Sebuah mobil sedan Ferrari perak abu-abu sedang parkir di sisi jalan, karena waktunya sudah cukup lama, atap mobilnya semuanya sudah tertutup salju.
Didalam mobil terdapat seorang laki-laki yang terkenal, pandangan laki-laki itu tertuju pada Ariella, pandangannya mengikuti semua gerakan Ariella.
Dia terus melihat Ariella, melihat dengan penuh perasaan, pandangannya seperti menempel di badan Ariella.
Baru berlalu tiga hari, Ariella sudah tampak kurusan.
Walaupun sudah memakai jaket yang tebal, tapi itu tetap tidak bisa menutupi tubuhnya yang semakin kecil.
Wanita ini memang benar-benar!
Dia sebanarnya tahu cara merawat diri tidak?
Kenapa tidak bisa merawat dirinya menjadi gemuk gemuk, membuat dia tidak khawatir saat melihatnya.
Melihat Ariella yang berdiri di sisi jalan, Carlson mulai mengepalkan telapak tangannya, dia menahan dirinya, dia menahan dirinya untuk tidak turun dari mobil dan menghampiri Ariella.
Kalau saja dia tiba-tiba muncul sekarang, wanita yang tidak punya hati ini tidak tahu akan berbuat apa lagi.
Seperti ini, membiarkannya tinggal di tempat yang sudah diaturnya.
Walaupun Ariella tidak ada disisinya, tetapi ada baiknya dia tidak memotong semua hubungannya dengan Carlson.
Tetapi Ariella sama sekali tidak tahu ada orang yang terus memperhatikannya, dia melihat salju di langit yang semakin turun semakin besar, ia menarik-narik jaket yang dikenakannya dan langsung berlari kearah stasiun bus.
Dia sudah berjanji dengan Riella kecil untuk kembali sebelum jam makan siang, jadi dia pasti harus menepati janjinya, tidak boleh membuat Riella kecil kecewa.
Tidak tahu apakah karena salju yang semakin turun semakin lebat, orang yang berjalan di jalanan semakin lama semakin sedikit, orang yang menunggu bus semakin banyak.
Melihat barisan yang sangat panjang didepannya, kira-kira mau setengah jam baru bisa sampai ke gilirannya, ingin sekali rasanya Ariella mengibaskan sayapnya dan langsung terbang ke rumah dan berada disisi Riella kecil.
Tapi, jangankan sayap, untuk naik taksi saja harus antri panjang sekali, menunggu orang didepannya yang satu per satu pergi, sampai ke gilirannya jam sudah menunjukkan waktu makan siang.
Jarak sampai waktu makan siang semakin dekat, Ariella masih berada diposisi awalnya, tunggu taksi tidak kesampaian, mau naik bus tidak bisa masuk, sepertinya harus jalan kaki baru bisa.
Pada saat itu, telepon dari Riella kecil sudah masuk, Ariella meminta maaf dan berkata: “Riella, Ibu masih belum selesai, mau agak siangan baru bisa pulang, kamu makan siang dengan Tante Puspita dulu gimana?”
Riella kecil tidak langsung menjawabnya, kelihatannya pasti sangat kecewa, tetapi ia tidak ingin membuat ibunya sedih, dengan manis ia menjawab: “Riella akan makan dengan Tante Puspita, Ibu tidak usah khawatir.”
“Iya, Riella makan yang banyak yah, Ibu akan segera pulang.” Setelah menutup teleponnya, Ariella mengagkat kepalanya dan melihat didepannya masih terdapat antrian yang sangat panjang.
Ariella mengeleng-gelengkan kepalanya, beberapa waktu ini, setiap kali ia keluar ia selalu membawa alat jalan, masih ada supir yang menjemputnya, tiba-tiba ia harus menjalani hidup yang sangat tidak biasa ini.
Dulu, ketika ia belum bertemu dengan Carlson, ia menjalani hidupnya seperti ini, ia percaya dengan memberinya beberapa hari lagi, dia pasti sudah bisa terbiasa dengan keadaan ini.
Ketika Ariella masih berpikir, disampingnya ia melihat sebuah butik, dia langsung masuk kedalam dan melihat-lihat hadiah apa yang bisa ia belikan untuk Riella kecil.
Barang di toko ini sangat banyak, ada boneka, ada barang aksesoris kecil, mereka hanya terlihat bagus tetapi tidak ada yang bisa memuaskannya.
Riella mereka sangat pemilih, sembarang membelikannya hadiah, dia pasti tidak akan suka.
Ariella bisa memastikan selera Riella kecil, sikap itu diturunkan oleh ayahnya, kalau mereka tidak suka, mereka pasti tidak menginginkannya lagi.
Tiba-tiba ia terpikir tentang Carlson, Ariella menutup mulutnya, tidak tahu sekarang ini dia sedang ngapain?
