Mục lục
NOVEL SUAMIKU TERNYATA SEORANG PRESDIR
Thiết lập
Thiết lập
Kích cỡ :
A-
18px
A+
Màu nền :
  • Màu nền:
  • Font chữ:
  • Chiều cao dòng:
  • Kích Cỡ Chữ:

Bab 410 Kamu Adalah Bintang Utaraku





Efa tahu bahwa waktunya sudah hampir habis, jadi dia berusaha mengungkapkan seisi hatinya kepada Darwin sedetil dan sebisa mungkin.





Jikalaupun dia mati, menghilang dari atas dunia ini, dia juga ingin Darwin tetap mengingat dia, pastinya tidak boleh membiarkan Darwin melewati semua ini dengan mudahnya.





Betul, dia adalah seorang yang sangat egois, dia saja sudah sekarat, tapi masih ingin melekat dengan Darwin, dia dilukai semua orang hingga jadi begini.





“Darwin, kamu tahu kenapa aku ingin dipanggil Polaris?” tanya Efa sambil makin tersenyum.





Karena nama Darwin mengandung nama ini, nama Polaris, itu mengapa dia memilih nama ini.





Polaris adalah nama Bintang Utara, karena itu adalah Bintang Utara, dia ingin Darwin menuntun dia kejalan yang ada didepannya.





“Darwin, kamu adalah bintang utaraku, kamu adalah arah hidupku, kamu pasti tidak tahu ini.” Lalu dia mulai tertawa lagi, dan air mata mengalir tanpa suara dari matanya.





Darwin tidak tahu, dia sudah memberitahunya, nanti dia pasti tahu??





Dia sudah mau pergi, meninggalkan dunia ini, dan pergi ke dunia lain.





Di dunia lain, ada orangtua aslinya, sudah berpisah dua puluhan tahun dengan mereka, bisa sekali lagi bertemu dengan mereka, sebenarnya juga sangat baik!





Lengan Efa sudah mengayun tanpa tenaga, dia memejamkan matanya pelan-pelan, dan bibirnya pelan-pelan terangkat naik, memperlihatkan senyuman yang manis.





Sebelum menghembuskan nafas terakhirnya, orang terakhir yang dijumpainya adalah Darwin, bisa mendengar suaranya yang amat khawatir, bagaimana menjelaskan perasaan ini?





Sangat bahagia!





Tapi juga sangat menyedihkan.





Bahagia karena, disaat-saat terakhir, orang yang dijumpainya adalah Darwin, berasa sangat sempurna.





Menyedihkan karena, ini benar-benar adalah saat-saat terakhir dapat melihat dia, dan dia tidak akan pernah dapat melihatnya lagi.





Kalau benar masih ada kehidupan selanjutnya, dia berharap masih bisa menjumpai Darwin, berharap dia masih bisa mengejar Darwin tanpa ragu-ragu.





He??





Dia memang tidak punya impian yang jelas.





“Efa, siapa yang berani biarkan kamu mati! Tanpa ijinku, kalau ada yang berani apa-apain kamu, aku pasti akan menghancurkan hidupnya!!”





Darwin memeluk Efa dengan erat, berteriak dengan histeris, tapi Efa yang sudah tidak sadarkan diri sama sekali tidak bisa mendengarnya.





Dia bilang, Darwin adalah bintang utaranya, menuntun dia kejalan depan.





Tapi sebenarnya beberapa tahun belakangan ini, Efa lah yang menjadi bintang utara Darwin, karena dia, Darwin baru tahu bagaimana hidup selayaknya.





Tapi mengapa?





Dia sudah berhasil menemukan Efa, sudah masuk dalam pelukan eratnya, sudah merasakan hangat tubuhnya, tapi dia masih saja harus pergi meninggalkannya.





Efa, cepat kamu bangun sekarang! Aku tidak mengijinkan kamu mati, kamu dengar tidak, dengar tidak?” Darwin memeluk Efa erat-erat, dan suaranya sangat ketakutan dan histeris.





Suaranya itu, di lorong bawah tanah tertutup yang gelap ini, mengguncang dinding dan tanah disekitarnya.





Dia menghabiskan banyak waktu dan pada akhirnya menemukan lorong ke ruang rahasia di bawah tanah, lalu dia menemukan pintu masuk itu, dan dia segera bergegas masuk.





Setelah melewati lorong sempit yang berliku-liku itu, dia melihat ada sebuah ruangan kecil, dan di pintu masuk ruangan itu ada digantung sebuah lampu yang menerangi seluruh ruangan.





Matanya melihat ke samping kiri dan kanan ruangan, dia melihat Efa sedang berbaring di genangan darah.





Mukanya pucat putih, kaus putih yang dikenakannya sudah diwarnai merah darah, warna muka nya yang pucat putih itu sangat kontras dengan kaos putih yang berdarah itu.





