Mengenai pekerjaan Ariella, Carlson tidak pernah ikut campur.
Meskipun membeli perusahaan PM demi Ariella, tetapi dia tidak mengumumkannya keluar, tidak mempengaruhi pekerjaan Ariella.
Hari ini Ariella pergi melamar pekerjaan ke [Custom Pribadi] , Carlson diam-diam mengikutinya baru tahu, dan bukan secara khusus diatur olehnya.
Disalahpahami, tetapi Carlson tidak banyak menjelaskan, dia tidak perlu menjelaskannya kepada orang lain, setelah dia menyapa Puspita, lalu dia pergi.
……
Hari ini setelah berjumpa dengan ayah, Riella sangat bahagia, bahagia sekali, ketika dia sampai di rumah, wajahnya penuh dengan senyuman.
Melihat dia melompat-lompat, sambil menyanyikan lagu anak-anak bahasa Inggris, Ariella yang sedang sibuk menggambar rancangan desain pun merasa sedikit tergelitik : “Sayang, mengapa bahagia sekali hari ini?”
“Ssttt! Riella tidak boleh mengatakannya!” Riella mengangkat jari tangannya menutup mulutnya, dia sudah berjanji kepada Ayah, tidak boleh beritahu Ibu, oleh karena itu dia tidak boleh memberitahu Ibu.
“Soal apa begitu misterius? Tidak boleh beritahu Ibu?” Ariella meletakkan pensil gambarnya, dengan serius memastikan ke anak kesayangannya,
“Ibu, Riella tidak boleh mengatakannya!” Jika dia mengatakannya, mungkin Ayah akan pergi, kalau begitu besok bagaimana dia bermain lagi dengan Ayah?
“Baiklah, Riella tidak mau bilang, Ibu tidak akan tanya lagi.” Ariella menggelengkan kepala dengan tidak berdaya, anak perempuannya, baru empat tahun lebih, tidak disangka sudah punya rahasia yang tidak bisa dikatakan ke Ibu.
“Riella sangat mencintai Ibu!” Riella yang girang meluncur ke pelukan Ariella, berkata dengan manis dan lembut.
Ariella memeluk Riella, membenamkan kepalanya dilehernya, tiba-tiba, sesaat dia mencium napas dari pria yang dia akrab.
Mencium suasana akrab ini, Ariella mengira itu hanya ilusinya, dia segera menundukkan kepalanya di Riella dan menciumnya.
Tubuh Riella tercium aroma yang sangat ringan, aroma ini, adalah aroma parfum dari Carlson.
Setiap saat, tubuh Carlson selalu tercium aroma yang sangat ringan, sangat ringan dan segar, selalu membuat orang merasa segar.
Beberapa hari siang dan malam, Ariella tidur dengan menghirup aroma ini, bagi dia benar-benar sangat akrab dengan aroma ini.
Dia berani yakin, wangi dari tubuh Riella adalah wangi dari Carlson yang menempel ditubuh Riella, selain itu, tidak akan ada orang lain yang sama.
Ariella tiba-tiba mengerti mengapa Riella begitu bahagia, dia pasti melihat ayahnya yang dirindukannya siang dan malam.
Carlson sudah berpikir jernih, dan juga datang ke New York, untuk menemui Riella……
Dengan pemikiran ini, Ariella mempererat pelukan ke Riella dan dengan dalam menghirup aroma ditubuh Riella, dia sepertinya meminjam tubuh Riella untuk memeluk dan menghirup aroma orang lain.
Pria yang tidak bisa lagi menjadi miliknya.
Meskipun dia selalu mengisyaratkan bahwa dia tidak harus memikirkannya setiap hari, tetapi dia selalu ada di pikirannya.
“Bu, Riella sakit!” Riella memprotes, karena ibunya memeluknya terlalu erat, dan sulit baginya untuk bernapas.
Ketika dia mendengar suara Riella, Ariella menyadari bahwa dia tidak terkontrol, dia melonggarkan pelukannya ke Riella, menepuk punggung Riella, dan berkata dengan lembut, “Sayang, maaf!”
“Riella baik-baik saja.”
“Yah, pinter!” Ariella tersenyum dan memijit kepalanya. “Ibu mencuci stroberi untukmu dan meletakkannya di atas meja, kalau kamu lapar cuci tangan dan makan.”
“Bu, Riella tidak lapar.” Ayah tadi baru saja mentraktirnya makan enak, dia sama sekali tidak lapar, jadi stroberi pun dia tidak mau makan.
