Mục lục
NOVEL SUAMIKU TERNYATA SEORANG PRESDIR
Thiết lập
Thiết lập
Kích cỡ :
A-
18px
A+
Màu nền :
  • Màu nền:
  • Font chữ:
  • Chiều cao dòng:
  • Kích Cỡ Chữ:

Bab 283 Mantan Ibu





Saat pintu besar itu terbuka, Ariella masuk dengan hati-hati.





“Riella kamu sudah pulang.”





Tiba-tiba suara lembut yang familiar itu terdengar lagi.Ariella berhenti maju, melihat kiri kanan, tetapi tidak melihat apa-apa, suara pun sudah tidak terdengar.





Ariella lanjut jalan, datang ke ruang utama, mendorong pintunya. Dan dia mencium bau jamuran yang menusuk, jaring laba-laba terlihat dimana-mana.





Ariella berdiri di depan pintu, yang dia lihat bukan lagi rumah penuh jaring laba-laba, melainkan seorang wanita muda sedang menggendong anak perempuan kecil dan bermain.





Muka anak kecil itu penuh dengan tanah, tapi wanita itu tidak merasa tidak suka, malah mengambil handuk basah untuk mengelap mukanya.





“Riella, mama barusan bersihkan lantai, darimana kamu bawa pulang tanah?””Riella, mama gendong kamu ke kaca, biar kamu lihat betapa kotornya muka kamu.”





“Riella, jadi anak kecil diam sedikit, jangan terlalu nakal.””Riella…”Suara lembut wanita itu terdengar Ariella, menghangatkan dia.





Ibunya suka bersih, dulu selalu bantu pembantu untuk membersihkan rumah, sampai lantai kayu saja bisa dijadikan kaca.





Mama?





Secara tidak sadar Ariella terpikir itu semua, terpikir ibunya, terpikir ibunya suka bersih.





Terpikir mamanya dulu selalu menggendong dia dan dengan senyum berkata. Perempuan harus lembut, harus cantik, harus jaga kebersihan…





Suara ibunya terdengar jelas, wajah Ibu yang muda pun sudah mulai terlihat jelas.





Banyak kejadian yang familiar, dia ingat, dia namanya Ariella, mamanya selalu panggil dia Riella.





Tapi dia hanya menemukan ingatan ibunya dan dia saat kecil, kalau mengenai cara ibunya meninggal dia tetap tidak ingat.





“Mama…” Ariella menutup mata dan menghirup nafas dalam-dala, lalu berkata: “Riella sudah pulang lihat mama.”





Ariella terus jalan, berdasarkan perasaan naik ke atas ke kamar ibunya, kamar yang sudah penuh dengan debu dan jaring laba-laba, tidak seperti saat ditinggal ibu.





Ibu mengumpat nangis di dalam kamar sudah gambaran yang sangat dulu, adalah ingatan terdalamnya, dan sekarang ibunya sudah tidak ada.





Bagaimana ibunya meninggal? Apakah seperti yang Puspita bilang dan berhubungan dengan Zeesha?Ariella tetap tidak ingat, tapi dia sama sekali tidak panik, dia sudah ingat sedikit, berarti itu awal mula yang baik.





Dia percaya asalkan dia berusaha pasti bisa mengingat masa lalu dia.





Ariella terus jalan di rumah penuh debu dan jaring laba-laba itu terus mencari ingatan, tapi tidak ada hasil.





Jalan sampai koridor lantai 2, ada sebuah gudang.





Ruang itu tertutup rapat, Ariella tahu itu gudang karena tertulis disana.





Dia berdiri sebentar disana, setelah dipikir-pikir dia membuka pintu dan masuk.





Ruangan itu tidak ada jendela, ruangannya sangat gelap, penuh dengan berbagai macam barang, dan bau jamurannya lebih parah daripada yang diluar.





Ariella menekan tombol lampu di tembok, tapi karena sudah dikosongkan terlalu lama, lampu dan listrik rumah ini sudah mati lama.





