“Pak Presiden, aku sudah menghabiskannya.” Demi dapat bertemu dengan Abang Hansel, Oriella berusaha mati-matian untuk menghabiskan makanan dalam waktu yang cepat.
“En, oke.” Suara dia terdengar dari luar, “Sekarang kakimu terluka, untuk sementara ngga boleh turun dari kasur, kamu istirahat saja duduk diatas kasur.”
“Oke, kamu ngomong apa, aku akan mendengarnya.” Oriella menganggukkan kepala, nurut seperti anak kecil, “Pak Presiden, kamu masuk temani aku ngobrol, aku sendirian duduk disini sangat bosan.”
Dengan ia berhasil membohonginya untuk masuk ke kamar, ia dapat mencari cara untuk memintanya tetap disini dan menemaninya.
Tetapi……tetapi……Oriella sudah menunggu lama tetapi pak presiden tak kunjung datang menemaninya.
Hari ini dia tak kunjung datang, hari kedua juga tidak, hari ketiga……ia melihat Abang Hansel di TV.
Dia mengenakan setelan jas hitam yang rapi, sedang menemui tamu dari luar negeri, sangat ganteng dan mempesona……Tak hanya dia, disampingnya ada seseorang yang menemani dan seorang perempuan.
Perempuan itu masih muda nan cantik, bola mata yang indah dan gigi yang putih rapi, kulit yang halus seperti salju, sangat membuat orang yang melihatnya terpana.
Bahkan ia yang melihat perempuan ini saja juga merasakan bahwa perempuan ini sangat cantik, tak tahan jika tidak melihatnya, apalagi Abang Hansel yang laki-laki.
Perempuan cantik berada disisi dia, bahkan tunangannya sendiri, mungkinkah untuk dia tidak mencoba meliriknya, atau mungkin dia ada pemikiran yang lain?
Oriella menggelengkan kepalanya, ia tidak tahu.
Ia hanya tahu, perempuan ini berdiri disamping Abang Hansel, membuat mereka berdua terlihat sangat cocok, yang laki-laki berprestasi yang perempuan cantik, seperti pasangan idaman.
Yang paling penting adalah, perempuan ini adalah tunangan Abang Hansel, mereka bertunangan sebelum Abang Hansel terpilih menjadi presiden.
Perempuan ini adalah tunangan resmi Abang Hansel, dimana perempuan itu bisa berada disamping Abang Hansel secara terang-terangan, menemani Abang Hansel menghadiri acara penting, menemani Abang Hansel menjamu tamu dari luar negeri……
Bahkan cepat atau lambat, tunangannya ini akan berubah menjadi istri Abang Hansel, istri resmi Abang Hansel.
Sejak awal kenaikan presiden, Oriella sudah mengetahui bahwa Pak Presiden telah memiliki tunangan, tetapi kala itu, ia tidak dapat memastikan bahwa dia adalah Abang Hansel nya, jadi masalah tunangan ini ia sama sekali tidak pernah memikirkannya.
Ditambah lagi dengan beberapa hari ini tunangan Abang Hansel sama sekali tidak pernah muncul didepan publik, membuatnya lupa bahwa Abang Hansel masih memiliki tunangan.
Disaat ia sedang menunggu Abang Hansel, menunggu Abang Hansel yang akan dengan identitas asli dia untuk menemuinya, ia baru menyadari, ternyata disamping Abang Hansel masih ada orang yang penting.
Perempuan ini menggandeng tangan Abang Hansel, tidak peduli berapa banyak kamera yang menghadap kearah mereka, wajahnya tetap penuh dengan senyuman, royal dan elegan.
Oriella selalu merasa bahwa Abang Hansel sangat sempurna, dan selalu merasa bahwa hanya dirinya saja yang cocok berada disisi Abang Hansel.
Tetapi ketika ia sekali lagi melihat tunangannya, ia baru tahu, ternyata masih ada seseorang yang lebih cocok lagi berdiri disamping Abang Hansel.
Apalagi ketika Abang Hansel sedang menghadap kearah tunangannya, tatapan mata yang sangat lembut, seperti seribu bahasa terpancar hanya dari tatapan matanya saja.
Lalu, Ketika Abang Hansel melihat kearahnya, kebanyakan seperti melihat anak kecil, yang tidak mengerti dan seperti anak kecil yang butuh dijaga olehnya.
Perlakuan Abang Hansel padanya seperti……misal memintanya memakan obat ketika sakit, membujuknya makan ketika ia tidak ingin makan, semua ini seperti sedang membujuk anak kecil.
