Ketika Liotta kembali, selalu memotong apa yang akan Vanessa bicarakan, secara tidak langsung memberi penjelasan kepada Oriella.
Walaupun mulutnya tidak ingin tau masalah Tuan Presiden, tapi hati Oriella sangat ingin tahu.
Hanya semua tentang Abang Hansel, beberapa orang lain tidak tahu itu, dia ingin Abang Hansel memberi tahu sendiri kepadanya, bukan dari mulut orang lain.
Setelah makan dengan Liotta dan Vanessa, Oriella tidak ada semangat lagi untuk mengunjungi warga sipil, pulang dengan lesu, berdiam diri di kamarnya, selalu teringat Abang Hansel dan Vanessa.
Mungkin dia terlalu memikir hal itu, sampai Abang Hansel meneleponnya ia pun tidak mendengarnya, sampai beberapa panggilan telepon, dia baru sadar..
(Oriella, kamu sedang apa? Abang Hansel meneleponmu! Cepat angkat teleponnya! Cepat angkat teleponnya!)
Nada dering telepon itu pun masih berdering, tap Oriella masih saja belum mengambil handphone nya??.
“Abang Hansel, Oriella kangen kamu beberapa tahun ini, sangat tidak mudah untuk bertumbuh dewasa, sangat tidak mudah menemukanmu, sangat tidak mudah makan bersamamu, sangat amat ingin bersamamu??. Tapi aku takut, aku takut menjadi orang ketiga yang merusak hubungan, lebih takut menghancurkan reputasimu di hadapan rakyat, apa kamu tau itu?
Melihat handphone yang menyala, Oriella menggigit giginya, dan bergumam.
Dia dapat mengabaikan orang lain yang bilang dia adalah serigala, tapi dia takut merusak apa yang sudah Abang Hansel bangun selama ini.
Handphone yang tadinya berhenti berdering sekarang berdering lagi, Oriella tidak punya keberanian untuk mengangkat teleponnya.
Handphone pun berdering lagi.
Ting Tong–
Pintu bel berbunyi.
Yang Oriella kira adalah Sebastian, bahkan dia tidak melihat kelar pintu, hanya bersembunyi dikamarnya.
Dia tidak mau bertemu dengan siapapun.
“Oriella, buka pintu, ini aku!”
Suara Abang Hansel terdengar, terdengar sampai ke telinga Oriella, membuat tubuhnya kaku, sampai dia kira salah mendengar suara itu.
“Oriella!”
Diluar Abang Hansel terus memanggil namanya.
Oriella baru sadar bahwa itu adalah Abang Hansel nya, Abang Hansel ada diluar, dia tidak peduli lagi dianggap selingkuhan, tidak peduli lagi merusak reputasi Abang Hansel, dari ranjang dia beranjak menuju pintu, dan membuka pintu kamar.
Memang benar Abang Hansel disana, memakai jas, sangat rapi, sangat gagah, tapi raut wajahnya tidak bagus, ada beberapa kemarahan dan kerumitan yang tidak bisa dijelaskan.
“Abang??.” Kata lanjutannya pun tak terucap, tubuh Oriella yang langsing pun langsung masuk kedalam pelukannya.
Dia memeluknya dengan erat, membawa dia masuk kedalam rumah, dan menutup pintu dengan kakinya dengan keras.
Oriella belum sadar apa yang sedang terjadi, tersudut oleh Abang Hansel di sudut pintu, Abang Hansel memberikan ciuman yang ganas padanya.
Bibirnya yang tipis, bersentuhan dengan bibirnya, seperti membawa suhu 360 derajat, dan seolah-olah hanya dia yang bisa melelehkannya.
“Oh??” naluri Oriella pun muncul dan mendorong dia, namun dia masih tersudut di pojok pintu, dan membuatnya tidak bisa bergerak.
Ciumannya, ganas dan lama, berbeda dengan dua kali ciuman lembut yang dulu, membuat jiwannya seperti terhisap.
Pelan-pelan, selain Oriella merasakan keganasan Abang Hansel, dia merasakan perasaan lain di ciumannya.
–Dia sedang takut!
Abang Hansel takut?
Kenapa Abang Hansel takut?
Siapa yang ingin berbuat jahat kepada Abang Hansel?
Ataukah beberapa reaksioner melakukan tindakan?
Ketika Oriella berpikir seperti itu, Abang Hansel akhirnya melepaskannya.
