Efa mempunyai kepribadian yang aktif, setelah mendengar ucapan Ariella, sejenak pun berdiri dan mengarah ke lantai atas untuk balik ke kamar, berlari dan berkata:”Kak, kamu cepat balik kamar. Jika kamu masih tidak balik, abangku akan menyalahkanku, dan akan menghukumku besoknya.”
Efa setuju dengan apa yang diucapkan oleh kakak iparnya, kalau menyukai seseorang kita harus berani untuk mengekspresikannya, untuk apa sendirian memikirkan semuanya.
Walaupun dia terus berpikir lagi, lelaki yang menyebalkan itu juga tidak akan menyadari perasaannya.
Dia ingin bertemu dengannya, ingin memberi tahunya, dia menyukainya, ingin menjadi istrinya, dan menjalani seumur hidupnya dengan Darwin.
Efa balik kamar untuk ganti menjadi baju yang lebih cantik, dan mengirimkan pesan kepadanya:”Aku akan menunggumu di depan pintu taman bermain Paradise, kamu harus datang untuk menemuiku. Kalau kamu tidak datang, aku pun tidak pergi, aku akan melakukan apa yang telah aku ucapkan, jangan tidak percaya dengan omonganku.”
Setelah mengirim pesan, Efa dengan ceria berangkat, harus berjalan selama kurang lebih 30 menit untuk keluar dari area Northfokrk villa, setelah itu dia harus mendapatkan taxi untuk mengantarnya ke taman bermain Paradise.
Liburan musim panas tahun ini, oh salah, sudah lewat jam 12 malam, artinya sudah memasuki tahun baru imlek, dan pada saat liburan musim panas tahun lalu, Darwin sering membawanya ke tempat bermain.
Darwinlah yang bertanggung jawab atas semua anggota militer di kota Pasirbumi, mempunyai kekuasaan besar, tetapi rela menemaninya untuk bermain komedi putar dan permainan lainnya.
Permainan apapun yang diinginkannya, tidak peduli apakah hal itu kekanak-kanakan atau tidak, dia tidak akan mengomel dan ikut bermain.
Dia sering mengelus-elus kepalanya, berkata :”Efa begitu lucu dan imut, asalkan orang, pasti tidak akan tega untuk menolakmu.”
Saat itu, Efa sangat senang dan keras kepala, karena dia tahu, permintaan apapun yang diajukannya tetap tidak akan ditolak.
Ramalan cuaca hari ini mengatakan akan ada hujan kecil, kota Pasirbumi akan dingin untuk beberapa hari.
Sudah tahu cuaca akan dingin, tetap saja Efa tidak mau untuk memakai pakaian yang banyak, berdandan dengan cantik, menginginkan Darwin untuk tetap melihatnya saat mereka bertemu.
Dia ingin memberi tahunya, dia bukan anak kecil yang hanya tau bermain saja, dia sudah dewasa, sudah bertambah cantik.
Tetapi setelah dia turun dari mobil, perasaan Efa sedikit menyesal:”Sialan, apakah aku makan terlalu banyak? kenapa harus malam ini bertemu dengannya? Besok baru mengajaknya bertemu pun tidak beda, mana mungkin hanya beda 1 malam dia bisa melarikan diri.”
Sekarang sudah jam 2 pagi, taman bermain pun sudah tutup, jalanannya kosong.
Lampu yang berada didekatnya juga sudah mulai merusak, berkedip tak henti, membuat orang merasa gelap dan seram, membuat bahu dan badan belakang Efa dingin.
Tidak hanya begitu, masih ada hujan kecil yang disertai angin kencang, cuacanya dingin sekali.
Tetapi mengingat sesaat lagi akan bertemu Darwin, Efa pun langsung merasakan gairahnya sedang terbakar, kalau dingin maka dia pun berlari-lari di tempat.
Sambil berlari, dia melihati teleponnya terus, sangat takut melewatkan telepon darinya.
Tidak tahu sudah berlari berapa lama, setelah lelah berlari, dia berhenti untuk beristirahat sejenak, memandang ke sekitarnya, dan mencari dimana bayangannya berada.
Dan dia tidak akan dengan mudah untuk menyerah, dia selalu percaya Darwin akan menemuinya, beristirahat sejenak dan mengumpulkan tenaganya lagi, terus berlari.
Dia telah mengatakannya, kalau Darwin tidak datang maka diapun tidak pergi, dia pasti akan menepati janjinya, dia adalah orang yang sangat keras kepala.
Tetapi seiring dengan waktu yang semakin lama, langit juga mulai terang, perasaan di dalam hati Efa juga mulai bergoyah, dia mulai merasakan sedikit sedih, karena jika dia ingin datang pasti akan datang lebih awal.
Apakah dia sangat tidak ingin untuk menemuinya?
Setelah berpikir seperti itu, Efa pun kehilangan tenaga seakan-akan tenaganya kering, dan jatuh terbaring di lantai seperti orang tak berdaya.
