Waktu penerbangan enam belas jam, pesawat tiba di Bandara JFK di New York tepat waktu, tiba pukul 30 sore waktu New York.
Cuaca di New York jauh lebih dingin dari kota Pasirbumi, begitu pesawat terbang terbuka masuk udara dingin yang menusuk, dinginnya membuat Ariella menggigil.
Namun dia tidak mengkhawatirkan diri sendiri, dengan cepat membantu Riella kecil meritsleting jaketnya, dan membantu Sebastian mengenakan topinya: “Sebastian, Riella, tempat ini jauh lebih dingin daripada kota Pasirbumi. Kita harus hati-hati jangan sampai masuk angin. Dan di sini kita tidak kenal dengan lingkungan sekitar, nanti harus mengengam tangan ibu, jangan sampai lepaskan.”
“Ibu, Riella akan patuh, akan menjaga kakakku, tidak akan sembarangan berlarian.” Melihat Sebastian ingin bicara, Riella kecil bergegas menyela memberi tahu ibunya sebelum dia.
Setelah itu, dia juga memberi Sebastian tatapan bangga, seolah mengatakan, heng heng heng, aku barulah anak ibu yang paling baik, ingin merebutnya dariku, kamu tidak akan bisa.
Sebastian membuka mulutnya dan tidak lagi berbicara. Pokoknya perkataan yang baik semuanya sudah dikatakan oleh adiknya.
Ariella mengelus kepala mereka: “Ya, kalian berdua adalah anak ibu yang baik. Ayo jalan, kita pergi dengan paman untuk mengambil bagasi.”
Sejujurnya, Ariella tidak tahu apa saja barang bawaan mereka, diperkirakan Carlson telah membiarkan orang mengepak barang-barangnya untuk dibawa pergi, yang tidak dibawa, dia juga akan membiarkan orang membuangnya.
Ferdian berkata, “Ariella, aku akan mengambil bagasi dan menjemput mian mian, kamu membawa anak-anak di pintu keluar A dan menungguku disana.”
Ariella mengangguk: “Boleh juga.”
Sebastian dan Riella kecil sekarang juga tidak bisa membantu apapun, dan mereka butuh seseorang untuk menjaga mereka, Ariella ikut mengambil bagasi pun juga tidak bisa membantu. Lebih baik membiarkan Ferdian pergi sendiri.
“Bu, Riella ingin pergi ke kamar mandi.” Riella kecil segera memberikan pendapat.
“Kakak, kalau begitu aku membawa Riella ke kamar mandi, kamu bantu aku melihat Sebastian.” Menyerahkan Sebastian ke Ferdian, dan Ariella membawa Riella kecil ke kamar mandi terdekat.
Bandara New York sangat padat, dan banyak orang, toilet ini dekat dengan area dengan tempat mengambil barang bagasi, ada juga banyak orang yang mengantri kamar mandi.
Ariella membawa Riella kecil menggantri dibelakang kerumunan, pada saat ini muncul dua orang dibelakang, dengan ketat mengantri di belakang mereka.
Karena orang-orang di belakang terlalu dekat, Ariella dengan Riella kecil mengambil dua langkah kecil ke depan, dia baru bergerak, orang-orang di belakangnya juga langsung melekat lagi padanya.
Orang-orang berbaris mengantri, harus memiliki jarak yang sopan, Orang ini terus mendekat, membuat Ariella merasa aneh.
Dia menoleh melihat orang itu sekilas, tetapi tidak menemukan sesuatu yang aneh.
Lalu detik pada saat Ariella menoleh, tangan wanita itu seperti melakukan sihir tiba-tiba ada sebuah pisau tajam.
Tangan wanita itu mengulur keluar ke arah Ariella, mencoba untuk menahan Ariella, siapa yang tahu gerakan orang di belakangnya lebih cepat darinya, wanita itu belum menyentuh Ariella, pinggang ditodong sebuah pistol.
“Sial! ” Dia jengkel dan mengutuk tak bersuara. Dia baru saja menemukan target dan sudah tertangkap begitu saja oleh musuh.
Orang itu menodongnya, wanita itu tidak lagi berani bertindak gegabah.
Orang yang memegang pistol kesamping telinga orang itu dan berbisik dalam bahasa Inggris: “Ikuti perkataanku, atau konsekuensinya kamu sendiri yang akan menanggungnya.”
Wanita itu sangat tidak ikhlas melihatnya, tetapi dia juga tidak bisa berbuat apa-apa.
Segera, orang yang mengambil pistol menbawa orang yang ingin bertindak jahat pada Ariella.
Sebelum dia pergi dia memberikan sebuah tatapan pada orang mengikuti yang ada di belakang Ariella, menunjukkan bahwa dia membawa musuh terlebih dahulu, membiarkan mereka terus melindungi nyonya mereka.