Dia kemudian mencium bibirnya, dan kemudian mencium keningnya, baru berkata : “Oriella, lain kali jangan mengagetkan Abang Hansel.”
Dia meneleponnya beberapa kali, tapi dia malah tidak mengangkatnya?? ??mungkin terjadi sesuatu padanya, dalam sekejap saja hati nya menjadi kacau.
Dulu, disaat dia kecil, dia hanya ingin melindunginya, seperti kakak melindungi adiknya.
Tapi kemudian, melihat dia pelan-pelan bertumbuh dewasa, melihanya menjadi gadis yang cantik, dia tahu, bahwa dia bukan hanya kakak dan adik.
Dia masih ingin melindunginya, tapi bukan cuma seperti kakak melindungi adiknya, dia ingin menjadi lelaki yang melindunginya.
Dia bergegas masuk kerumahnya, saat dia melihat itu, dia tidak memperdulikan apapun, hanya ingin memeluknya, memeluknya, menciumnya?? merasakan dia berada disisinya.
Setelah dia berbicara, ketika bberciuman Oriella tahu kenapa dia takut, karena dia tidak mengangkat teleponnya, membuatnya khawatir.
Dia menggigit giginya dengan kesal, tahu kalau Abang Hansel mengawatirkannya, dia kenapa tidak mengangkat telepon, bagaimana bisa dia berbuat hal yang seperti kekanak-kanakan..
“Abang Hansel, ma??..”
Belum selesai bicara, Abang Hansel menundukkan kepalanya, dan menciumnya lagi, membuat kata maaf yang akan dikatakannya tertunda.
Pada saat ini, ciuman Abang Hansel sangat halus, lembut, gatal, seperti ada bulu membelai bibirnya.
Pengalaman berciuman Oriella sangatlah kurang, namun dia berusaha untuk menanggapi ciuman Abang Hansel.
Ciuman ini, lebih lama dari ciuman yang tadi, seperti menjalani waktu berabad-abad, Abang Hansel baru melepaskannya.
“Abang Hansel, ma??”
Dia memotong pembicaraannya :”Tidak boleh mengatakan maaf padaku.”
“Tapi aku membuatmu khawatir.”
“Hanya dengan kamu baik-baik saja, Abang Hansel tidak akan marah.” Abang Hansel mengulurkan tangannya, dan pelan-pelan mendekatnya kening dan rambutnya ke telingannya, dan meciumnnya lagi: “Gadis kecilku, apakah kamu sudah tahu?”
“Iya, aku sudah tahu. Selanjutnya aku tidak akan mengabaikan teleponmu, tidak akan membuatmu khawatir.” Dia berbicara seperti anak kecil yang berjanji tidak aka melakukan kesalahan lagi kepada anak dewasa.
“Kenapa tadi tidak mengangkat teleponku?” dari pemahaman Miguel, kecuali tidak dengar, dia tidak mungkin mengabaikan teleponnya.
Dia tadi meneleponnya beberapa kali, walaupun dia tidur, mungkin bisa membanggunkannya, jadi tidak mungkin tidak mendengar dering telepon, mungkin ada alasan yang lain.
“Karena??. Karena tadi aku sedang mandi, tidak mendengar ada telepon.” Tidak ingin kasih tahu alasan sebenarnya kepada Abang Hansel, Oriella terbata-bata mencari alasan.
“Lagi mandi?” Miguel memeluknya lagi, menundukkan kepalanya dan mencium badannya, “Oriella kapan bisa membully Abang Hansel?”
“Aku??” Hidung Abang Hansel benar-benar sensitive, dia tidak mandi, dia pun bisa menciumnya.
“Oriella, beritahu padaku.” Dia berbicara dengan pelan, nada bicaranya seperti merayu anak yang belum dewasa.
Oriella berkata : “Aku cuma tidak ingin angkat telepon, tidak ada alasan lainnya.”
Miguel bertanya lagi :”Kenapa? Tidak ingin mendengar suaraku lagi?”
“Karena sangat ingin mendengar suara Abang Hansel, jadi juga ingin terus mendengar dering telepon.” Oriella mencari alasan.
“Gadis ini, sangat pandai berbicara.” Miguel mengelus kepalanya, dan berkata.
Alasan Oriella, Miguel tahu kalau itu bohong, tapi tidak mau bertanya lagi, karena tidak ingin seperti hakim menghakimi tahanannya.
Dia adalah Oriella nya, wanita yang dia jaga!