Efa berkata: “Riella, kalau orang itu adalah Abang Hansel, kenapa dia tidak menghiraukanmu?”
Kalimat ini langsung membuat Riella kecil terdiam.
Betul, diingatannya, Abang Hansel tidak mungkin menghiraukannya.
Abang Hansel suka menggendongnya, suka menaruhnya diatas bahu dia lalu membawa dia untuk melihat pemandangan yang sangat jauh.
Abang Hansel pernah bilang ia akan membantunya memukul semua orang jahat yang akan membawanya pergi, tidak akan membiarkannya begitu saja.
“Bibi kecil, dia adalah Abang Hansel-nya Riella!” Riella kecil sedih dan terus menangis.
“Riella kecil, kamu dengerin Bibi kecil sekali ini saja ya? Dia benar-benar bukan……” Melihat Riella kecil, Efa merasa kasihan dan tidak tega, ia bahkan tidak tega untuk terus meneruskan perkataannya.
Mereka tahu Riella kecil sangat merindukan Abang Hansel-nya, tiba-tiba ia melihat seseorang yang mirip dengan Abang Hansel tetapi bukan Abang Hansel, Riella kecil pasti tidak bisa menerima.
“Bibi kecil, Riella mau cari Abang Hansel.” Riella kecil tetap ngotot bahwa pria itu adalah Abang Hansel yang ia cari selama ini.
“Riella……Bibi kecil bawa kamu pergi cuci muka dulu yuk, lalu kita cari Abang Hansel lagi ya?” Efa berencana untuk mengulurkan waktu dan menenangkan anak ini dulu atau menenangkannya hingga tidur, siapa tahu setelah ia bangun ia bisa melupakan masalah ini.
Tetapi Efa terlalu menyepelekan Riella kecil, terutama masalah ia ingin mencari Abang Hansel, ia bahkan seperti terobsesi untuk terus mencarinya.
Tidak menemukan Abang Hansel, Riella kecil tidak akan menyerah.
Tetapi bagaimanapun umur nya masih terlalu kecil, ia baru berumur empat tahun, selain menangis, ia tidak tahu harus mencari cara seperti apa untuk mencari Abang Hansel.
Riella kecil terus menangis sampai Efa tidak tahu harus berbuat apa, ketika ia sedangn menelepon ibu Riella kecil, Riella kecil tertidur karena ia terlalu lelah menangis.
Anak ini akhirnya berhenti menangis. Efa menghela nafas lega dan merasa simpati dengan anak ini.
Akhirnya ia pergi mencari Darwin siapa tahu ia mempunyai cara untuk meminta tolong tamu penting dari Negara A itu untuk menemui Riella kecil sebentar.
Meminta tolong pria yang mirip dengan Hansel untuk berbicara langsung kepada Riella kecil, kalau dia bukan Abang Hansel-nya, dengan begitu Riella kecil tidak akan terus berharap.
“Bibi kecil, ini salah aku, aku tidak menjaga adik dengan baik.” Efa membawa Riella kecil tidur dikasur, ketika keluar ia melihat Sebastian yang terlihat sedih.
Efa mengelus kepalanya: “Aku tidak menyalahkanmu, kamu sudah menjaganya dengan baik. Bibi kecil ada sedikit urusan yang perlu dikerjakan, kamu disini temani adik kamu ya?”
“Baik.” Sebastian mengangguk dengan sopan, ia berpikir kali ini ia harus bisa menjaga baik adiknya, tidak boleh sampai adiknya terluka.
Tapi bagaimanapun ia hanyalah seorang anak yang baru berusia sebelas tahun, tak lama ia duduk, ia pun tertidur disofa.
Tidak lama ia tidur, terdengar suara pintu terbuka dari luar dan seorang pria masuk kedalam dengan hati-hati.
Dia kembali menutup pintu dengan pelan-pelan, melihat sekeliling kamar lalu dengan cepat melihat kearah Riella kecil.
Dia berjalan dengan pelan-pelan dan duduk disebelah kasur Riella kecil, melihat mata Riella kecil yang bengkak karena menangis, hati nya juga merasa pedih.
Dia mencubit hidung Riella kecil dan dengan lembut memanggilnya: “Riella!”