New York dan Kota Pasirbumi ada perbedaan waktu dua belas jam, di New York sini siang, di Kota Pasirbumi sudah malam.
Carlson masih bisa mengerjakan apa?
Pasti sedang tidur dirumahnya.
Tiba-tiba terpikir tentang Carlson, Ariella tidak ingin melihat-lihat lagi, disaat ia berencana untuk keluar dari toko itu, ia malah dihalangi oleh pegawai toko itu.
Pegawai itu adalah oleh Amerika yang manis dan putih, ia berkata dengan bahasa inggris yang simpel: “Nona, kamu adalah satu di antara tiga orang yang terpilih menjadi bintang keberuntungan toko kita hari ini. Tidak peduli kamu membeli barang atau tidak, tetapi asalkan kamu sudah menginjakkan kaki di toko kita, maka kamu akan menjadi pelanggan kita yang terhormat. Hari ini salju turun dengan deras, kita akan menghadiakan kamu sebuah hadiah yang hangat, bos kita juga akan mangantar kamu pulang dengan mobil khusus.”
Ariella tidak memesan taksi, tidak bersempit-sempitan di bus, cuman berjalan-jalan di toko samping jalan apa pun tidak di belinya, tetapi ia malah terpilih menjadi bintang keberuntungan.
Tidak peduli Ariella tidak mempercayai keberuntugannya, tetapi mendapat hadiah dan diantar pulang seperti ini membuat ia sulit untuk mempercayainya.
Kota New York ini, Ariella sendiri juga tidak familiar, tiba-tiba mendapat keberuntungan seperti ini, ia juga tidak boleh terlalu bersenang hati dulu.
“Terima kasih atas kebaikan kalian, tapi aku tidak butuh!” Ariella dengan sungkan mengucapkan terima kasih lalu membalikkan badannya dan pergi, tetapi ketika ia baru berjalan selangkah, pelayan toko itu malah menarik tangannya.
Ariella menoleh dan melihat pegawai toko itu, pegawai itu meminta maaf sambil tersenyum, lalu berkata: “Nona, ini adalah kegiatan tradisi yang sudah dilakukan toko kita selama seratusan tahun. Setiap tahun kita akan menyelenggarakan acara setelah perayaan natal dan kamu terpilih menjadi bintang keberuntungan kita, kalau kamu tidak menerima hadiah kita………toko kita akan……….”
Pegawai toko itu belum selesai berbicara, tetapi nada bicaranya sedikit khawatir, seperti kalau Ariella tidak menerimanya, toko mereka akan dilimpahkan dengan kesialan.
Ariella baru bermaksud untuk menolak mereka lagi, dia malah mendengar perbincangan dari sepasang kekasih disampingnya: “Sungguh tidak disangka, kita bisa menjadi bintang keberuntungan terakhir toko ini tahun ini. Ketika kalian membuat acara, kita tiap tahun pasti datang tapi cuman tahun ini yang beruntung.”
Mendengar percakapan orang disampingnya, lalu ia melihat toko yang begitu besar, seharusnya bukan penipu, lalu ia melihat pegawai toko itu dan menganggukkan kepalanya.
Ketika duduk menuggu mobil yang akan mengantarnya, Ariella akhirnya mengerti apa arti keberuntungan yang selalu mereka katakan.
Toko yang memiliki mobil Ferrari untuk mengantar pelanggannya pulang, sepertinya cuman toko mereka yang sudah berjalan selama ratusan tahun yang bisa melakukannya.
Ariella baru menyadari, ternyata mau mencari uang, promosi juga sangat penting.
Contohnya website yang tempat ia memasang iklannya, kalau cuman memasang hasil kerja untuk menarik pelanggan, seperti itu sedikit sulit.
Website itu juga harus memikirkan cara untuk mempromosikan designernya, tidak usah menggunakan kata-kata yang berlebih, tapi paling tidak harus mencari kelebihan designenya, mempermudah pelanggan untuk melihat kelebihan designernya, dengan begitu baru bisa menarik pelanggan dan mendapatkan keuntungan yang lebih besar.
Ketika masih berpikir, mobil itu sudah sampai di depannya, supir itu langsung turun dari mobil dan membukakan pintu untuknya: “Nona Ariella, aku ngantar sampai sini dulu. Hadiahnya akan dikirimkan oleh orang khusus ke rumah anda.”
“Iya, terima kasih!”Dengan sopan Ariella berterima kasih, setelah mobil itu pergi, pegawai itu baru kembali ke dalam toko.
Baru berjalan beberapa langkah, Ariella tiba-tiba terpikir sesuatu, tetapi ketika ia berusaha untuk mengingat apa yang ia pikirkan tadi, ia malah tidak bisa mengingat kembali apa yang dia pikirkan tadi.