Mục lục
NOVEL SUAMIKU TERNYATA SEORANG PRESDIR
Thiết lập
Thiết lập
Kích cỡ :
A-
18px
A+
Màu nền :
  • Màu nền:
  • Font chữ:
  • Chiều cao dòng:
  • Kích Cỡ Chữ:

Bab 621 Karena Aku Takut


Carlson berani berjamin, jika Ariella berani bermain tipuan dengannya, maka dia pasti akan mengikatnya, membiarkan dia tahu jika Carlson bukanlah orang yang begitu mudah dipermainkan.


“Carlson, aku tahu jika setiap kalimat yang kamu ucapkan kepadaku adalah perkataan yang serius.” Ariella memberanikan diri melihat kearah tatapan mata Carlson yag begitu dalam, mengigit bibirnya, dan berkata,”Aku juga serius.”


Ariella melihat Carlson, tatapan matanya begitu jelas dan pasti:”Kamu berkata kamu menyukai aku, berpikir ingin membuatku terus berada disampingmu, aku juga bukannya tidak ingin berada disampingmu. Hanya saja hal yang aku khawatirkan terlalu banyak, aku juga bisa takut, takut jika kita tidak bisa terus bergandengan tangan hingga hari tua.”


Hanya dengan memikirkan dia tidak bisa berjalan hingga tua dengan Carlson, Ariella menghembuskan dalam nafasnya, hatinya juga terasa sangat sakit:”Carlson, mulai dari aku bersedia menikah denganmu , aku juga sudah menentukan hati jika aku ingin bersama denganmu baik-baik melewati hari hingga seumur hidup, sama sekali tidak pernah terpikirkan ingin berpisah denganmu.”


Ariella sekali lagi menghembuskan nafasnya, menahan air matanya dan kembali berbicara:”Beberapa hari ini, aku bisa meminta ingin berpisah denganmu, karena Albi mengancam Aku, dia bisa berbuat sesuatu hal yang bisa mencelakaimu. Aku takut, takut kehilanganmu, maka dari itu aku akan berbuat sesuai kemauannya.”


“Carlson, apakah kamu tahu?” Ariella bertanya kepada Carlson, pada saat yang sama juga menjawab sendiri pertanyaannya,”Kamu pasti tidak tahu, jika pada saat kamu melihat terdapat tanda tangan diatas kertas untuk bercerai, pada saat yang sama juga aku merasa bahwa langit sudah akan runtuh.”


“Takutnya tahun itu, pada saat aku belum mengetahui jika Zeesha dan yang lainnya bukanlah keluarga asliku, dan dikhianati oleh mereka semua, aku pun tidak merasa sesakit kali ini.”


“Tetapi, pada saat kamu menaruh tanda tanganmu diatas kertas bercerai itu, aku mengira bahwa aku akan mati. Tetapi didalam perut ku masih ada anak kita, aku harus terus menerus memberi tahu diri sendiri, aku tidak boleh terjadi apa-apa, aku tidak boleh terjadi apa-apa, aku harus baik-baik melahirkan anak kita.”


“Karena anak ini adalah anak yang kamu berikan kepadaku, satu-satunya anak kita, anak ini adalah satu-satunya cara kita untuk tetap berhubungan.”


Ariella berbicara semua itu dalam satu tarikan nafas, memberitahukan segala sesuatu yang tidak pernah diketahui Carlson, membiarkan Carlson tahu, jika sebenarnya di dalam hati Ariella, Carlson adalah nyawanya.


Carlson berkata, jika Ariella tidak berada disampingnya, hatinya akan kosong.


Ariella juga demikian.


Pada saat Carlson tidak berada disampingnya, hatinya juga terasa sangat kosong, setiap kali dia menghembuskan nafas bisa membawa dia suatu kesakitan.


Pada saat tidak ada Carlson disampingnya, dia tidak bisa tidur dengan nyenyak satu haripun, tidak pernah bisa makan dengan baik satu kalipun.


Jika bukan karena anak mereka yang mendukungnya, maka Ariella sudah pasti tidak bisa bertahan hingga sekarang.


Setelah selesai berbicara, Ariella begitu lama tidak mendengar jawaban dari Carlson, dia menarik pelan ujung baju Carlson:”Carlson?”


Carlson sebenarnya sedang memikirkan apa?


Mengapa tidak memberikan balasan kepadanya, memberikan jawaban kepadanya, Bisahkan dia tidak selalu menatap Ariella dan membuat dirinya menebaknya sendiri?


“Ariella, maafkan aku!” Carlson membawanya masuk kedalam dekapannya,” masalah Albi mengancammu, aku mengetahui semuanya.”


Dahulu, Carlson selalu merasa jika dia selalu bisa membantu Ariella melakukan hal yang dilakukannya, maka dia barulah bisa disebut sebagai suami yang pantas.


Sebenarnya apa yang dilakukan masih jauh dari kata cukup, Carlson sama sekali tidak pernah berdiri didepan Ariella mengantikannya berfikir, karena bagaimanapun Carlson bukanlah Ariella.


Ariella hanya mengetahui jika Carlson adalah pelindung dari perusahaan Aces, dia hanya tahu jika uang yang dihasilkan Carlson tidaklah sedikit, tetapi Ariella sama sekali tidak mengetahui masa-masa pada saat dia mengelola perusahaan Aces.


Begitu banyak hal, yang tidak pernah Carlson beritahukan kepada Ariella, karena dia merasa, Ariella mengetahui atau tidak mengetahuinya itu sama sekali tidak ada hubungannya.


Karena dia tidak memberitahunya, Ariella semakin tidak mengetahui kemampuan aslinya, begitu tiba-tiba ada orang yang mengancamnya, hal itu juga berhubungan dengannya, maka dari itu Ariella baru bisa berbohong, dan merasa takut.


