Mục lục
NOVEL SUAMIKU TERNYATA SEORANG PRESDIR
Thiết lập
Thiết lập
Kích cỡ :
A-
18px
A+
Màu nền :
  • Màu nền:
  • Font chữ:
  • Chiều cao dòng:
  • Kích Cỡ Chữ:

Bab 520 Rem Mendadak


Mendengar pembicaraan kedua orang yang lewat, Carlson mencengkram pintu mobil, lalu perlahan melihat kearah Ariella.


Melihat Ariella tidak ada respon yang berlebihan, Carlson menjadi sedikit lebih lega.


“Carlson, kamu kenapa?” Ariella mengkhawatirkannya.


Hari ini Carlson tampak berbeda tidak seperti biasanya, Ariella bisa merasakan, tetapi ia tidak tahu dibagian mana ia berbedanya.


Mungkin karena Carlson sedang tidak berkonsentrasi, saat bersamanya, ia merasa Carlson sedang memikirkan hal lain.


Biasanya Carlson ketika sedang bersamanya akan membuatnya merasa seluruh konsentrasi dia ada pada dirinya, tetapi tidak dengan hari ini.


Hari ini jiwa Carlson seperti tidak ada disini, tidak tahu apakah tekanan pekerjaan di Group Aces cukup besar, dia menemukan masalah yang tidak dapat dia selesaikan?


Ariella ingin membantu Carlson, tetapi ia tidak tahu bagaimana ia harus membantu Carlson.


“Aku tidak apa-apa.” Carlson membantu memasangkan sabuk pengaman, lalu melewati mobil bagian depan untuk masuk kedalam mobil.


“Carlson??” Ariella memanggilnya, “Kalau kamu terlalu lelah, kamu istirahat dua hari saja.”


Beberapa bulan terakhir ini, Ariella tidak pernah melihat Carlson istirahat walau hanya sehari, ia pasti sibuk sana sini, melihat dia begitu lelah, Ariella sangat sedih.


Carlson berkata: “Aku tidak lelah!”


Seperti ini lagi!


Lagi-lagi tidak lelah!


Ariella bahkan tak dapat menghitungnya lagi ia sudah berapa kali berbicara seperti ini, pria ini, ingin sekali Ariella memukulnya.


Dia bukan robot, mana mungkin ia tidak lelah.


Ariella melihat kearahnya, marah tetapi juga sedih: “Aku ngga izinin kamu untuk bilang kalau kamu tidak lelah.”


Carlson mengelus kepala Ariella, dan tersenyum berkata: “Selama kalian semua ada disamping aku, aku akan baik-baik saja, tidak akan pernah merasakan lelah.”


Kalimat Carlson ini sangat bohong.


Ariella masih buka mulut ingin lanjut berbicara sesuatu, tetapi Carlson menahan kepalanya dan pelan-pelan menciumnya.


Selama ini, dia suka menggunakan cara ini untuk membuatnya terdiam.


……


Perjalanan setengah jam lebih kembali ke Moonriver.


Carlson memarkir mobil dengan stabil, lalu turun dari mobil……


Tiba-tiba, satu mobil hitam Mercedes Benz dengan secepat kilat mengarah ke posisi Carlson sedang berdiri.


Satpam dengan cepat menghampiri ingin mencegah, tetapi gerakan mereka sangat lama…… Mobil hitam Mercedes Benz itu rem mendadak dan berhenti didepan Carlson.


Hanya berbeda tipis saja, kalau mobil itu terlambat rem maka akan menabrak Carlson.


Tetapi jarak yang sedekat ini, Carlson masih sama tidak merubah ekspresi wajahnya, sosok tubuhnya itu berdiri tegak, ia bahkan tidak berpindah dari tempat tersebut, karena sepertinya ia bisa menebak bahwa orang ini tidak akan berani menabraknya.


Dia pelan-pelan melihat kearah Ferdian yang sedang duduk didalam mobil, tidak bersuara, ekspresi yang seperti biasa dingin, tidak habis pikir apa yang ada dipikiran Ferdian.


Ferdian membuka pintu dan turun dari mobil, mata yang memakai kacamata itu terlihat dingin dan panas…… tadi kalau saja bukan karena ia melihat Ariella didalam mobil, ia tidak akan mengerem, dan mengantar Carlson pembunuh sialan ini pergi menemani ayahnya.


“Ferdian, kamu gila ya? Kamu tidak tahu ini tempat apa? Kamu tidak tahu harus mengurangi kecepatan? Kalau kenapa-kenapa, gimana?” Ariella yang turun dari mobil dan marah-marah, melihat Ferdian yang melakukan tindakan seperti ini, membuatnya kaget hingga kaki nya lemas, jantungnya seperti ingin copot.