Ariella memanfaatkan sinar dari luar pintu, untuk jalan-jalan dan lihat-lihat. Tidak lama kemudian pintu kamarnya tertutup, Ariella mendengar suara pintu terkunci, satu-satunya sinar di dalam ruangan itu pun tidak ada.





Sejak terkunci semalam di lift rumah sakit, berada di ruangan gelap menjadi ketakutan bagi Ariella.





Dia lari ke depan pintu dalam waktu tercepat, ingin membuka pintunya, tapi pintu itu dikunci dari luar, jadi dia tidak bisa buka.





Pintu dia tidak bisa dibuka, ruangannya gelap, Ariella tidak bisa keluar, kejadian itu menyerang dia.





Dia takut tidak bisa buka pintu, dengan keras meminta bantuan: “Ada orang tidak, tolong buka pintu..”





Dia teriak sangat lama, suaranya sudah serak tapi tetap tidak ada yang buka pintu.





Seperti dia balik ke beberapa tahun lalu, balik ke malam dimana dia terkunci di lift, bagaimanapun dia teriak tidak ada yang datang menolong dia, membiarkan dia diam disana semalaman.





Kalau orang itu menyadari dia lebih lama lagi, dia mungkin mati disana karena kekurangan oksigen.





Kejadian itu terulang lari dan tidak ada orang di sampingnya, Ariella pasti sangat takut.





Dua tangannya memeluk kakinya, badannya bergemetaran, sudah lama hilang kemampuan berpikir.





Tidak tahu berapa lama kemudian, pintu kamar itu ditendang orang, dan pintunya jatuh. Debu berterbangan, ruangan itu ada sinar lagi.





“Ariella…”





Ariella mendengar ada orang memanggil nama dia, sangat familiar dan menghangatkan, suara yang rendah, adalah suara paling indah yang dia pernah dengar.





Dia membuka mulut ingin menanggapi, tapi menyadari kalau badannya sudah lemas, ingin memanggil nama dia saja tidak bisa.





Carlson masuk ruangan itu dan melihat sekilas lalu jalan ke samping dia. Dia langsung menggendong dia: “Ariella, jangan takut, tidak apa-apa.”





Digendong Carlson, Ariella sadar dia sudah sangat lemas, tapi dia tidak takut lagi karena ada Carlson.





Ingatan dia tentang mereka tidak banyak, tapi dia tidak meragukan niat dia lagi, tidak akan mencurigakan perasaan dia.





Kalau dia ada niat lain, dia tidak akan berikan rasa aman seperti ini.





Walaupun dia tidak ingat kalau dia istrinya, tapi tidak bisa tidak diakui kalau hati dia sekali lagi mendekat ke dia.





Pria yang begitu pengertian dan lembut, bagaimana orang bisa tidak menyukai dia?





Setelah sekian lama, Ariella mengangkat kepala, melihat tatapan Carlson yang khawatir dan tidak tega, dia pun merasa sakit hati.





Dia berkata: “Carlson, maaf! Aku tidak akan membuat kamu khawatir lagi.”





Tidak peduli dia ingat masa lalu mereka atau tidak, dia tetap mau Carlson, mau menjadikan dia istrinya, tidak akan melepaskan tangan dia lagi.





“Tidak apa-apa, kita pulang dulu.” Carlson mencium keningnya dan langsung menggending dia, dan jalan keluar.





Duduk di dalam mobil, Ariella balik melihat tempat tinggal lama dia.





Langit mulai gelap, sudah lama tidak ada yang tinggal, tumbuh rumput liar, gedung rumah yang kecil itu membuat orang menggigil.





Setelah memasukkan Ariella ke mobil, Carlson suruh supir pergi lalu tidak bersuara lagi, terlihat seperti marah.

Danh Sách Chương:

Bạn đang đọc truyện trên website TruyenOnl.COM
BÌNH LUẬN THÀNH VIÊN
BÌNH LUẬN FACEBOOK