Begitu hati seseorang merasa taut, otak kita akan bereaksi lebih lambat dari biasanya, maka dari itu dia baru bisa membuat pilihan seperti itu.


Dan dia yang jelas-jelas sudah tahu jika Albi mengancam Ariella, bukan hanya tidak memberitahukan kepada Ariella, menyuruh Ariella tidak usah khawatir, dia memiliki cara untuk menghadapi Albi, melainkan menyuruh Ariella untuk berfikir sendiri, menunggu Ariella membuat pilihannya sendiri.


“Kamu mengetahui semuanya?” Ariella mengira jika dia sudah melakukannya dengan rahasia tidak membiarkan seorangpun mengetahuinya, tetapi tidak pernah terfikirkan, jika Carlson sudah mengetahui semuanya.


Carlson sudah mengetahui semuanya, sebenarnya dia sudah tahu hal ini sejak kapan?


Pada saat hari sebelum mereka bercerai, atau pada saat mereka sudah bercerai?


Pada saat Ariella merasa kebingungan, kembali terdengan suara Carlson: “Ariella, aku sudah sering berbicara hal ini kepadamu, jika kamu adalah istriku, aku adalah orang bisa kamu andalkan selamanya. Begitu bertemu dengan orang yang mengancammu, mengapa kamu tidak berdiskusi terlebih dahulu kepadaku? Mengapa kamu membuat keputusanmu sendiri?”


Ariella menundukkan kepalanya:”Aku??..”


Carlson mengangkat kepala Ariella, pada dahi Ariella menciumnya:”Dahulu aku tidak mengetahui jika kamu merasa begitu takut, tetapi sekarang aku sudah mengetahuinya.”


Dahulu Carlson tidak mengerti, tetapi pada saat mendengar apa yang dibicarakan oleh Ariella, dia akhirnya sudah mengerti.


Bercerai, menurut Carlson, itu merupakan permasalahan langit yang begitu besar, dia selalu menunggu Ariella, menunggu Ariella berfikir, menunggu hingga Ariella mencarinya, memberitahunya.


Carlson mengira jika Ariella sudah bisa berfikir, tetapi dia sama sekali tidak bisa membayangkan, jika Ariella malah ingin meminta bercerai dengannya, karena dia merasa begitu marah, dia baru bisa menyetujui untuk berpisah dengan Ariella.


Berkata hingga saat ini, diantara mereka berdua, mereka selalu berfikir jika mereka sedang berifikir untuk pasangan mereka , tetapi sama sekali tidak bisa dimengerti oleh pasangan mereka, dan sama sekali tidak melakukan komunikasi, hingga bisa terjadi hal seperti ini.


Arilla kembali tidak mengetahui:”Kamu mengetahui apa?”


Carlson mengangkat wajah Ariella dan berkata:”Ariella, berjanji kepadaku, selanjutnya tidak peduli kamu bertemu hal seperti apa, tidak peduli itu adalah hal yang besar ataupun kecil, kamu harus berdiskusi dulu kepadaku, tidak boleh memutuskannya secara pribadi lagi.”


Ariella dengan ringan menganggukkan kepalanya:”aku berjanji kepadamu, tidak peduli itu adalah masalah besar ataupun kecil, aku akan berdiskusi denganmu, kamu juga harus berjanji kepadamu, jika kamu tidak akan melakukan diam-diam melakukan semua hal untuk kita, hal apapun harus terlebih dahulu berdiskusi denganku.”


“Iya, selanjutnya kita akan berjuang bersama.” Setelah selesai berbicara Carlson menundukkan kepalanya mencium Ariella, pandangan matanya melihat anak kecil yang sedang berdiri di sampingnya, melihat anak tersebut yang melebarkan matanya begitu besar, merasa begitu penasaran dengan apa yang sedang terjadi dihadapannya.


“Riella!” Carlson berteriak.


“Riella tidak melihat apapun.” Riella kecil menggunakan kedua tangannya menutupi matanya, dan dengan sengaja membuat lubang diantara kedua tangannya, melalui tangannya melihat ayah dan ibunya.


Ayah dan ibunya kembali mesra, dan menandakan jika mereka berdua sudah berbaikkan, selanjutnya tidak akan bertengkar lagi, dia tidak perlu khawatir lagi jika nantinya dia akan berubah menjadi anak yang tidak memiliki ibu lagi.


“Kemari!” Carlson berkata.


“Ayah jangan membully Riella, Riella tidak melihat apa-apa.” Melihat warna wajah ayahnya yang tidak benar, Riella kecil dengan cepat berkata hal yang enak didengar, jika seandainya yaahnya marah, memukul bokong kecilnya bagaimana?


“Kemari!” Carlson meninggikan nadanya sedikit.


“????” Riella kecil mengerak-gerakan bibirnya, jika ayahnya kembali bersikap kejam kepadanya, dia akan menangis dan memperlihatkannya kepada ayahnya, dia sudah memikirkannya.


“Carlson, kamu ingin berbuat apa? Jangan menakuti Riella kita.” Tidak menunggu hingga Riella menangis untuk diperlihatkan kepada ayahnya, ibunya sudah berdiri dihadapannya dan membantu dia.


Maka dari itu Riella kecil merasa menjadi anak dari ibunya adalah hal yang begitu membahagiakan, pada saat dibully oleh ayahnya, ada ibunya yang siap membantu.

Danh Sách Chương:

Bạn đang đọc truyện trên website TruyenOnl.COM
BÌNH LUẬN THÀNH VIÊN
BÌNH LUẬN FACEBOOK