Mục lục
NOVEL SUAMIKU TERNYATA SEORANG PRESDIR
Thiết lập
Thiết lập
Kích cỡ :
A-
18px
A+
Màu nền :
  • Màu nền:
  • Font chữ:
  • Chiều cao dòng:
  • Kích Cỡ Chữ:

Bab 664 Pernikahan Megah Abad Ini (5)


“Kalau aku bisa tebak, aku ngga akan tanya kamu.” Ariella melihat kearah samping, melihat Carlson dengan tatapan tajam, tetapi karena matanya ditutup, Carlson tidak dapat melihat tatapan matanya.


“En, bagus kalau kamu tidak bisa menebak.” Kalau dia bisa menebaknya, semua yang disiapkan oleh Carlson hanyalah sia-sia belaka.


Ariella: “……”


Pria ini masih bisa bercanda?


Ingin sekali ia memukul Carlson, gimana?


……


Kereta berjalan melintasi pinggir pantai selama kurang lebih satu jam, dan akhirnya berhenti, mobil yang mengikuti kereta kuda dibelakang juga terhenti, tempat itu sangat spektakuler.


Walaupun sudah sampai ditempat tujuan, Ariella masih tidak tahu apa yang sebenarnya ingin dilakukan oleh Carlson.


Karena matanya tertutup, ia hanya bisa memegang erat tangan Carlson, disaat seperti ini Carlson seolah-olah seperti matanya.


Carlson menenangkan Ariella dengan menepuk pelan tangannya, menuntunnya turun dari kereta kuda dan berbisik pada Ariella: “Ariella, aku akan melepaskan penutup matamu.”


“En.”Ariella memberikan respon.


Tidak tahu kenapa, Ariella tiba-tiba menjadi nervous, ia tidak tahu apa yang akan ia lihat setelah melepaskan penutup matanya.


Disaat Carlson melepaskan penutup mata, Ariella yang sedari tadi masih memejamkan matanya, akhirnya menghela nafas dalam-dalam, lalu perlahan membuka kedua mata.


Ketika Ariella membuka matanya, didepan matana terdapat gereja klasik, yang disekitarnya sudah dilengkapi banyak bunga, terlihat seperti negeri dongeng.


Semua ini seperti mimpi, Ariella bakal tidak percaya bahwa semua yang ada didepannya ini benar nyata, ia merasa bahwa ini semua adalah mimpi dia saja.


Dibawah kakinya terdapat karpet merah yang panjang mencapai depan pintu masuk gereja, disebelah karpet sudah terdapat banyak tamu dan wartawan yang hadir.


Melihat kedepan lagi sudah ada Ayah Carlson, Ibu Carlson, Efa, Ferdian, Puspita dan keluarganya yang berdiri rapi ditengah karpet merah dengan senyuman bahagia.


Tentu saja, yang paling paling paling menarik perhatian mata Ariella adalah Sebastian dan Riella kecil yang berdiri didepan kerumunan orang banyak.


Mereka berdua satu mengenakan jas, yang satu lagi mengenakan baju pengantin kecil, masing-masing orang memegang bunga ditangannya, benar-benar menggemaskan.


Semua wartawan yang diundang langsung mengambil foto berhenti ketika kedatangan mereka, menggunakan kamera untuk mereka pernikahan mewah hari ini.


Ferdian yang mengenakan jas hitam berjalan melangkah maju, satu tangan menggandeng Riella kecil dan satu tangan lagi menggandeng Sebastian, lalu perlahan berjalan kearah Ariella.


Melihat mereka yang jalan terus mendekat, mulut Ariella terbuka ingin mengatakan sesuatu, tetapi ia tidak tahu harus berkata apa, hanya merasakan pandangan dia semakin kabur.


Bagaimana boleh Carlson seperti ini?


Pernikahan adalah suatu hal yang sangat besar kenapa tidak memberitahu dia, apakah harus banget membuatnya nangis terisak didepan banyak tamu dan media?


Ketika Ariella excited hingga tidak tahu harus bagaimana, tiba-tiba tangan dengan sedikit tenaga memeluk bagian pinggangnya, lalu perlahan membawa Ariella kesamping Carlson.


Carlson berkata: “Ariella, ini adalah pernikahan kita, aku berhutang padamu selama lima tahun, aku berharap kamu dapat memaafkan ku karena aku baru bisa mengwujudkannya hari ini.”


Suara rendah dan seksi Carlson yang selalu memikat hati, membuat orang seakan mabok mendengar suaranya.


Bahagia saja sudah tidak sempat, bagaimana mungkin dia menyalahkan Carlson?


Hanya pernikahan ini saja ia bahkan tidak berani percaya, tetapi tak disangka muncul didepan matanya sendiri.


