Miguel menatap langsung ke mata dingin Gregorio dan dengan acuh tak acuh berkata: “Karena ayahku tidak pernah mengajariku apa itu etika sopan santun.”
Seperti kata pepatah, anak dibesarkan tanpa pengajaran yang tepat adalah kegagalan seorang ayah, dan kalimat Miguel ini membuat mimik wajah Gregorio memucat. Dengan kesal barulah mengatakan berikutnya: “Ayahmu sibuk tidak mengajarimu, tidakkah ibumu mengajarimu?”
Tiba-tiba mendengarkan lelaki yang tidak pernah peduli pada ibunya menyebutkan ibunya, Miguel tersenyum dingin: “Karena ibuku terus memikirkan cara menstabilkan posisi istri presiden nya, dia tidak punya waktu untuk mengajariku.”
“Miguel, kau …” Gregorio sangat marah sampai kehilangan kata, dia tidak pernah menyangka putranya yang tidak pernah banyak bicara lebih ini kefasihannya begitu tajam.
“Kenapa?” Miguel terkekeh dan dengan datar berkata, “Kamu saja bisa terang-terangan menjaga kekasih lamamu di sampingmu, tidak peduli pada pandangan kedailik, apakah masih tidak membiarkan orang mengatakannya?”
“Kau, kau … Miguel, aku hari akan menghabisimu.” Gregorio kesal melompat kakinya dan mengangkat tangannya ke arah Miguel.
Namun Miguel muda, menyelinap pergi menghindari tamparan Gregorio, dia tersenyum dan berkata: “Menghabisiku? Jadi tidak akan ada yang tahu tentang menjaga kekasih lamamu?”
Gregorio menunjuk Miguel, kekesalannya sampai jari-jarinya bergetar: “Kau, kau, kau …”
Insiden Ashanty adalah simpul mati di dalam hati Gregorio.
Hal ini terkait dengan martabatnya sebagai seorang pria, dia tidak harus menikahi wanita itu, tetapi menggunakan wanita itu untuk membuktikan kekuatannya.
Di masa lalu, kekuatannya tidak cukup kuat. Dia hanya bisa menikahi wanita yang telah diatur oleh para tetua dan wanita yang berguna untuk mengkonsolidasikan posisinya, tidak bisa menikahi wanita yang dia sukai dan yang di usia mudanya telah aborsi demi dirinya.
Tidak ada satu pria pun yang bersedia ditekan oleh orang lain, tidak ada pria yang mau mengakui kelemahannya, jadi dia berjanji pada Ashanty, tunngu ketika dia kuat pasti akan memberinya status yang jelas.
Namun berapa puluh tahun kemudian, wanita muda dan cantik dulu itu sudah menjadi wanita paruh baya, masih tinggal disampingnya sebagai seorang pengasuh.
Dalam kalimat pertama Miguel menyodok kelemahan Gregorio, tidak wajar jika Gregorio pria yang begitu berambisius tidak mengamuk.
Dia menatap langsung ke Miguel, tatapan matanya dingin seolah dia memandang musuhnya dan bukan menatap putranya sendiri.
Miguel juga menatapnya, tidak marah, juga tidak bersuara.
Bertatapan dingin untuk waktu yang cukup lama, atau Gregorio memaksa menurukan kemarahan dipermukaan wajahnya. Dia adalah seorang politisi, juga politisi yang berambisius, sangat tahu bagaimana mundur satu langkah untuk maju kedepan.
Gregorio berkata lagi: “Ibumu jelas tahu aku punya wanita yang aku suka, aku tidak mencintainya, tetapi dia masih memilih untuk menikah denganku. Karena dia tahu betul, diantara kami memang pernikahan politik. Pernikahan diantara kami dibangun didasarkan pada politik, demi keuntungan kedua keluarga kami. ”
Pernyataan Gregorio ini tampaknya menjadikannya sebagai korban, karena dia demi kepentingan kedua keluarga itu barulah mengorbankan kebahagiaan pribadinya.
Perkataan yang begitu indah, Miguel tertawa: “Kamu tidak mencintainya tetapi ingin menikahinya, membawanya pulang, kamu juga tidak peduli padanya, untuk mengkonsolidasikan posisi presidenmu, kamu sepertinya bisa melakukan apapun. ”
Dalam pandangan Miguel, bahkan meskipun itu adalah pernikahan politik, bahkan meskipun Gregorio tidak mencintai wanita yang dinikahinya, tapi semenjak dia menikahinya sebagai istri, dia adalah suaminya, tidak peduli cinta atau tidak, sebagai seorang suami harus menjadi panutan istri.