Mendengar suara Abang Hansel, Riella kecil membuka matanya, setelah melihat jelas siapa orang yang ada didepannya, ia dengan tercepat terbangun: “Abang Hansel!”
“Riella!” Hansel memeluk Riella kecil dan dengan pelan mengelusnya.
Awalnya ia ingin berpura-pura tidak mengenalinya, ia ingin memutuskan hubungan diantara mereka, tetapi melihatnya menangis dengan begitu sedih, ia tidak sanggup untuk tidak menghiraukannya.
“Abang Hansel!” Riella kecil menangis dan berteriak Abang Hansel, ia menaruh kepalanya didada Hansel, hingusnya pun menempel dibaju Hansel.
“Abang Hansel disini, Riella mau akting nangis seperti kucing kasih aku lihat ya?” Dia tertawa, ekspresinya sangat lembut.
“Abang Hansel sudah ngga mau Riella……Abang Hansel ngga suka Riella lagi……Riella takut……” Riella kecil ingin membicarakan semua hal yang sedih kepada Abang Hansel.
Bagaimana boleh Abang Hansel tidak menginginkan Riella, bagamana boleh tidak menghiraukan Riella……Memikirkan ini, Riella kecil yang tadinya sudah berhenti nangis, air matanya pun seperti akan jatuh kembali.
“Abang Hansel paling suka sama Riella, mana mungkin aku tidak menginginkan Riella lagi?” Hansel memegang kepala kecil Riella kecil dan menghapus air mata Riella kecil dengan tangannya, “Hanya saja Abang Hansel sudah beranjak dewasa, ada banyak hal yang perlu Abang Hansel kerjakan, Abang sudah tidak bisa seperti dulu yang terus menemani Riella. Riella kamu mengerti?”
Mendengar Abang Hansel berkata bahwa ia tak bisa lagi menemani Riella seperti dulu, Riella kecil kembali memeluk Abang Hansel dan memeluk eratnya: “Riella ngga mau Abang Hansel pergi, aku mau Abang temanin Riella.”
Hansel juga tidak tega untuk meninggalkan Riella kecil, tetapi dia harus pergi, ia memiliki banyak tanggung jawab yang harus diselesaikan.
Ia bahkan pernah berpikiran ingin membawa pergi Riella kecil, tetapi ia tidak bisa membawa pergi Riella kecil, jadi ia memang tidak ditakdirkan untuk menemani Riella hingga dewasa nanti.
Hansel memegang kepala Riella kecil, menatap matanya berkaca-kaca dan menciumnya: “Riella, Abang Hansel masih ada urusan penting yang harus diurus, aku harus pergi.”
“Riella ngga mau Abang Hansel pergi!” Wajah Riella kecil terlihat sangat kasihan, kedua tangannya terus memegang erat baju Hansel, seolah-olah jika ia melepaskannya, Abang Hansel akan kabur.
“Riella ?C” Hansel sedih dan menepuk pelan punggungnya.
Dia tidak ingin meninggalkannya, tetapi ia masih ada tanggung jawab lain yang lebih penting.
Identitas dia yang seperti ini membuatnya sejak masa kecil tidak ada kebebasan, banyak hal tidak dapat ia ambil keputusan sendiri.
Belasan tahun berlalu, tidak ada satu pun hal yang ia ambil keputusan sendiri.
Tinggal didekat Riella kecil untuk melindunginya, menemaninya sementara waktu adalah hal yang paling berharga yang pernah ia lakukan.
“Riella hanya ingin Abang Hansel menemaniku.”
“Riella, kamu masih ingat kado ulang tahun yang aku kasih?”
Ketika membicarakan kalung ini, Riella kecil semakin sedih, karena Abang Hansel pernah memberitahunya, kalau Riella kecil rindu dengannya, dengan dia memegang kalung ini dan memanggil Abang Hansel, ia akan muncul.
Abang Hansel tidak ada sementara waktu ini, Riella kecil terus memegang dan memanggilnya, tetapi Abang Hansel sama sekali tidak pernah muncul.
Ia bahkan pernah berpikir bahwa baterai kalung ini habis sehingga tidak memunculkan signal. Jadi Abang Hansel tidak muncul karena ia tidak menerima signal apapun.