Setelah berteriak, air matanya pun terjatuh, dia menghapus air matanya, lanjut berteriak: “Ferdian, aku kasih tahu kamu, kalau kamu berani menyentuh Carlson, masalah aku tidak akan selesai dengan kamu!”


“Bukankah dia sekarang baik-baik saja?” Melihat Ariella menangis, Ferdian menjadi luluh, berdiri ditempat tanpa tahu harus berbuat apa.


“Kalau terjadi sesuatu kamu akan berakhir, keluarga kita juga akan berakhir.” Kejadian tadi benar-benar membuat Ariella kaget, ia pikir mobil itu akan menabrak Carlson.


“Aku bukankah baik-baik saja disini, dia masih tahu batasan.” Carlson memeluk Ariella dan membiarkan air matanya menempel dikemejanya.


Sulit dibayangkan, karena orang ini dulu sangat anti dengan noda atau kotoran.


Sekarang semua kemeja putih yang ada dilemari baju, hampir semua tidak ada yang tidak bekas ingus dari anaknya.


“Dia kalau tahu batasan, dia tidak akan melakukan hal kelewatan seperti tadi.” Ariella masih menghapuskan ingus nya dipelukan Carlson menambahkan noda baru.


“Kamu harus mendengar kata dokter, jangan emosian.” Carlson khawatir kalau Ariella tahu masalah Fernando, ia khawatir akan mengganggu mental dia.


Tidak terbiasa melihat pembunuh itu berpura-pura manis dengan Ariella, Ferdian pergi dan nyelip ditengah-tengah mereka.


“Ariella, beberapa waktu ini aku tidak ada hal yang harus dilakukan, jadi aku berencana untuk tinggal disini, boleh kan?”


Ferdian bertanya kepada Ariella, tetapi dibalik kacamata hitamnya ia memberikan tatapan matanya kearah Carlson.


Dia tidak percaya kalau dia tidak bisa melihat petunjuk dari ekspresi beda Carlson.


Kali ini, Ferdian menyadari sesuatu, Carlson mengerutkan sedikit alisnya, respon yang sekecil itu pun tidak lepas dari mata Ferdian.


Heng??


Ferdian mendengus.


Carlson tidak bersedia jika dia tinggal di Moonriver, untung saja dia tidak memerlukan persetujuan dari Carlson, cukup Ariella yang menyetujuinya.


“Kamu ingin tinggal disini, aku pasti sangat welcome. Tapi kamu janji jangan bermain hal yang berbahaya seperti ini lagi.” Jawab Ariella.


Moonriver yang luas, kamar yang banyak, Keluarga Carlson juga tidak tinggal disini, biasanya kalo sepi pasti sangat sepi, kali ini ada keluarga yang ingin tinggal disini, Ariella pasti sangat senang.


“Oke, kalau begitu aku tinggal dirumah kalian.” Feridan melemparkan kuncinya kepada satpam, ia berjalan sambil berbicara, “Bantu aku untuk parkir mobil.”


Ia tinggal di Moonriver karena beberapa tujuan.


Pertama agar lebih mudah memonitori Carlson, kedua untuk melindungi dirinya, ketiga agar dia lebih mudah melakukan sesuatu yang ingin ia lakukan.


Ferdian yakin, kalau memberi tahu Carlson bahwa sebelum ayah pergi ia ada berbicara sesuatu padanya, Carlson pasti tidak akan melepaskannya, jadi Moonriver adalah tempat tinggal yang paling tepat.


Dia masih tidak percaya kalau Carlson berani membunuhnya didepan Ariella dan anak mereka.


Ariella mengikutinya dan berkata: “Aku meminta orang untuk memberesi kamar, kamu kalau memerlukan sesuatu bisa beritahu Nurmala, Nurmala akan membantumu.”


“Aku tinggal dirumahmu, karena aku menganggap ini seperti rumahku sendiri, jadi kamu tidak perlu begitu sungkan. Kalau aku membutuhkan sesuatu, aku akan pergi mencari Nurmala.”


Ferdian benar-benar bersikap seperti tuan rumah, Ariella tidak akan perhitungan dengan kakaknya yang hari ini terlihat seperti salah makan obat.


Karena bagaimanapun, Ferdian adalah kakak kandungnya.


Orang tua mereka meninggal dengan cepat, meninggalkan mereka dua kakak beradik, Ferdian sangat menjaga Ariella, Ariella juga akan menjaganya.


Lagipula, Ferdian sudah berumur tiga puluh tahunan, tetapi disampingnya tidak ada seorang wanitapun yang menemaninya, melewati malam yang panjang seorang diri, pasti ada sedikit masalah dengan psikologinya.


Sebagai adiknya, Ariella bisa perhitungan seperti apa dengan kakaknya!

Danh Sách Chương:

Bạn đang đọc truyện trên website TruyenOnl.COM
BÌNH LUẬN THÀNH VIÊN
BÌNH LUẬN FACEBOOK