Mục lục
NOVEL SUAMIKU TERNYATA SEORANG PRESDIR
Thiết lập
Thiết lập
Kích cỡ :
A-
18px
A+
Màu nền :
  • Màu nền:
  • Font chữ:
  • Chiều cao dòng:
  • Kích Cỡ Chữ:

Bab 493 Muntah


“Yah, benar-benar tidak berguna!” Carlson tidak membujuk Ariella, tetapi malah mengiyakan omongannya, Ariella mengerutkan bibir dan berkata bahwa dia akan menangis didepannya.


“Aku baru saja membujuk Riella tidur, Ariella ingin aku bujuk untuk tidur juga?” Carlson memeluknya dan berkata dengan lembut, “Bodoh, kamu tidak tahu berapa banyak kekuatan yang kamu berikan padaku.”


Tanpa dia melakukan apa-apa, dia hanya perlu bersamanya, dia bisa memberinya kekuatan tanpa batas sehingga dia bisa dengan senang melakukan apa saja.


“Mana ada!” Terpikir aku sering terlihat seperti anak kecil di depan Carlson. Carlson juga mengangkatnya begitu tinggi, dan Ariella menjadi agak malu.


Carlson tersenyum berkata : “Ada atau tidak, aku yang benar.”


Ariella makin tidak enak hati, melepaskan pelukan Carlson dan pergi mengambil baju ganti untuknya : “Kamu cepat pergi mandi, aku ambilkan baju tidur untukmu.”


Carlson menariknya : “Kamu istirahat dulu, aku bisa sendiri.”


Ariella kekeh : “Aku bantu kamu.”


Carlson menggerakkan alisnya, tersenyum berkata : “Kamu sedang menungguku untuk mandi bersama?”


Ariella : “……”


Dia hanya melihatnya kecapekan dan ingin menjaganya, pria ini sedang memikirkan apa didalam otaknya?


Tida-tiba menjadi menghindar darinya!


Bagaimana?


“Sudah-sudah, kamu temani Riella saja, jangan membuatnya ketakutan.” Carlson memeluk dan mencium Ariella, dan memutar badan pergi mengambil baju tidur.


……


Banyak pekerja kantoran memiliki akhir pekan, tetapi Carlson tidak. Dia pulang larut malam dan beristirahat, pagi hari harus bangun lebih awal.


Setelah sarapan bersama keluarganya, dia pergi ke ruang belajar, tidak berhenti mengangkat telepon, dan kemudian konferensi video.


Di ruang belajar selama dua jam, dia tidak berenti 15 menitpun, dia terlihat seperti robot, tidak pernah lelah.


Riella mengikuti kelas taekwondo, tetap ditemani oleh Ariella, ibu dan anak ini memiliki perkembangan pesat.


Pelatih selalu memuji Riella, dapat belajar dengan cepat dengan satu pukulan dan satu pukulan, sangat berbakat dan akan menjadi petinggi Taekwondo di masa depan.


Ketika mendengar pelatih memuji Riella, Ariella menjadi lebih gembira daripada mendapatkan hadiah utama, menggendong Riella dan menciumnya.


Namun Riella masih tidak senang, jarang berbicara, bahkan jarang melihatnya tersenyum


“Riella……” Ariella ingin menanyakan apakah Riella merindukan Abang Hansel, tapi baru saja ingin bertanya, dia kembali mengurungkan niatnya.


Jika Riella tidak memikirkan Abang Hansel, Ariella menyebutkannya dan membangkitkan kesedihan Riella, Riella akan bersedih lagi.


Ariella menggendong Riella yang berkeringat : “Ibu gendong kamu pergi mandi dulu, selesai mandi Ibu mengajakmu dan adik keluar bermain mau tidak?”


“Tidak mau,” Riella menggelengkan kepalanya dan sepertinya tidak tertarik untuk bermain.


Menghadapinya, Ariella tidak ada solusi.


Setelah memandikan Riella dan memintanya untuk bermain dengan Mianmian. Ariella menemui Carlson untuk diskusi : “Carlson, sebelumnya kamu pernah mengatakan, mengatakan bahwa kamu ingin mengadopsi anak?”


Carlson yang melihat setumpuk dokumen langsung mengangkat kepalanya, bertanya : “Ada apa?”


Ariella barkata : “Ayok kita pergi adopsi anak kecil untuk menjadi teman Riella.”


Carlson berkata : “Apakah kamu sudah memikirkan dengan matang?”


Ariella menganggukkan kepala : “Jika punya teman, mungkin saja dia akan melupakan Abang Hansel, tidak akan murung setiap hari.”


Carlson berpikir : “Baiklah, aku akan mengutus orang untuk mencari anak yang cocok.”


Mendengarkan ucapan Carlson, Ariella tidak puas berkata : “Carlson, kita mengadopsi abang untuk Riella, bukankah lebih baik kita pergi sendiri ke panti asuhan?”


