Asalkan Ariella menyetujui ajakan Carlson untuk saling mengenal kembali, Carlson pasti memastikan dia tidak mengatakan “Tidak”, jadi ini semua bisa dibilang adil-adil saja.
Carlson melihat Ariella dengan tatapan mata yang lembut, berkata :”Ariella, beri kita satu kali kesempatan ya?”
Carlson menatap Ariella, lagi-lagi Ariella melihat bintang bersinar dalam matanya, membuat dia menjadi sedikit tertarik, seperti telah mengikatnya dengan kekuatan paling maksimal.
Barangkali pacaran dengan lekaki seperti Carlson tidaklah buruk, selain bisa memenuhi rasa penasaran dalam hati, juga bisa ada alasan untuk selalu dekat dengan Riella.
“Kalau begitu mari kita coba?” Setelah berkata, Ariella dikagetkan oleh perkataan sendiri, dia bingung kenapa bisa mengucapkan kata-kata seperti itu.
Carlson bilang dia bukan pengganti, tapi tidak ada yang tahu sebenarnya dia dianggap sebagai pengganti atau tidak, bahkan ketika Carlson memanngil nama “Ariella”, dia pun tidak bisa memastikan itu panggilan untuk siapa, dia atau mantan istri Carlson.
Baru saja Ariella berkata seperti itu, Carlson langsung memeluknya dengan erat, seperti mengeluarkan semua tenaga untuk memeluknya, seolah-olah badan mereka telah menyatu.
“Ariella, Ariella…”
Carlson memanggil nama itu berkali-kali, Ariella tidak tahu sebenarnya siapa yang sedang ia panggil.
Ariella mencoba melepaskan pelukan itu, tetapi tenaga mereka dibandingkan, hampir seperti seeokor semut dan gajah, semuanya sia-sia..
“Ariella——”
Ariella tidak menjawab.
“Ariella, jawab Aku.” Carlson menopang rahang bawahnya, menatapnya pada jarak yang sungguh dekat.
“Jika ingin berkata, langsung saja.” Ariella memalingkan muka, berbicara dengan suara pelan.
Aura dalam diri Carlson terlalu besar, saat saling menatap dengannya, Ariella merasakan jantungnya berdetak semakin cepat, pikiran menjadi kabur, dan daya tangkap otak pun jadi lamban.
“Tidak ada yang ingin Aku katakan, hanya ingin memanggil kamu saja.” Carlson berkata sambil tersenyum, kemudian mendekatkan lagi kepala Ariella ke dia, mengangkat kepala Ariella, “Coba lebih banyak berbicara..Aku ingin mendengarnya”
Membiarkan Carlson mendengar suaranya, memeluknya, dengan begini akan memberikan suasana seakan dia telah kembali.
“Tuan Carlson, kita belum terlalu akrab, bolehkah lepaskan Aku dan berbicara dengan biasa?” Janjinya kan hanya membolehkan dia mengejarnya, bukan jadian pacaran, yang dilakukan Carlson terlihat sedikit berlebihan.
“Tidak mau lepas.” Carlson berkata dengan sedikit kekanakan. Mana mungkin melepaskannya lagi, seumur hidup tidak akan melepaskan tangannya lagi.
Ariella :”… …” Apakah orang ini Carlson yang pernah dia kenal?
Carlson merapikan poni rambut Ariella, kemudian memegang kepalanya, mendekatkan badan dan akan segera menciumnya.
Ariella melihat ada yang tidak beres, langsung membalikkan kepala
Dia hanya berjanji untuk membiarkan Carlson mengejarnya, belum menjanjikan untuk pacaran, dengan begitu cepat Carlson langsung memeluknya, bahkan berencana menciuminya, kemajuan ini rasanya terlalu cepat.
Carlson juga menyadari dirinya terlalu buru-buru, Ariella di sisinya sekarang adalah Ariella yang baru.
Dia merasa menciumnya adalah perbuatan yang sangat wajar, tetapi dia masih asing bagi Ariella yang baru, Ariella belum mengenalknya akrab, masih melakukan perlindungan diri.
Carlson terlalu tidak sabaran, sedikitpun tidak membantu perkembangan hubungan mereka, harusnya ikuti irama Ariella dengan perlahan.