Tubuhnya, tangannya, hingga matanya semua terdapat luka yang mengerikan, ditiap luka tubuhnya ada darah segar yang mengalir tanpa berhenti.





Seisi ruangan penuh dengan bau darahnya, air yang tergenang ditanah pun sudah berubah jadi merah oleh darahnya??





Tapi Efa masih saja tertawa, melihat diri dia sendiri dia malah tertawa, dia ternyata sudah terluka seperti itu, dia tetap tertawa, masih berbicara dengannya.





Dia bilang bahwa dia khawatir kalau dia tidak mengatakannya sekarang, dia tidak akan dapat kesempatam untuk mengatakannya lagi.





“Efa! Kamu cepat bangun sekarang!” kata Darwin dengan sangat marah padanya, angin pun bertiup seiring dia berlari kearahnya.





Akhirnya, Darwin memeluk dan membawa Efa keluar dari ruangan kecil itu, dia membawanya kearah truk tentara: “Cepat selamatkan dia, kalian tidak boleh membiarkan dia mati!”





“Pasti.” Para dokter yang datang dengan Darwin itu segera mencoba menyelamatkannya.





Tubuhnya dipenuhi dengan luka tusuk yang kecil maupun besar, tiap luka sangatlah dalam, sampai dapat terlihat tulangnya.





Hanya untuk menghentikan pendarahannya saja sudah menghabiskan waktu yang lama.





Darwin berdiri disamping dan mengepalkan tangannya, penampilannya seperti raja kalajengking dari neraka, tubuhnya dikelilingi oleh aura yang sangat menyeramkan.





Topan dan badai besar telah tiba, tapi yang lebih menyeramkan dari itu adalah Darwin di saat ini.





Meskipun biasanya Darwin tidak pernah memberikan Efa tatapan yang baik, hingga telpon dari Efa pun biasanya tidak dia angkat, tapi orang di sekelilingnya tahu, bahwa Efa adalah musuh bebuyutannya Darwin, dia adalah takdir dari Darwin.





Kalau misal terjadi bencana pada Efa, mereka takut kapten utama mereka akan mengeksekusi perintah yang biasa Efa lancarkan, yaitu??Hancurkan markas mereka!





??





Efa berhasil diselamatkan, tapi di wajah semua orang yang peduli padanya, tidak tampak ada sedikitpun muka bahagia.





Carlson menggunakan finansialnya untuk membawa dokter yang lebih baik datang kesana. Tapi karena Efa terluka parah, waktu sudah lewat dengan lama, dia masih tidak ada tanda-tanda akan sadar.





Diseluruh tubuh Efa terdapat 12 luka tusuk, dia kehabisan terlalu banyak darah. Dokter mengatakan bahwa itu merupakan sebuah keajaiban dia tidak mati ditempat.





“Keajaiban?”





Darwin duduk di sebelah ranjang sakit Efa, memandangi wajahnya yang pucat, dan hatinya sangat berapi-api.





Efa adalah orang yang kuat, temperamental, dan keras kepala?? kalau dia bisa membuat satu keajaiban, dia pasti bisa membuat keajaiban kedua.





Dia masih belum menikahi dan menjadi istrinya, dengan keinginan yang kuat ini, bagaimana segampang ini mati.





“Efa, ayo bangun.” Hanya kalau dia bersedia bangun, dia ini ingin pergi keatas bintang-bintang, Darwin rela membuat jembatan supaya Efa bisa turun dari atas.





Hanya kalau dia mau bangun, hidup dengan baik, kalau nanti dia mau mengebom area militer kota Pasirbumi milik Darwin, Darwin rela membuatkan bom untuknya.





Tapi Efa yang masih lelap dan belum sadar ini tidak bisa mendengar suaranya, biasanya Darwin hanya memperlakukan dia seperti gadis kecil. Pada saat ini, matanya tertutup rapat, tanda kehidupan pun tidak ada.





Seolah-olah dia sudah mati, tidak lagi memperdulikan dunia ini.





Darwin mengulurkan tangan dan meraih tangannya, memegang erat-erat di kepalan tangannya yang hangat, dengan erat-erat, erat sekali seperti tangan mereka akan menjadi satu.





“Kakek??” tiba-tiba Darwin mendengar suara dari Riella, dia melihat balik Riella sedang berjalan di kaki kecilnya, perlahan-lahan mendatanginya.





Darwin menunggu dia mendatanginya, menjulurkan tangan dan mengelus kepalanya: “Sayang, kamu kenapa?”





Mata Riella yang besar dan bersinar-sinar itu memandangi bibinya yang sedang terbaring di ranjang, dengan lembut berkata: “Riella datang untuk menyembuhkan bibi.”

Danh Sách Chương:

Bạn đang đọc truyện trên website TruyenOnl.COM
BÌNH LUẬN THÀNH VIÊN
BÌNH LUẬN FACEBOOK