Ketika keraguan sedang meliputi Darwin, pintu terbuka, seorang laki-laki berjalan keluar dari dalam ruangan.
Dia melihat Darwin, Darwin juga melihat dia, mereka berdua saling bertatapan, tatapan mata penuh dengan api kebencian.
Seakan jika ada percikan api, maka dapat meledakkan garis api yang tak terlihat diantara mereka berdua, benar-benar bisa membuat mereka meledak.
Tentu saja, garis apa yang tak terlihat ini siapa, dalam hati mereka tahu dengan sangat amat jelas, walaupun sudah lewat beberapa tahun lamanya, rasa janggal dihati mereka masih ada, siapapun tidak ada yang bersedia untuk mengalah.
Setelah saling bertatapan dalam waktu yang cukup lama, Darwin akhirnya menegakkan badannya dan memberikan tatapan legit kepada lawan, orang tersebutpun lama-lama melunak.
Setelah melunak orang tersebut tertawa dengan sangat awkward: “Kepala militer Darwin, selamat datang ditempat saya.”
Yang dia maksud bukan lah negara A, dan juga bukan kota Atmajaya, tetapi ada makna lain dibalik kata “tempat saya”, dan menekankan dua kata ini.
Tujuannya untuk apa, tidak ada yang tahu, tetapi Darwin yang sebelumnya sudah pernah berkomunikasi dengannya sangat amat jelas.
Saat itu ketika orang tersebut pergi ke Kota Pasirbumi, dimana itu adalah tempat Darwin, Darwin pernah menyelonong masuk kerumah dia untuk memperingatinya sesuatu dan kejadian itu tidak bisa terlupakan oleh keduanya.
“Tempatmu lalu kenapa?” Darwin tertawa tipis dan berkata dengan nada yang sedikit mengancam.
“Aku hanya bercanda kepada Kepala militer Darwin.” Orang tersebut berjalan keluar, lalu menggulurkan tangan pertanda untuk mempersilahkan masuk dan tersenyum berbicara, “Kepala militer Darwin, silahkan masuk!”
Darwin pun tidak melangkah mundur malah segera melangkahkan kaki masuk.
Sekarang cuaca di kota Atmajaya sudah dingin, diluar angin bertiup kencang, angin yang bertiup menusuk hingga kedalam tulang, tetapi begitu masuk kedalam ruangan, penghangat ruangan langsung memberikan sebuah kehangatan.
Tanpa menunggu orang itu menjamu, Darwin langsung memilih sebuah tempat untuk duduk, menggulurkan tangan untuk membersihkan dan menghangatkan tempat duduk yang sempat dingin.
Orang tersebut meminta orang untuk mengantarkan minuman, sambil dengan sopan berkata: “Kepala militer Darwin, kamu datang dari jauh, pasti lelah. Aku sengaja meminta orang untuk menyiapkan teh paling terkenal di kota Atmajaya untuk disajikan kepadamu. Setelah mencoba, kamu boleh mengomentarinya, bagaimana perbedaan teh di kota Atmajaya dengan Kota Pasirbumi?”
“Tidak perlu mencobanya, hasilnya aku sudah tahu. Teh Kota Pasirbumi kami adalah teh yang paling baik didunia, tidak ada teh lain yang bisa dibandingkan dengan teh kami.” Perkataan Darwin sama sekali tidak ada perasaan.
Raut wajah orang tersebut berubah, tetapi tetap berusaha untuk tersenyum: “Kepala militer Darwin, kamu tidak mencobanya lalu memberikan kesimpulan seperti ini, berarti kamu melewati banyak barang bagus.”
Darwin kembali dengan perkataan yang simpel: “Apakah sebuah barang bagus, aku sekali lihat sudah dapat mengetahuinya, sekali lihat sudah dapat memastikan, sekali memastikan itu sudah pasti selamanya, orang hina seperti mereka tidak perlu terlalu berharap banyak.”
Orang tersebut belum sempat berbicara, Darwin sudah lebih dulu mengatakan semua perkataan yang ia ingin utarakan akhirnya dia hanya bisa menelan kembali perkataanya.
Tanpa menunggu orang tersebut menjawabnya, Darwin kembali berkata: “Rico, kita sama-sama orang yang saling mengerti, aku juga nggak ingin berputar-putar lagi, kamu juga ngga perlu begitu sopan menyambut aku padahal hati kamu sangat membenciku, kita ada apa ya ngomong apa, katakanlah semuanya biar hati kita nyaman.”
Darwin berbicara perkataan ini membuat Rico akhirnya dapat menghela nafas lega.
Meskipun dia adalah seorang diplomat yang paling jago dibagian perang adu mulut, tetapi dia benar-benar tidak pernah melakukan adu mulut dengan orang yang dia benci.