Didalam kamar mandi ada musuh, di area bagasi juga ada musuh, tempat dimana Ariella mereka tiba semua ada musuh, Namun musuh-musuh ini, belum sempat sedikitpun menyentuh Ariella mereka, dan mereka telah ditangkap oleh orang lain.
Terhadap ini, Ariella mereka tidak ada yang tahu, ketika mereka turun dari pesawat dan sepertinya sangat damai menunggu hampir setengah jam, sebenarnya terjadi banyak hal.
Tentu saja, dia tidak akan tahu bahwa semua ini sudah diselesaikan oleh Carlson.
Ketika berjalan keluar dari bandara, baru menyadari apa itu dingin, mengambang di tengah hujan, meniup angin, seolah-olah dalam sekejap masuk ke dunia lain.
Ariella sembari membantu Riella kecil mengenakan topi, sambil berkata, “Kakak, aku baru saja mendengar bahwa New York di tempat ini dingin, tapi tidak disangka begitu dingin. Tampaknya lebih dingin dari kota Pasirbumi.”
“Kamu sudah terlalu lama berada di kota Pasirbumi, kamu terbiasa dengan iklim di kota Pasirbumi. Tiba-tiba datang tempat ini pasti merasa kedinginan.” Ferdian membiarkan mian main digendong oleh Riella kecil, lalu berkata, “Aku bertanggung jawab untuk membawa barang bawaan, kamu bertanggung jawab untuk menjaga dua anak dan mian mian. ”
“Ya.” Ariella mengangguk dan melihat sekeliling. “Mari kita cari hotel untuk menginap. Tidak boleh membuat anak-anak terbeku.”
Ariella merasa datang ke tempat yang asing, harus terlebih dahulu membiasakan diri dengan lingkungan sekitar, barulah memutuskan untuk menyewa rumah.
Ferdian menyeret dua koper besar dan berjalan di belakang Ariella dan dua anak kecil: “Aku pernah kuliah beberapa tahun di sini, dan aku relatif akrab. Mari kita pergi mencari hotel dulu. aku akan menyewa rumah,aku juga dapat menemukan bantuan dari teman sekelasku dulu. ”
“Tuan Ferdian, Nona Ariella, akulah pengemudi yang menjemputmu ke kediamanmu. ” Mereka sedang gelisah cuaca seperti ini sangat sulit memanggil mobil, lalu ada supir yang menawarkan diri.
“Maaf, kami tidak memanggil mobil.” Mereka baru sampai di tempat ini, tidak memanggil mobil, dan juga tidak punya tempat tinggal, tiba-tiba ada satu orang keluar, Ariella merasa lebih baik berhati-hati dengannya.
Sopir itu berkata, “Nona Ariella, aku adalah orang yang diatur oleh Asisten Tamara, tempat tinggal juga sudah diatur oleh Tuan Carlson, Jika kamu tidak percaya, bisa menelepon dan bertanya kepadanya.”
“Asisten Tamara? ” Ariella tidak ingat dirinya ada mengenal orang yang bernama Tamara.
Sopir itu berkata: “Asisten tuan Carlson, Asisten Tamara.”
mengatakan nama ini, Ariella sudah tahu siapa itu, Asisten Carlson melakukan hal apapun, selalu begitu rapi.
Namun, dia tetap masih menggelengkan kepalanya, “Terima kasih atas kebaikanmu, kami tidak membutuhkannya.”
Dia masih punya sedikit tabungan, dan dengan reputasi desainnya saat ini, gajinya tidak akan terlalu rendah, dia bisa mengandalkan tangannya sendiri untuk menghidupi anak-anaknya, tidak perlu bantuan Carlson.
Kalau sudah bercerai, lebih baik pisah dengan bersih dan tidak ada kontak sekalipun. Itu tidak baik untuk mereka.
“Naik keatas mobil dulu, memang kenapa kalo diatur oleh Carlson. Kamu membawa tiga anak, dia memberikan sedikit kompensasi bukannya seharusnya?” Ferdian menggendong Riella kecil, “Tidak naik keatas mobil, semua bocah-bocah wajahnya sudah hampir membeku.”
Tidak berdaya, mau tidak mau naik keatas mobil dahulu.
Setelah mobil itu pergi untuk waktu yang lama, Ferdian masih celoteh: “Kalian bercerai. Kamu tidak minta sepeser pun pada Carlson, diperkirakan dia tidak enak, dia ingin memberikan kompensasi untukmu. orang kaya semacamya, barang yang sudah diberikan, mana mungkin mau menyimpannya kembali, jika kamu tidak menginginkannya akan menguntungkan orang lain. Dia lain kali mungkin harus memberimu kompensasi lagi, nantinya kamu dan dia benar-benar tidak ada habisnya. “