Mục lục
NOVEL SUAMIKU TERNYATA SEORANG PRESDIR
Thiết lập
Thiết lập
Kích cỡ :
A-
18px
A+
Màu nền :
  • Màu nền:
  • Font chữ:
  • Chiều cao dòng:
  • Kích Cỡ Chữ:

Bab 547 Bertemu Abang Hansel Lagi


Efa mengajak Riella kecil tidur hingga siang hari, ketika mereka bangun dan turun kebawah, mereka melihat Sebastian terduduk bengong sendirian di ruang tamu.


Walaupun Keluarga Tanjaya menjaga Sebastian seperti keluarga sendiri, semua pekerja juga menganggapnya seperti tuan muda, tetapi dia masih belum terbiasa.


Kehidupannya dulu tidak seperti kehidupan Keluarga Tanjaya, dua kehidupan yang bertolak belakang, bagaimanapun mereka bekerja keras juga tidak akan bisa tinggal dirumah mewah seperti milik Keluarga Tanjaya.


Tak hanya tempat tinggalnya saja yang berbeda, banyak sekali kebiasaan hidup yang berbeda, jadi ingin dirinya masuk kedalam kehidupan Keluarga besar ini ia harus lebih berusaha lagi.


“Sebastian, kamu sudah sarapan?” Efa mengandeng Riella kecil melewati ruang tamu dan menyapa Sebastian.


“Aku sudah makan.” Sebastian berbicara dengan sangat kaku, dia melihat sekilas Efa, lalu tatapannya jatuh ke arah Riella kecil.


Dia ingin sekali berbicara dengan Riella kecil, tetapi Riella kecil terlihat tidak menyukainya, jadi ia berusaha buka mulut tetapi tidak ada perkataan apapun yang keluar dari mulutnya.


Efa berkata: “Hari ini hari minggu, ngga perlu kesekolah, kamu main saja. Ini rumahmu, ngga perlu terlalu kaku.”


Sebastian menganggukan kepala: “Baik.”


“Nona, nona kecil, sarapan sudah disiapkan, mau makan sekarang?” Nurmala melihat kearah mereka dan tersenyum manis.


Efa berkata: “Kak Nurmala, maaf jadi repotin kamu untuk menyiapkan makanan kami.”


“Nona ngomong apa sih, bisa bekerja di Keluarga Tanjaya adalah sebuah keberuntungan untukku.” Kata Nurmala sambil menaruh makanan dimeja.


Ia menyiapkan makanan dengan sepenuh hati, sarapan yang disiapkan sesuai dengan selera Riella kecil dan Efa, disiapkan secara terpisah.


Efa menyeruput bubur lalu berkata: “Oh ia kak Nurmala, kakak ipar sudah bangun?”


Nurmala berkata: “Nona besar pergi keluar, katanya ingin pergi mencari Tuan Ferdian.”


“Kalau begitu Riella sayang hari ini pergi sama Bibi kecil ya main kerumah Kakek.” Dirumah tidak ada orang dewasa, Efa tidak tenang jika harus meninggal Riella kecil sendiri dirumah.


“Ok.” Riella kecil senang ikut pergi Bibi kecil karena ia tidak ingin dirumah.


“Bibi kecil, Sebastian juga mau temenin adik.” Sebastian baru saja datang kerumah ini dua tiga hari, dia sudah mengerti, walaupun Riella kecil paling kecil dirumah, tetapi ayah sangat mendengar perkataanya, apapun yang dikatakannya, ayah akan menyetujuinya, dia bisa tinggal dirumah ini juga karena perkataan Riella kecil.


Jadi dia harus menjaga baik adik perempuannya, dengan menjaga baik adiknya, ayah dan ibu akan senang, ia akan lebih tenang jika harus tinggal disini.


Anak yang baru berumur sebelas tahun, tetapi sudah mengerti banyak hal.


“Boleh, kita pergi sama-sama.” Efa tahu maksud baik Ariella, mengadopsi anak lagi untuk menemani Riella kecil, mengajak Sebastian sekalian untuk membuat baik hubungan mereka.


Sebelum pergi, Efa menelepon Darwin terlebih dahulu.


Setelah tahu Darwin tidak berada di Wilayah Militer Kota Pasirbumi, namun pergi bersama beberapa orang untuk pemerintah menyambut kedatangan orang yang penting dari Negara A.


Sebagai orang dari Negara A, ia belum memiliki kesempatan untuk pergi melihat-lihat, tidak ada salahnya jika ia pergi melihatnya.


Hotel tempat menyambut orang-orang penting dari negara A adalah Hotel Rancamaya, Hotel Rancamaya memang penginapan khusus menyambut orang dari luar negeri.