Namun Gregorio tidak melakukannya, dia menikahi anak gadis keluarga Yang, dan masih terus berhubungan dengan mantan kekasihnya, dia sekaligus pada saat yang sama melukai dua wanita.
“Aku demi mengkonsolidasikanposisiku bisa melakukan apapun?” Gregorio tampaknya telah mendengarkan lelucon besar dan tertawa berlebihan. “Miguel, apakah kamu tidak?”
Untuk menaiki posisi presiden, hal yang dilakukan Miguel memang tidak sedikit. Gregorio mengatakan ini, Miguel tidak meyangkal.
Miguel tidak membantah, itu berarti mengakui tuduhan Gregorio, dia berkata lagi: “Miguel, apakah Anda berani mengatakan bahwa kamu dan anak gadis keluarga Shentul bertunangan bukan demi dapat menduduki posisi presiden?”
Mengenai pertunangan dengan Vanessa, banyak orang berpikir bahwa itu adalah hal yang dilakukan Miguel untuk mendapatkan dukungan dari keluarga Shentul. Miguel juga tidak pernah mengklarifikasinya. Lagi pula mulut ada diatas tubuh orang lain, mereka ingin mengatakan apa biarkan saja.
Miguel sekali lagi tidak membantah, dan Gregorio agak bangga: “Miguel, meskipun Aku di luar ada wanita lain, setidaknya saat ibumu masih hidup aku tidak pernah meninggalkannya. Dan kamu? Baru tidak lama naik keposisi ini, kamu ingin meninggalkan wanita yang memberimu bantuan paling banyak. ”
Gregorio tidak membantah tujuan dari menikahi istri keduanya, pada saat yang sama dia juga dalam-dalam mengira Miguel memiliki pemikiran yang sama.
Menggunakan seorang wanita dapat membuat dirinya menghemat waktu sepuluh tahun, dan sumber daya ini datang dengan sendirinya. Dia juga tidak bodoh, Mengapa tidak memanfaatkannya?
Meskipun hubungannya dengan ibunya tidak sedekat orang pada umumnya, tetapi bagaimanapun orang itu masih ibu kandungnya, sekarang ayahnya secara pribadi mengakui bahwa ibunya hanyalah batu sandungannya untuk naik, hati Miguel tetap bisa sakit.
Bertahun-tahun, hampir semua pikiran ibuku terpusat pada pria dan kekuasaan ini, pada akhirnya pria itu malah tidak pernah memasukkannya kedalam hati, seberapa muramnya itu?
Miguel pengap tidak berkata apa-apa, Gregorio semakin memastikan dugaannya sendiri.
Dia menghela nafas dan memasang wajah ramah: “Miguel, wanita didunia begitu banyak, dengan derajat kedudukanmu saat ini, ingin wanita seperti apapun ada, mengapa kamu demi seorang gadis kecil merusak masa depanmu sendiri. ”
Berbicara tentang ini, Miguel tersenyum lembut, di dalam senyumannya ada cinta kelembutan seorang pria: “Meskipun wanita didunia begitu banyak, tapi aku hanya mau satu itu.”
Sudah memastikan gadis itu adalah yang seumur hidup.
Tidak peduli seberapa sulit jalan di depan, dia tidak pernah berpikir untuk melepaskan tangannya.
Gregorio menyipitkan matanya, “Uang, kekuasaan, status, apakah hal-hal ini tidak sebanding dengan seorang wanita? Kamu mengatakan ini, aku percaya padamu, orang lain juga tidak akan percaya.”
Miguel menepis: “Orang lain percaya atau tidak, apa hubungannya denganku?”
Selama Oriella percaya dia sudah cukup.
Gregorio tersenyum dingin: “He He …”
Miguel berkata lagi, “Katakan saja, apa yang sebenarnya kamu inginkan?”
Gregorio tersenyum dan berkata: “Kamu tebak.”
Sebelumnya, Miguel menjabat. Sebagai mantan presiden dia tidak muncul, Miguel tidak menganggapnya sebagai sebuah masalah, bahkan tidak pernah datang mencarinya.
Namun, dia hanya meminta orang untuk mengundang Oriella untuk mengobrol, begitu mendengar berita itu Miguel tidak bisa duduk diam, bahkan lebih awal mengakhiri kunjungannya di luar negri, begitu dia tiba di Kota Atmajaya dia langsung datang menemuinya.