Efa menggigit bibirnya, mencari nomor telepon Darwin di teleponnya, mencoba meneleponnya sekali lagi, setelah berdering beberapa saat, teleponnya tersambung.
Suara Darwin terdengar dari telepon, berkata:”Kamu ada dimana?”
Mendengar suaranya, Efa dalam sekejap mempunyai tenaga lagi, dengan gembira berkata:”Aku sudah di depan pintu taman bermain Paradise! Kamu sudah datang?”
Darwin:”…..sekarang juga kamu pulang!”
Efa dengan cepat menghentakkan kakinya beberapa kali, dengan nada marah berkata:”Aku sudah bilang kalau kamu tidak datang aku tidak akan pulang, kamu merasa apa yang diucapkanku hanya candaan kan?”
Darwin mendesah:”Kalau begitu kamu berdiam disana aja. Cuaca dingin seperti ini, kalau kamu terjangkit flu, mampuslah kamu.”
Efa dengan geram menggigit bibirnya:”Darwin, bagaimanapun kamu adalah lelaki, kamu mengerti tidak sikap gentleman yang menghargai wanita!”
Darwin:”Tidak ngerti.”
Efa:”…..”
Darwin:”Cepat pulang ke rumah.”
Tetapi setelah dipikir-pikir, dia begitu galak dengannya, tidak mengerti bagaimana cara menghargai wanita, saat ini, dia seharusnya menggunakan senjata unggulnya seorang wanita.
Dengan itu dia menarik-narik nafas di hidung, memaksa untuk mengeluarkan dua tetes air mata, menggunakan suara tangisan berkata:”Darwin…..”
Sebelum dia menyelesaikan ucapannya, Darwin pun memutuskan pembicaraan mereka.
Mendengarkan nada dering sibuk yang keluar dari teleponnya, Efa pun melemparkan teleponnya ke lantai dan berkata:”Sialan!!!!”
Di dunia ini kenapa bisa ada pria yang menyebalkan seperti ini?
Melihat seorang gadis cantik yang duduk disini diterpa angin dingin, dia tidak hanya tidak mengerti bagaimana menjadi seorang gentleman, dia bahkan memutuskan teleponnya terlebih dulu.
Sambil berpikir dia juga makin emosi, mengangkat kaki dan menghentakkannya lagi di atas teleponnya yang sudah daritadi berada di lantai, menganggap teleponnya seperti pria yang menyebalkan itu.
“Darwin, kamu si sialan, kamu tidak datang untuk bertemu denganku bukan? Kamu ingin menyuruhku untuk pulang rumah bukan?” Efa sambil mengomel sambil menginjak teleponnya,”Heh, bagaimana kalau aku tidak pulang!! Kalau kamu hebat maka kamu akan muncul di depanku sekarang!”
Begini tak cukup, Efa pun mulai berlari, sambil berlari sambil menjerit: “Darwin, kamu cowok penakut, aku akan menginjakmu sampai mati, menginjakmu sampai hancur berkeping-keping!”
Ditempat yang cukup jauh, Darwin pun diam-diam sedang mengamati Efa yang seperti orang gila, rokok yang berada di tangannya habis satu persatu, menemaninya menunggu di depan pintu taman bermain semalaman.
…….
Setelah pulang ke rumah, Efa mulai sakit flu, sewaktu dia bersin, di dalam hatinya dia memarahi dan mengutuk pria sialan itu.
“Darwin bodoh, Darwin sialan, kamu tunggu saja, jangan membiarkanku bertemu denganmu lagi, kalau bertemu aku akan mengupas kulitmu, meminum darahmu, memakan dagingmu.”
“Efa, sangat tidak nyaman kan?”Ariella melihat sosok Efa yang sedang menggertakkan giginya, dan dengan intuisinya dia tahu bahwa dia tidak nyaman karena sakit.
“Aku memang tidak nyaman, aku ingin memakan seseorang.” Teringat Darwin yang sangat kejam dan menyebalkan, Efa langsung emosi dan bangkit berdiri.
Kalau bukan karena dia tidak bisa masuk ke dalam area militer, dia pasti tidak akan berdiam disini menahan amarahnya, dia akan masuk kesana dan mengebom semua area militernya.
Sibuk pekerjaan! Sibuk perkerjaan! Sibuk pekerjaan!
Dia mengirim satu bom kesana, mengebom tempat tinggalnya, melihat apakah dia bisa sibuk urusan pekerjaan lagi.
“Jangan marah lagi, minum obat dulu, kalau tidak yang susah itu kamu sendiri.” melihat Efa yang sedang terbakar-bakar, Ariella pun merasa sangat lucu.
“Terima kasih kakak!” walaupun marah tapi dia tetap memedulikan kesehatannya sendiri.
Dia ingin dengan cepat sembuh dari penyakitnya, tunggu dia sudah sembuh maka akan pergi mencari orang itu dan membalas semua dendamnya.
Bajingan!