Carlson berkata : “Mereka akan pergi mencari anak yang tepat dan akan menyelidiki secara detail. Riella adalah putri kita, aku tidak akan sembarang mencari seseorang untuk bermain dengannya.”


Mengatakan bahwa akan mengadopsi anak, dalam hati Carlson, adalah untuk menemukan teman bermain untuk Riella, jadi dia merasa bahwa tidak perlu pergi ke panti asuhan.


Ariella mempelototinya dan berbalik, pertama kali menyadari, tidak ada cara untuk berkomunikasi secara baik-baik dengan pria itu.


Menurutnya, mengadopsi anak-anak, tentu saja harus pergi sendiri, pertama-tama harus melihat kepribadian anak, untuk mengetahui bagaimana cara bergaul, bersamaan juga untuk membiarkan anak tersebut tahu bahwa mereka sangat mementingkan masalah adopsi.


Tidak tahu, Carlson malah menyelesaikannya dengan cara untuk pekerjaan, bagaimana bisa dia tidak marah.


Ariella baru saja berjalan sampai ambang pintu, tangannya belum menyentuh gagang pintu, Carlson langsung menariknya kedalam pelukannya.


Dia mengelus lembut rambutnya : “Marah?”


Ariella dengan kejam meninju dadanya, mendorongnya : “Carlson, saat ini aku tidak ingin berbicara denganmu, kamu lepaskan aku.”


Dia sangat marah.


Carlson mengaku kalah : “Sudahlah, aku temani kamu cari ke panti asuhan. Tetapi aku barusan mengirimkan email ke Tamara, setidaknya berikan mereka waktu untuk mengaturnya, kita berangkat setelah makan siang.”


Setiap kali selalu begini, disaat Ariella marah dan berencana tidak ingin meladeninya lagi, dia selalu menggunakan cara ini untuk membujuknya.


Dia bukan tidak tahu seberapa bagus suaranya, betapa memesona suaranya.


Pada awalnya, dia begitu cepat setuju untuk menikah dengannya, selain tampangnya yang menawan, banyak hubungannya dengan suaranya.


Benar-benar hal yang sangat nyaman jika setiap hari tidur seranjang dengan orang yang tampangnya menawan, suaranya merdu, benar-benar rasa yang sangat menyenangkan.


……


Setelah makan siang, Carlson menemani Ariella ke Panti asuhan.


Karena sudah diatur diawal, kepala pengurus panti asuhan sudah membawa segerombolan anak, sambutan yang diberikan lebih meriah dari pada penyambutan untuk pimpinan inspeksi.


“Tuan Carlson, sekarang anak-anak masih istirahat makan siang. Lebih baik pergi kita lihat data anak-anak terlebih dahulu. Jika anda puas, tunggu sampai anaknya bangun dan kami akan menunjukkannya kepadamu.”


Carlson tidak menjawab, tetapi memandang Ariella, Ariella berkata: “Kepala pengurus, apakah di panti asuhan memiliki seorang bocah lelaki berusia sekitar sepuluh tahun?”


Mencari abang untuk Riella, Ariella telah mempertimbangkan semua aspek, perbedaan usia terlalu jauh, tidak semua orang bisa memanjakan Riella seperti Hansel.


Jika perbedaan usia terlalu kecil, pasti belum pengertian, mereka berdua mungkin akan sering bertengkar, tidak boleh.


Ariella berpikir yang terbaik adalah sekitar sepuluh tahun, usia sepuluh tahun sudah pengertian, dia akan menjaga Riella, dua orang harus bisa rukun.


“Anak-anak berusia sekitar sepuluh tahun, ada dua di panti kita, satu tidak bisa bicara, satu lagi pertumbuhan otaknya agak lambat.” Kepala pengurus tidak tahu identitas Ariella, tidak berani sembarangan memanggil, hanya disertai dengan senyum.


Kebanyakan orang ingin mengadopsi anak, mereka akan memilih yang lebih muda, dan semakin muda mereka, semakin mudah mereka adopsi karena setelah mereka dewasa akan semakin akrab. Anak yang lebih tua umumnya tidak akan dipertimbangkan pengadopsi.


Juga tahu orang yang sangat kaya mempunyai keinginan berbeda dengan yang lain, sekali buka mulut meminta anak yang usianya sudah besar.


Panti asuhan pertama tidak menemukan yang cocok, Carlson menemani Ariella ke panti asuhan kedua, ketiga……


Sampai ke panti asuhan keempat juga tidak ada, keluar dari panti asuhan, Ariella terlihat cemberut, Carlson memanggilnya, dia tidak bereaksi.


Sopir datang menjemput mereka, tiba-tiba mencium bau bensin, Ariella merasa mual, rasanya tidak nyaman dan ingin muntah.

Danh Sách Chương:

Bạn đang đọc truyện trên website TruyenOnl.COM
BÌNH LUẬN THÀNH VIÊN
BÌNH LUẬN FACEBOOK