“Benarkah itu?” Ariella melepaskan Riella, memegang wajahnya dan menatapnya dengan tenang, “Siapa yang Riella temui hari ini?”
“Riella tidak berjumpa dengan Ayah! Ayah tidak datang ke New York!” Si kecil tidak terbiasa berbohong, dan wajahnya merah ketika dia mengucapkan dua kalimat ini.
Melihat Riella menolak dengan keras, Ariella merasa dia sangat imut dan lucu, bocah polos ini, dia buka tipikal orang yang tanpa sengaja mengungkapkan kesalahannya.
Ariella kasihan pada Riella : “Iya, Ibu percaya pada Riella.”
Mendengar Ibu percaya padanya, Riella pun lega, dengan gembira mencari adik Mianmian untuk bermain.
“Guk Guk Guk—-” Mianmian menggonggong beberapa kali, berputar mengelilingi Riella, apakah dia akan seperti tuan rumahnya, juga mencium aroma tuan rumah pria nya.
Melihat Riella dan Mianmian sibuk bermain sebahagia itu di ruang tamu, Ariella kembali kepekerjaannya, tetapi dia tidak bisa berkonsentrasi pada rancangan desainnya.
Carlson begitu cepat datang ke New York, sebenarnya karena apa?
Apakah dia ingin mengambil hak asuh Riella?
Atau ada alasan lain?
Karena memikirkan Carlson, dalam hati Ariella menjadi kacau, pensil digenggamannya hampir patah dibuatnya.
Jika Carlson ingin mengambil kembali Riella, dia tidak keberatan, bagaimanapun Carlson yang membesarkan Riella, si kecil juga setiap hari merindukan Ayahnya, Carlson yang mengambil alih hak asuh dia masih bisa menerimanya.
Semalam Riella menangis merindukan Ayahnya, sama sekali tidak dapat membujuknya, selain menemani Riella bersedih, benar-benar tidak ada solusi lain.
Melihat kembali kondisi Riella hari ini, karena berjumpa dengan Ayah, dia terlihat sangat senang seperti memiliki seluruh dunia.
Sebenarnya sangat mudah dipahami, didalam hati Riella, Ayah yang membesarkannya adalah seluruh dunia baginya, Ayah dimana, dia juga dimana, asalkan ada Ayah, dia tidak akan takut.
Jika Carlson buka suara menginginkan anak, dia juga tidak akan menolak, hanya saja…… Ariella menatap Riella lagi, hatinya terasa perih, jika Riella dibawa pergi oleh Carlson, bagaimana dengan dirinya?
Jika begitu bukankah dia hanya memiliki anak yang ada didalam perutnya?
Ariella mengelus perutnya, masa kehamilannya yang hampir memasuki bulan ketiga, tetapi bagian perutnya masih terlihat rata, tidak terlihat seperti sedang hamil.
Tidak tahu apakah karena akhir-akhir ini dia tidak nafsu makan, nutrisi yang di terima kurang, makanya perkembangan tumbuh anak lamban.
Ariella menghabiskan waktu semalaman untuk berpikir, ketika dia bangun di pagi hari, dia memakaikan pakaian yang indah kepada Riella, menunggu Carlson datang untuk meminta Riella dengan canggung dan gugup.
Setelah sarapan, Ferdian baru saja membawa Sebastian ke sekolah, dan bel pintu berdering beberapa kali.
Ketika dia mendengar bel pintu, Ariella terguncang pikirannya dan mencium Riella di dalam pelukannya : “Riella …”
Semalam dia sudah banyak memikirkan hal yang ingin dikatakan kepada Riella, tetapi pada saat yang genting dia tidak tahu harus berkata apa kepada Riella.
Dunia Riella sangat indah, dia lebih baik tidak banyak bicara lagi, biarkan saja si kecil tahu bahwa Ayah dan Ibu akan mencintainya seperti biasa, di mana pun dia berada.
Ariella menghirup napas dalam, menggandeng tangan Riella membuka pintu bersama.
Membuka pintu halaman, Ariella melihat dua staf mengenakan pakaian formal berdiri di luar pintu. Mereka dengan sopan berkata: “Nona Situmorang, ini adalah hadiah dari butik DD, tolong tanda tangani.”
Ternyata itu kurir … Untungnya, bukan orang Carlson yang datang menjemput Riella!
Hati Ariella langsung lega!