Mục lục
NOVEL SUAMIKU TERNYATA SEORANG PRESDIR
Thiết lập
Thiết lập
Kích cỡ :
A-
18px
A+
Màu nền :
  • Màu nền:
  • Font chữ:
  • Chiều cao dòng:
  • Kích Cỡ Chữ:

Bab 600 Liburan Beberapa Hari


Kalau dipikir-pikir memang mewah sekali.


Sepertinya cuman Direktur Carlson mereka yang bisa menghamburkan tenaga kerja seperti ini.


Gustin yang merupakan mahasiswa doktoral dari universitas terkenal, kemampuannya yang sehebat ini, sekarang malah hanya digunakan untuk bertanggung jawab atas obrolan video call seorang ayah dengan putrinya.


“Masih ada urusan apa?”


Keindahan masa depan yang sedang dibayangkan Tamara dihancurkan oleh suara dingin yang dikeluarkan oleh Direktur mereka, dia langsung pamit dari sana.


Setelah Tamara pergi dari sana, Carlson langsung menghidupkan sebatang rokok, dia menghisap rokok yang diselipkan diantara kedua jarinya itu, pandangannya tertuju pada pemandangan diluar jendelanya. Riella kecil dia pasti sedang menangis.


Air mata putri keluarganya yang tadi sudah berguling keluar dari matanya, dia sedang berusaha untuk menahannya, tetapi ketika ia menutup teleponnya, putri keluarganya pasti sangat sedih dan langsung menangis.


Membayangkan Riella kecil yang sedang menangis, Carlson tidak bisa duduk diam, dia mengambil jasnya yang tergantung disamping dan langsung pergi.


Saat ini, waktu pulang kerjas sudah kembali normal, tetapi asisten kantor dan team sekertarisnya masih sedang sibuk bekerja.


“Direktur Carlson!” Tamara langsung menghampirinya, sembari menunggu Direktur mereka melaporkan tugas baru untuk mereka.


“Aku mau liburan beberapa hari, jangan beberkan keluar. “Carlson melontarkan kalimat yang sangat singkat sampai tidak bisa disingkat lagi dan langung pergi.


Tamara turut merasakan kesedihan, sepertinya dia perlu beberapa hari untuk menenangkan pikirannya.


Lalu dia kembali ke kantornya dan melaporkan tugas-tugas yang disampaikan Direktur Carlson pada dia, lalu menyuruh mereka untuk bekerja dengan serius.


Mengapa Direktur mereka tidak membiarkan berita itu menyebar, itu pasti ada alasan dia sendiri. Tamara juga tidak berani sembarangan menebak, lebih bagus bekerja sesuai tugas yang dikasih Direktur mereka.


…………..


Ketika Carlson menutup teleponnya, Riella kecil tidak bisa melihat ayahnya, tidak bisa menahan lagi dan Riella keci langsung menangis dengan terseduh-seduh.


Ketika masih belum melihat ayahnya, ia sepertinya tidak begitu merindukan ayahnya, setelah melihat ayahnya, ia malah semakin merindukan ayahnya dan ingin bersama dengan ayahnya, dia tidak bisa menahannya lagi.


Puspita dan Gustin langsung menerobos masuk, denga cemas mereka bertanya: “Riella, ada apa?”


“Riella mau Ayah.” Riella kecil menangis tersenduh-senduh, sampai membasahi seluruh wajahnya.


Dia cuman mau ayahnya, dia baru ingat janji dia dengan ayahnya tadi, tapi dia hanya mau ayahnya menemaninya disampingnya.


“Riella jangan nangis, asalkan Riella nurut, Ayah pasti akan datang melihat Ibu.”Melihat Riella kecil nangis, Puspita langsung menenangkan dan menasehatinya.


“Ayah tidak mau Riella lagi.” Dulu Ayah tidak pernah meninggalkan Riella, walaupun saat dia sedang sibuk bekerja, tidak peduli kapan pun dia ingin video call dengan ayahnya, Ayah tidak pernah mematikan teleponnya, tapi hari ini Ayah mematikan teleponnya, Riella kecil yang begitu merindukan ayahnya pasti tidak bisa menerimanya.


“Riella, ayah Riella bagaimana tidak mau Riella lagi, ayah Riella begitu sayang dengan Riella, dia tidak rela tidak ada Riella baru benar…..” Puspita terus berusaha memikirkan kata-kata untuk menenangkan Riella, dia sudah kehabisan kata-kata, tapi Riella masih berlum berhenti menangis.


Riella kecil juga tidak mendengar apa yang dibicarakan orang lain, yang didalam otaknya hanya ada satu orang, ayahnya, ingin sekali bersama dengan ayahnya.


Terakhir, Puspita sudah kehabisan cara untuk menenangkan Riella kecil, dia juga khawatir Riella kenapa-kenapa, jadi dia pun mengembalikan Riella kecil kepada Ariella.


Setelah melihat ibunya, tangisan Riella malah semakin menjadi-jadi, tangisan yang seolah-olah dia disiksa oleh seluruh orang didunia ini.