Dia excited, excited sampai tidak tahu harus bagaimana, tidak tahu cara menghadapi kondisi yang tiba-tiba muncul didepannya karena dia tidak ada persiapan sama sekali.


“Ada aku, kamu mengikutiku saja sudah cukup.” Suara rendah Carlson kembali memasuki telinga Ariella.


Mendengar perkataan Carlson, Ariella menjadi lebih sedikit tenang, walaupun hati dia belum siap, tetapi ada Carlson disampingnya.


En!


Dia menganggukkan kepala, ada Carlson, mengikutinya saja sudah cukup.


Dia adalah mata dan arah bagi Ariella, dia adalah segalanya!


Carlson dengan pelan memegang wajah Ariella, menundukkan kepalanya dan mencium ujung mata Ariella: “Mulai hari ini semua orang tahu bahwa kamu Ariella adalah istriku. Mulai hari ini siapapun yang berani membuatmu nangis, aku tidak akan membiarkannya begitu saja, termasuk aku sendiri.”


Suara Carlson tidak berat, tetapi setiap perkataan mengandung makna yang dalam yang ketika didengar orang seperti suara ancaman.


Perkataan dia direkam semua oleh kamera bahkan live diinternet, yang berarti perkataan dia tadi tak hanya dibicarakan untuk dirinya sendiri dan tamu yang hadir melainkan untuk semua orang didunia yang mendengar.


Ariella adalah istrinya, orang yang akan ia lindungi dengan seluruh nyawanya, siapapun yang berani menyakitinya, tanggung sendiri akibatnya!


Mengenai akibatnya seperti apa, Carlson tidak akan membicarakannya dikondisi seperti ini, Albi adalah salah satu contohnya!


“Aku ngga nangis.” Ariella tidak ingin menangis, tetapi ia tidak dapat menahan air matanya, ia terharu melihat semua yang sudah disiapkan oleh Carlson.


“Jangan nangis lagi!” Carlson mengulurkan tangannya dan menghapus air mata Ariella, “Kamu menangis, aku akan sangat sedih.”


“Aku tuh senang!” Ariella mengigit bibirnya, berusaha mengendalikan air matanya, dia tidak ingin melihat Carlson sedih.


Akhirnya, Ferdian membawa Sebastian dan Riella kecil kedepan mereka.


Ferdian tertawa dan berkata: “Pengantin yang cantik dilangit ataupun didunia, begitu banyak kamera yang mengarah ke kamu, kamu ngga takut make up kamu luntur?”


Ariella melototinya sekilas, orang ini sebenarnya kakak kandungnya apa bukan sih?


“Ayah” Riella kecil tiba-tiba melepaskan gandengan tangan Ferdian dan berlari kearah ayahnya.”


Pagi ini, semua orang dirumah memberitahu Riella kecil agar tidak pergi mencari ayahnya, harus menjadi anak cantiknya ayah dan ibu.


Tetapi begitu melihat kedatangan ayah dan ibu, dia tidak dapat menahan dan melupakan semua nasihat orang-orang tadi pagi, lalu sambil membawa bunga berlari kearah pelukan ayahnya.


Carlson dengan segera membuka lebar tangannya lalu memeluk dia dan menciumnya: “Riella kecil, kenapa?”


“Riella kecil kangen Ayah dan Ibu.” Dia mencium ayahnya lalu berputar balik mencium ibunya, “Ibu cantik sekali.”


“Terima kasih sayangku atas pujiannya!” Ariella tersenyum bahagia dengan matanya yang sembab, mendapat pujian dari anaknya bagi Ariella jauh lebih berharga dibandingkan pujian dari orang lain.


“Riella kecil dan Ibu sama cantiknya!” Anak ini benar-benar pintar, ternyata pujian ibunya sekaligus untuk pujian dirinya sendiri.


Ariella mengelus lembut kepalanya: “Ngga, Riella kecil kita paling cantik.”


Mendapat pujian dari ibu, Riella kecil berbalik melihat ayahnya, dan berharap ayahnya memberikan pujian yang sama padanya.


“Yang Ibu bilang benar, Riella kecil kita paling cantik.” Carlson mencubit gemas pipi anaknya lalu berkata. “Tetapi hari ini Ibu adalah peran utama wanitanya, Riella kecil harus mendengar perkataan kakek nenek dan bibi kecil ya.”


“Riella kecil ngga mau.” Sejak pagi ayah sudah menitipkannya ke kakek nenek, tetapi ia ingin bersama ayah dan ibu.


Dia tidak ingin dimata ayah dan ibu hanya ada mereka sesama dan melupakan dia.

Danh Sách Chương:

Bạn đang đọc truyện trên website TruyenOnl.COM
BÌNH LUẬN THÀNH VIÊN
BÌNH LUẬN FACEBOOK