Mục lục
NOVEL SUAMIKU TERNYATA SEORANG PRESDIR
Thiết lập
Thiết lập
Kích cỡ :
A-
18px
A+
Màu nền :
  • Màu nền:
  • Font chữ:
  • Chiều cao dòng:
  • Kích Cỡ Chữ:

Bab 454 Tidak Hanya Dua Orang
Mendengar suara Carlson, kedua orang itu bersamaan membalikkan tubuhnya, melihat Carlson sudah berada dibelakang mereka, pistol yang mereka berdua pegang sudah hampi jatuh karena terkejut.
Carlson sudah berjalan hingga kebelakang mereka, mereka sama sekali tidak merasa apapun, jika saja Carlson tidak berbicara, maka mereka berdua juga pasti tidak akan menyadari keberadaannya.
Mereka tidak bisa menyadari Carlson, mereka bisa kapan saja diserang oleh Carlson, tetapi Carlson tidak menyerang mereka, malah mengeluarkan suara membuat mereka tahu jika Carlson sedang berada dibelakang mereka.
Sebenarnya apakah Carlson terlalu memandang tinggi diri sendiri, atau Carlson tidak menaruh mereka di matanya sama sekali, atau karena kedua tangan mereka memegang pistol, Carlson merasa tidak bisa memenangkan mereka, ataukah Carlson masih berfikir bisa menang melawan meraka?
Rekasi lelaki jahat itu sangatlah cepat, dia mengambil pistol dan bersiap menembak Carlson, tetapi reaksi Carlson jauhlah lebih cepat.
Kaki Carlson yang panjang menendang pergelangan tangan lelaki jahat, lelaki itu menjerit kesakitan, tangannya melepas pistol yang sejak tadi berada di tangannya.
Pada saat Ariella melihat pistol yang jatuh, dengan cepat berusaha mengambil pistol, pada saat ini, jika dia bisa merebut pistol, maka dia bisa merebut kembali nyawanya.
Pada saat pistol lelaki jahat jatuh, lelaki lainnya melangkah mundur ketakutan, dengan segera mengarahkan pistol untuk menembak Carlson, dibilang terlambat itu juga sudah termasuk cepat, pada saat orang itu baru ingin bergerak, Carlson mengepalkan tangannya, dan meninju tepat di dada lelaki tersebut.
Tepat pada saat lelaki tersebut ingin menembaknya, Carlson menangkap tangannya, membuat pistol itu menembak, tepat kearah jantung lelaki jahat.
Dor??
Peluru itu meluncur masuk kedalam dada lelaki jahat, darah segar mengalir begitu banyak, dan langsung meninggal ditempat.
Mata lelaki jahat itu terbuka lebar-lebar, sampai matipun dia tidak bersedia percaya jika ditembak oleh rekannya sendiri.
Jika dia mati ditangan Carlson, maka dia akan menerimanya, tetapi yang menembaknya adalah rekannya yang sudah bersamanya selama beberapa tahun.
Melihat lelaki jahat yang tertembak, hati lelaki itu semakin tidak tenang,berniat untuk menarik kembali tangan yang sedari tadi dikontrol oleh Carlson, tetapi dia sudah ditahan oleh Carlson, Carlson menggunakan semua tenanganya membuat lelaki itu tidak bisa melepaskan diri dari Carlson.
Dia mengambil pistol bersiap menembak Carlson, tetapi dalam sekejap mata, Carlson memutarkan tangan lelaki itu, membuat tembakan lelaki tersebut mengenai kepalanya sendiri.
“Tidak??” lelaki itu berteriak, ingin melepaskan tangannya, tetapi pistol sudah diambil, sudah mengeluarkan tembakan, tidak bisa dikembalikan lagi.
Dor??.
Pistol yang berada ditangannya sendiri, dia sendiri juga yang menembaknya, dan peluru itu melesat masuk kedalam otaknya.
Dibandingkan dengan lelaki jahat ini, lelaki ini mati dengan lebih mengenaskan.
Mereka kakak beradik, sudah berbuat begitu banyak perkerjaan kotor selama beberapa tahun, membunuh orang, membuat kebakaran, merampok bank??.yang menurut orang selamanya merupakan hal yang tidak pernah terjadi, tetapi mereka sudah membuatnya.
Orang yang membayar mereka memberikan bayaran yang tinggi kepada mereka, karena kedua kakak beradik ini memiliki nama, dan sudah melakukan cukup banyak hal yang jahat.
Tetapi sama sekali tidak bisa terpikirkan, jika kedua kakak beradik itu bisa dengan mudah dikalakan oleh Carlson.
Pada saat Carlson sudah mengeluarkan tangannya, mereka sama sekali tidak memiliki kesempatan untuk membalas.
Pergerakan Carlson sangatlah cepat, sangat cepat hingga pada saat Ariella baru berhasil mendapatkan pistol, semuanya sudah berakhir.
Baru saja mereka bersikap sombong, dan memarahi Ariella, tetapi sekarang orang yang memarahinya sudah mati dengan mengenaskan.