Bagi dia, orang yang dia benci sejak awal pasti sudah bertemu dengan Tuhan, Darwin adalah orang satu-satunya yang masih bisa hidup dengan baik.
Bukan karena dia tidak ingin melenyapkan Darwin, tetapi dia tidak memiliki kemampuan itu untuk melenyapkan Darwin, ini yang membuatnya semakin membencinya.
Rico kembali berkata: “Kepala militer Darwin benar-benar orang yang terus terang, kalau gitu aku ngga persilahkan kamu minum teh……tetapi kamu ngomong begitu banyak, ngga haus kalau ngga minum air?”
Angkuh tidak memberikan kelebihan sama sekali, tetapi Rico sebagai seorang yang diplomat yang jago beradu mulut tentu saja harus membalikkan perkataannya bukan.
“Aku hari ini datang mencarimu tujuannya untuk tanya sama kamu tentang kasus mata-mata yang terjadi tiga puluh tahun yang lalu, apa yang kamu ketahui?” Darwin berbicara sangat terus terang, sama sekali tidak memperdulikan reaksi Rico, seolah-olah Rico adalah kentut yang berlalu.”
“Darwin, kamu sialan masih punya muka buat tanya aku masalah ini?” Membicarakan masalah ini membuat Rico yang raut wajah dari senyum-senyum menjadi emosi.
Dia langsung berdiri menunjuk kearah wajah Darwin dan marah: “Darwin, kamu masih tanya aku, kenapa kamu ngga pergi tanya orang tua yang sudah mati itu. Masalah itu adalah perbuatannya, dia juga yang bunuh orangnya, dia jauh lebih jelas tentang masalah dibandingkan orang lain.”
Darwin: “……”
Saat itu memang ayahnya yang menangkap dan membunuh orang itu, masalah ini memang sudah ada bukti yang jelas, tidak dapat mencari alasan untuk menutupi semua.
Darwin tidak berbicara, Rico emosi sampai ke ubun-ubun: “Marga Sutedjo, kamu hari ini cari aku, untuk ngomong masalah ini tujuannya untuk apa?”
Darwin menstabilkan emosinya dan berkata: “Kasus mata-mata ini, kedua orang tua Efa sepertinya adalah orang pengganti. Menurutku mata-mata sesungguhnya ada orang lain, atau bisa dibilang dibalik semua ini ada orang yang memanipulasi, mereka sama sekali ngga tahu kalau mereka ke Kota Pasirbumi untuk dijadikan mata-mata.”
Meskipun perkataan Darwin berbelit-belit, tetapi Rico sebagai seorang diplomat, paling jago adalah kemampuan berbicara, jadi ia sekali mendengar sudah mengerti dan bertanya: “Maksudmu orang tua Efa mati karena ketidakadilan?”
Darwin menganggukan kepalanya: “Betul. Beberapa hari yang lalu aku menerima email anonim, masalah ini menimbulkan pertanyaan, setelah melihatnya aku merasa ada kemungkinan, makanya aku ingin melacak untuk mencari kenyataannya. Di negara A, yang aku kenal hanya kamu, walaupun aku sangat membencimu, tetapi aku masih mencarimu, kamu seharusnya merasa terhormat.”
“Sialan.” Mendengar perkataan ini, Rico kesal hingga mengambil barang dan akan melempar kearah Darwin tetapi barang tersebut belum saja dia lempar, dia kembali tertawa: “Darwin, kamu ingin menggali lubang sendiri?”
Efa awalnya adalah istri yang telah ditetapkan oleh Rico sejak kecil, tetapi ketika pergi mencarinya kembali, hati Efa sudah menjadi milik Darwin dan dia sama sekali tidak bisa mencari kesempatan untuk merebutnya kembali.
Dia pernah kecewa, ingin sekali dirinya merebut kembali Efa, tetapi pada akhirnya ia mau tak mau harus melepaskannya, karena dia masih berharap Efa dapat melewati hari dengan baik.
Belasan tahun ini, dia berusaha untuk melupakan Efa, tetapi bagaimanapun dia berusaha untuk melupakannya, sosok Efa semakin terus melekat dibenaknya.
Ini alasan kenapa dia tidak menikah.
Hari ini Darwin mencari dia dan berbicara padanya suatu masalah yang besar, apakah bisa dibilang Darwin berterus terang segalanya didepan dia?
Tujuan Darwin melakukan ini untuk apa?
Rico melihat Darwin, dia ingin mencoba membaca isi pikiran Darwin melalui mata dan ekspresi wajah, tetapi pada akhirnya dia sama sekali tidak melihat apapun.