“Riella, ada apa?” Ariella memeluk Riella, dia sembari khawatir sembari merasa sedih.


“Riella rindu Ayah.” Walaupun dia sudah berjanji dengan ayahnya jangan mengungkit tentang ayahnya di depan ibunya, tetapi bagaimana pun juga dia hanyalah anak kecil yang berumur empat tahun, saat sedih seperti ini, apa pun pasti sudah dilupakannya.


Ariella: “……….”


Ariella berusaha untuk berbicara, tetapi tidak tahu harus berkata apa.


Apakah dia harus memberitahu Riella kecil, Ayah dan ibu sudah bercerai, Ayah tidak mau merawat kamu lagi, jadi mulai hari ini biar Ibu yang merawatmu?


Riella kecil dibesarkan sendiri oleh Carlson, walaupun Carlson sudah tidak mau merawatnya, tetapi Ariella tidak mau memberitahukan kenyataannya pada Riella.


Dia berharap Carlson didalam hati Riella kecil, selamanya adalah seorang pahlawan didalam hatinya, tidak ada orang yang bisa mengantikannya.


Tidak tahu harus bagaimana memberitahu Riella, Ariella hanya memeluknya dengan erat, menepuk-nepuk pundaknya dan menggunakan caranya untuk menenangkan Riella kecil.


Riella kecil menangis begitu keras, siapa pun tidak bisa menenangkannya, sudah menangis begitu lama, akhirnya dia tertidur didalam pelukan Ariella, suara tangisannya baru berhenti.


Puspita berkata dengan khawatir: “Ariella, selama ini Riella kecil belum pernah berpisah dengan ayahnya, dia merindukan ayahnya adalah hal yang wajar, kamu jangan terlalu khawatir.”


Ariella tersenyum: “Tidak apa-apa, Riella kecil pasti bisa melewatinya.”


Ketika berpikir untuk cerai, Ariella sudah mempertimbangkan Riella kecil yang tidak pernah berpisah dengan ayahnya, jadi dia memberikan hak asuh anaknya pada Carlson, tapi siapa sangka Carlson tidak mau mengambil hak asuh itu.


Carlson tidak mau merawat Riella kecil, itu benar-benar diluar dugaan Ariella, dia sangat terkejut dan langsung menerima hak itu.


Dia sendiri ingin merawat Riella kecil, Carlson juga tidak mau merawatnya, walaupun diluar dugaan Ariella, tetapi baiknya juga Ariella yang merawat Riella kecil.


Tetapi di dalam hati Riella kecil, cuman ada ayahnya, mau membuat dia menerima kepergian ayahnya yang tidak berada disampingnya, itu pasti sangat sulit untuknya.


Puspita: “Ariella, sebenarnya……..”


“Puspita, kamu tidak usah menjelaskan lagi, aku mengerti.”Sambil tersenyum Ariella memotong pembicaraan Puspita, lalu berkata, “Lain kali kamu tidak usah repot-repot mempersiapkan sarapan untuk kita, aku juga bukan tidak bisa berbuat apa-apa, tidak usah semuanya harus merepotkan kamu. Kamu lihat perut kamu yang besar begini, kapan pun kamu bisa melahirkan, sebaliknya kamu yang seharusnya dirawat kita.”


Puspita: “Aku tidak apa-apa……..”


Ariella memotongnya: “Puspita, aku juga tidak apa-apa. Tolong kamu percaya sama aku, aku benar-benar bisa.”


Dulu dia pernah dikhianati orang yang ada disampingnya, dia juga bisa melewatinya, sekarang masih ada masalah apa yang tidak bisa dilewatinya?


Tidak ada.


Dia percaya dia bisa.


Dia bisa baik-baik bekerja, bisa merawat anaknya, dia bisa semuanya…..dia tidak perlu orang lain yang membantunya.


“Ariella, aku……”


“Puspita, jangan bilang sampai kamu pun sudah tidak percaya denganku?”


Mendengar Ariella berkata seperti ini, Puspita pun langsung mengerti.


Puspita terakhir mengerti mengapa Ariella mau bercerai, kenapa Ariella tidak mengijinkan dia menjaganya.


Itu karena dia adalah Ariella!


Dari kecil sampai besar, Ariella ada masalah apa pasti semua ia yang tangani sendiri, tidak ada orang yang membantunya, dia sudah terbiasa menjaga dirinya sendiri, setiap masalah pasti dia sendiri yang menghadapinya.


Setelah itu, ia mengalami banyak hal, dia pernah kehilangan ingatannya dalam waktu yang cukup lama, sampai ia sendiri tidak tahu siapa dirinya.


Pada suatu ketika, ketika ia telah mengingat semuanya, banyak hal sudah berubah.

Danh Sách Chương:

Bạn đang đọc truyện trên website TruyenOnl.COM
BÌNH LUẬN THÀNH VIÊN
BÌNH LUẬN FACEBOOK