Tetapi, bisa mendapatkan hasil seperti hari ini, Carlson sudah sangat senang, dia mendapatkan satu kesempatan mengejar Ariella, memiliki kesempatan untuk memiliki lagi.
Asalkan lebih giat lagi nantinya, pasti dapat membawa Ariella kembali ke sisinya, dapat menajaga dan melindunginya di dalam kehangatan.
Di jalan pulang, suasana hati Carlson di saat datang dan pulang berbeda total, alisnya menjadi ringan, pikiran tanpa beban, kelihatan sangat senang dan ceria.
Suasana hati Ariella juga berbeda dengan sebelumnya, sedikit suram, sedikit melayang, tidak berani percaya bahwa yang terjadi hari ini adalah kenyataan.
Saat ini, Ariella baru menyadari Carlson bukan hanya Ayah dari Riella, juga bukan hanya lelaki milik istrinya yang telah meninggal, Carlson masih mendapatkan satu identitas yang mengguncang dunia — — Pimpinan Grup Aces!
Jangankan menilai dari penampilannya, hanya menjadi anggota keluarga Grup Aces saja sudah membuat banyak perempuan berbondong-bondong mendekatinya.
Tetapi Carlson hanya memilih Ariella, bukan karena dia hebat, hanya karena namanya mirip dengan nama istrinya yang sudah meninggal, mukanya pun ada kemiripan.
Ariella menyesal, sungguh menyesal telah mengiyakan dia.”
“Lalu harus bagaimana?”
Bisakah mengusulkan membatalkannya?
Ariella menyamping dan melirik Carlson yang sedang menyetir, melihat pandangannya seolah sedang tersenyum, jika dia mengatakan ingin menarik kata-kata tadi, apakah Carlson akan berubah total dan melemparnya keluar mobil?
Menyadari dirinya dilihat Ariella, Carlson memperlambat kecepatan mobil, menggunakan satu tangannya memegang Ariella, bertanya lembut :”Ada apa?”
Tiba-tiba dipegang oleh Carlson, Ariella merasa dirinya membeku seketika, seketika lupa dengan apa yang ingin dia katakan, semua konsentrasi tertuju pada tangannya yang sedang digenggam erat.
Telapak tangan Carlson sangat panas, jari-jari juga sangat bertenaga, digenggam olehnya serasa tidak rela melepaskan itu semua.
“Hari ini siapa yang menjaga Riella?” Ariella tidak mungkin mengatakan dia menyesal, tetapi harus menjawab semua pertanyaan Carlson, dan yang teringat adalah Riella.
“Hari ini hanya ada kita berdua, jangan bahas soal Riella.” Ariella sudah mengiyakan permintaan Carlson yang ingin mendekatinya, jika Riella ada hanya akan menggangu suasana, jadi tidak ingin membahas anak itu dulu.
Mendengar perkataan Carlson, Ariella sangat tidak senang :”Riella adalah anak kamu, istri kamu saja meminta kamu menjaganya disaat dia sudah koma, kamu tidak boleh menyampingkan dia begitu saja.”
Jika Carlson mengabaikan Riella hanya karena hubungan mereka, Ariella sama sekali tidak setuju.
Riella begitu lucu, Ariella selalu merasa Riella harus tumbuh sehat dan bahagia, tidak boleh ada sedikitpun luka pada dia, siapapun tidak boleh menyakitinya, termasuk Ayahnya sendiri.
Carlson terlihat tidak senang, dan berkata :”Memangnya kamu berharap setiap kali kita keluar harus membawa Riella? Riella yang suka mengganggu itu?”
“Ada anak kecil disini juga tidak ada maslah kok” Tentunya lebih baik jika ada Riella.
Ariella lebih berharap bisa bertemu dengan Riella, dan bukan Ayahnya.
Dia mengiyakan permintaan Carlson, lebih dari 50% adalah demi Riella. Dia tidak ingin Carlson menikahi perempuan lain, karena takut perempuan lain yang menjadi ibu tiri Riella bersikap tidak baik kepadanya.
Carlson hanya merasa, jarang-jarang dapat berduaan dengan Ariella, tentunya harus menikmati dunia berdua, dan lupa bahwa Ariella jauh lebih peduli terhadap Ariella disbanding dia.
Kelihatannya, sebelum hubungan dia dan Ariella berjalan lebih jelas, Riella si pengganggu boleh-boleh saja didatangkan.