Melihat lagi perlakuan dia pada tunangannya……dia tertawa dengan sangat lembut, mengulurkan tangan untuk menghadang dan menjaganya, lalu saling berbisik dan dengar serius mendengarkan pendapatnya, hal ini baru bisa dibilang seperti pasangan.
Melihat hubungan mereka berdua sangat manis, disaat itu, ada perasaan aneh yang muncul dihati Oriella, yang membuat dia terkejut, membuat dia takut.
Ia sangat takut, takut Abang Hansel katakan padanya bahwa ada urusan lain yang belum selesai diurusi karena ditengah mereka ada tunangannya.
Sebenarnya bukan, tunangan Abang Hansel bukanlah orang ketiga diantara mereka berdua.
Perempuan itu adalah tunangan resmi Abang Hansel, yang dimana seluruh keluarga dan seluruh rakyat sudah menyetujuinya, jika ingin dibicarakan, Oriella lebih terlihat mirip menjadi orang ketiga diantara hubungan mereka berdua.
Orang ketiga?
Karena kepikiran perkataan ini, kepikiran posisi aneh dia sekarang ini, Oriella tiba-tiba merasakan tenaganya terkuras habis ntah kemana.
Oriella bengong sambil memandang kosong kearah Abang Hansel di TV, sakit hati yang dalam menyerangnya.
Perempuan itu bisa menemani Abang Hansel untuk menghadiri acara, bisa dengan bebas menggandeng tangan Abang Hansel, bisa dengan bebas menerima perhatian dan perlindungan dari Abang Hansel……
Ia melihat dirinya sendiri, seperti pasangan yang tersembunyi, untuk bertemu dengan Abang Hansel saja, hanya bisa ditempat orang lain, bahkan ia tidak dapat melihat keaslian diri dia.
Ia begitu menyiksa dirinya sendiri, apakah worth it?
Ia pertama kali bertanya pada diri sendiri, pertama kali juga menimbulkan rasa curiga dengan pilihannya untuk datang ke negara A mencari Abang Hansel.
Ia bahkan tidak tahu apakah saat ini ia harus tetap menunggu Abang Hansel atau tidak, menunggunya datang ke sampingnya, menunggu dia dan tunangannya batal menikah?
Semakin mikir, Oriella semakin sedih, rasa sakit terus menyerangnya, membuat ia kesulitan untuk bernafas.
Tidak mau pikirin lagi, tidak mau pikirin lagi, ia tak ingin lagi memikirkan hal ini, tak ingin lagi memikirkan masalah yang saat ini tidak dapat ia selesaikan.
Ia hanya perlu percaya bahwa dihati Abang Hansel ada dirinya, ia hanya perlu percaya bahwa Abang Hansel setelah menyelesaikan urusannya akan segera datang menemuinya……
Tetapi ia malah tidak dapat menenangkan dirinya, ia bahkan tidak tahu harus bersikap seperti apa untuk menghadapinya, sambil berpikir, ia tiba-tiba mengambil HP dan memesan tiket pesawat terbang ke Newyork.
Dulu apapun masalahnya, ia tidak pernah mundur, ia dengan berani menghadapi dan menyelesaikan masalah yang ada.
Tetapi kali ini, untuk pertama kalinya ia mencoba mundur dan lari masalah ini dan memilih untuk bersembunyi.
Ia berberes, membawa tas yang ia bawa ketika pertama kali datang dan keluar pintu: “Liotta, terima kasih karena sudah menjaga ku selama aku disini, aku mau pulang.”
“Oriella, kamu bukannya belum menemukan Abang Hansel kamu? Kenapa tiba-tiba ingin pulang?” Liotta tidak mengerti kenapa Oriella tiba-tiba mengambil keputusan ini.”
“Aku sudah tak ingin mencarinya lagi.” Oriella tertawa singkat, “Lagipula sudah lewat berapa tahun, apakah dia masih ingat aku atau tidak, sudah ngga ada yang tahu.”
“Oriella……tapi juga ngga perlu secepat ini.” Liotta salah tingkah tidak tahu bagaimana untuk membujuknya.
“Liotta, lain kali kamu harus lebih pintar, jangan mau terus-terusan dikerjain orang terus.” Oriella memeluknya, “Kita setiap orang terlahir dari seorang ibu yang mengandung kita 9 bulan, bagi orang tua, mereka selalu menganggap kita seperti anak kecil……jadi walaupun mereka tidak berada disamping, kamu tetap harus menjadi baik dirimu sendiri, jangan sampai membuat mereka yang jauh disana khawatir.”