Setiap kali politisi dari luar negeri akan datang, Hotel Rancamaya akan menyiapkannya dengan sangat matang dan dijaga ketat, satu lalat pun tidak akan lolos dari pandangan mereka.


Kali ini komandan yang terkenal juga hadir, tidak akan ada yang berani bermacam-macam.


Ketika Efa mengajak Riella kecil dan Sebastian datang kemari, orang-orang penting tersebut masih dijalan, jadi ia masih mempunyai waktu untuk mencari Darwin.


“Darwin, kali ini siapa yang akan melakukan kunjungan kesini?”


“Putra ketiga presiden A, yang juga putra tunggal dari nyonya presiden A.”


“Oh……orang dalam.”


“Sepertinya sih begitu. Ada kemampuan atau tidak harus lihat nanti.”


“Bibi kecil, Riella kecil mau pergi main disebelah sana, bolehkah aku membawanya pergi?” Sebastian melihat Riella kecil yang terus menatap kearah sana, jadi ia berpikir mungkin Riella kecil ingin bermain kesana. Sebagai kakak yang baik ia harus bisa mengerti keinginan adiknya.


“Pergi lah, hati-hati ya.” Disini aman, jadi Efa tidak khawatir mereka akan diculik orang.


Sebastian menemani Riella kecil kelantai dua, Riella kecil belum sempat melihat jelas lampu lagu yang menarik perhatiiannya, tiba-tiba saja segerombolan orang turun kebawah dan menutupi pandangannya.


“Abang Hansel!”


Pria yang berjalan ditengah-tengah kerumunan orang yang memakai baju hitam, adalah orang yang paling akrab dengan Riella kecil.”


Walaupun Abang Hansel mengenakan pakaian yang berbeda dengan dulu, rambut yang dipotong pendek……tetapi wajahnya tidak berubah, matanya juga tidak berubah.


Riella kecil hanya perlu melihat sekilas ia sudah dapat mengenali Abang Hansel, orang yang ia kangenin.


“Abang Hansel!!”


Riella kecil berteriak memanggil Abang Hansel, tetapi orang yang mengelilinginya terlalu banyak dan berisik……Suaranya pun tidak terdengar hingga telinga Abang Hansel.


Riella kecil berteriak beberapa kali, tetapi Abang Hansel tidak mendengarnya, Riella kecil panik dan langsung berlari kearah bawah.


Sebastian ingin menahannya, tetapi ia berlari terlalu cepat, dan masuk kekerumunan orang yang banyak, Sebastian tidak sempat mengikuti langkah kakinya.


Ia memasuki kerumunan orang lalu lari kearah Abang Hansel, ia ingin berlari kesamping Abang Hansel, berlari memeluknya dan membiarkan Abang Hansel memeluk dan menciumnya.


Orang yang mengelilingi Abang Hansel terlalu banyak, tubuh Riella kecil terlalu kecil, ia seperti berada dikerumunan kaki orang, tetapi ia tidak pantang menyerah.


Memikirkan jika ia akan bertemu dengan Abang Hansel, ia sangat bersemangat dan tidak ada yang bisa menghalanginya.


Akhirnya, Riella kecil berhasil melewati kerumunan orang banyak dan berlari kesamping Abang Hansel.


Ia lalu memeluk kaki Abang Hansel dan berkata: “Abang Hansel, Riella sangat merindukan kakak!”


Riella kecil tidak hanya berteriak Abang Hansel, ia juga memeluk erat kakinya dan berharap Abang Hansel akan mengendongnya tinggi-tinggi dan memberitahunya bahwa ia juga sangat merindukannya.


Tetapi belum sempat ia digendong Abang Hansel, ia malah digendong oleh orang yang berdiri disamping: “Kamu anak siapa? Kenapa kamu sembarangan lari?”


Meskipun Riella kecil sudah melanggar aturan, tetapi anak kecil yang bisa ada disini pasti keluarganya kaya, walaupun tidak tahu latar belakang Riella kecil, sikap orang itu termasuk cukup ramah.


“Orang jahat! Lepasin aku! Aku mau Abang Hansel!” Kata Riella kecil yang emosi, tatapan matanya terus memandang kearah Abang Hansel.


Karena jarak tinggi dia dan Abang Hansel yang terpaut jauh, ia sama sekali tidak dapat melihat jelas Abang Hansel.


Kali ini ia digendong orang, ia malah memiliki kesempatan untuk melihat jelas Abang Hansel.

Danh Sách Chương:

Bạn đang đọc truyện trên website TruyenOnl.COM
BÌNH LUẬN THÀNH VIÊN
BÌNH LUẬN FACEBOOK