ariella, apakah kamu….”
“Apakah aku kenapa?” dia tahu apa yang ingin Carlson tanyakan, namun berpura-pura tidak tahu, mengedipkan mata berpura-pura tidak tahu apapun dan dengan polos menatapnya.