Ariella menatapnya sesaat, pemandangan didepan matanya sangatlah menjijikan dan membuatnya ingin muntah, tetapi dia masih bisa menahannya, pandangan matanya melihat Carlson, melihat dia apakah dia terluka.
Carlson berkata:”putar badanmu, jangan sembarangan melihat.”
Pemandangan darah ini, sudah pasti akan membuat Ariella merasa ketakutan, dan tentu saja secara alami Carlson tidak menginginkan Ariella untuk melihatnya.
Ariella mendengar perkataan Carlson dan membalikkan badannya, tidak berani melihat lebih banyak lagi.
Carlson merampas semua pistol mereka, dan baru menguburnya, lalu membawa Ariella pergi.
Kaki Carlson sangatlah panjang, dia juga berjalan dengan sangat cepat, Ariella hanya bisa berlarian kecil mengikutinya.
Dia bisa melihat jika Carlson marah, dia pasti marah karena Ariella tidak mengikutinya kebawah tebing.
Ariella membuka mulutnya, berfikir ingin berbicara, tetapi ditahan oleh hawa yang diberikan oleh Carlson.
Carlson berjalan semakin cepat, berjalan hingga Ariella sudah berlaripun tidak bisa mengejarnya, dia berkata:”Carlson, apakah kamu bisa berjalan lebih lambat?”
Carlson tidak berbicara.
Ariella kembali berkata:”musuh sudah mati, kita sudah tidak perlu lari lagi, bisakah kamu berjalan lebih lambat?”
Carlson masih saja tidak berbicara, suasana disekitarnya semakin lama semakin menurun, dia kapan saja seperti bisa meledakkan amarahnya.
Sudah berkata dua kali, Carlson masih tidak menjawabnya, Ariella tidak akan lagi mengambil muka panasnya dan menempelkannya kepada Carlson.
Ariella tidak bersuara lagi, tiba-tiba Carlson membuka mulutnya, berkata dengan serius:”perkataan yang aku katakana padamu, apakah kamu hanya menganggapnya sebagai angina lewat.
“Aku??”Ariella membuka mulutnya, tidak tahu ingin membalas apa.
Dia mengapa begitu kejam, Ariella juga bukanlah anaknya,dia bagaimana bisa menggunakan nada bicara seperti itu untuk berbicara dengan Ariella.
Meskipun tadi merupakan hal berbahaya, jika nasib sedang tidak bagus, bisa saja orang yang berbaring kehabisan darah adalah dirinya, tetapi dia sekarang baik-baik saja, mengapa Carlson sekarang begitu marah?
Carlson kembali berkata:”Ariella, jika kamu tidak mendengarkan perkataanku, sekali lagi berlari sembarangan, aku pasti akan memutuskan kedua kakimu.”
Ingin memutuskan kedua kakinya, dia memikul Ariella, menggendong Ariella, melindungi Ariella, dia juga tidak akan bisa berlari sembarangan, juga tidak bisa terkena masalah lagi.
“Aku tadi tidak berpikiran begitu banyak.” Situasi tadi sangatlah mendesak, pada saat itu di otaknya hanya ingin agar Carlson selamat, mengenai hal lainnya, dia sama sekali tidak memikirkannya.
“Ikuti aku, cobalah sembarangan berlari sekali lagi!” Carlson menatap tajam Ariella, tidak ingin mendengarkan penjelasan apapun. Gadis kecil ini, selalu tidak mendengarkan omongannya, selalu tidak memikirkan keselamatan dirinya sendiri.
Baru saja pada saat Ariella berlari, dia juga tiba-tiba mendengar suara tembakan, setengah nyawanya sudah bisa dihilangkan oleh dirinya.
Amarah Carlson sama sekali tidak mereda, langkah kakinya tetaplah besar, tenaga di tubuh Ariella sudahlah habis, sama sekali tidak memiliki cara untuk mengikuti dia.
Pemandangan seperti ini, sudah seperti Carlson meninggalkan dia dan terus maju kedepan.
Ariella berkata:”Carlson, musuh sudah menghilang. Sekarang kita harus kemana? Apakah kita bisa kembali ketempat awal kita menunggu orang?”
Carlson memegang pinggang Ariella, membawa dia maju kedepan:”tujuan musuh adalah untuk membunuh aku, tidak mungkin hanya ada dua orang yang mengejar kita, kita harus pergi ke gua untuk berlindung sementara.”
Bersembunyi dari musuh, menghabiskan begitu banyak pemikiran, menggali gua yang begitu besar, hanya menunggu dia keluar dari sana.
Jika hari ini dia bisa keluar dari gua, musuh yang sedang bersembunyi pasti sedang emmikirkan berbagai cara untuk menghabisi dia, maka dari itu musuh pasti tidak hanya berjumlah dua orang.

Danh Sách Chương:

Bạn đang đọc truyện trên website TruyenOnl.COM
BÌNH LUẬN THÀNH VIÊN
BÌNH LUẬN FACEBOOK