“Kakek????” kenapa kakek berbicara seperti ini dengannya, dia begitu mencintai keluarga ini, apa kakek tak tahu itu?
Jika suatu hari nanti, kalau ia dengan salah satu keluarga ini berada di ujung jurang, dan hanya ada 1 orang yang bisa hidup, dia pasti akan memberikan kesempatan ini pada keluarga mereka.
Dia tak tahu siapa orang tua kandungnya, dia hanya tau dia dibesarkan oleh keluarga ini. Kalau tak ada keluarga Tanjaya, tak aka nada Efa yang sekarang.
Asisten Dolvin juga tak bisa melihat kelanjutan ini semua, lalu sekali lagi berdiri dan berkata :” Nona, kau pergi dulu ya. Perlu waktu untuk kalian kakek dan cucunya agar tenang masing-masing, biarkan kita semua mengambil waktu untuk merenungkan lagi.”
“Baiklah kalau begitu Efa pergi dulu, kakek, kau jaga kesehatan mu ya, jangan marah pada Efa.” Efa memandangi kakek yang sedang memejamkan mata sekali lagi, dia menggigit bibirnya, dan dengan sangat terpaksa meninggalkan tempat itu.
Mendengar langkah Efa, dan mendengar langkahnya sudah menjauh, kakek pelan-pelan membuka matanya lagi, ia tak rela melihat bayangan Efa yang perlahan menjauh.
Dia adalah satu-satunya kesayangannya, anak yang selalu digenggam dalam tangannya sejak kecil sampai besar.
Dia melihat tumbuh kembangnya juga dari seorang bayi dan menjadi anak yang sudah bertumbuh besar, dan melihatnya menjadi seorang gadis yang cantik, melihat pekerjaannya juga sukses, dan melihatnya yang semakin lama semakin bersinar????
Ia tahu, pasti ada suatu hari dia akan meninggalkan Efa, dan sebelum meninggalkannya, dia ingin membentangkan sebuah jalan, membentangkan sebuah jalan yang datar dan luas, dan membiarkannya berjalan bagaimanapun juga tak akan terjatuh.
Tapi sangat banyak hal di dunia ini yang terjadi di luar perkiraan, awalnya rencana nya adalah Carlson yang menikahi wanita lain dan berjalan di jalan yang salah.
Carlson tak menikahi Efa, tak masalah dia menikahi perempuan siapapun, asalkan ia tak menikahi anak dari Fernando.
Waktu itu kalau saja Fernando tak membeberkan buktinya ke militer kota Pasirbumi, pasti orang tua Efa tak akan di eksekusi diam-diam, dan Efa juga tak akan menjadi anak yatim tanpa ayah dan ibu.
Lalu Asisten Dolvin mulai menyadari pandangan kakek ini, ia memandang kakek dan dengan khawatir berkata :”Kakek, Carlson sudah tau bahwa kau sudah menggantikan posisi kakek asli dari keluarga ini, dia pasti juga tak akan menyerah begitu saja. Masalah ini, jika kau tak memberitahu pada Efa, kemungkinan dia akan dalam bahaya.”
Tapi pemikiran kakek berbeda dengan Asisten Dolvin, dia menggelengkan kepala, dan berkata :”Efa tak tahu apapun, dan Carlson pun juga menyayanginya seperti adik kandungnya sendiri. Lalu jika sekarang kau memberitahunya, bagaimana dia nanti?”
Tapi Asisten Dolvin tetap tidak setuju pada keputusan kakek, setelah berpikir, dia berkata lagi :”Lalu bagaimanan dengan Carlson????”
Kakek hanya menggumam, wajahnya suram, dan dengan dingin berkata : ” Meskipun dia tahu kalau aku bukan kakek kandungnya, lalu kenapa? Asalkan aku masih menyandang status ini, Carlson juga sepertinya tak akan berani berbuat sesuatu padaku?”
Mendengar kakek berkata seperti ini, Asisten Dolvin hanya berpikir satu logika saja, dan bertanya lagi : “Kakek, kalau begitu bagaimana nasib kita setelah ini?”
Kata kakek :”Kau lakukan seperti yang kau pikirkan saja.”
Asisten Dolvin:”Kakek, anak itu, dia adalah senjata terbaik kita untuk menguasai Carlson.”
Kakek menggeleng sekali lagi:”Dia masih seorang anak yang di bawah 4 tahun, dan dia keturunan darah keluarga kita.”
Sekalinya mendengar ucapan kakek, Asisten Dolvin tak suka hati, dan mulai meninggikan suaranya :” Kakek, kau jangan lupa, meskipun kau sudah mengambil identitas sebagai kakek di keluarga Tanjaya,kau sudah menjadi keluarga Tanjaya selama lebih dari 20 tahun, kau juga bukanlah keluarga Tanjaya yang sesungguhnya, dan anak itu tak ada hubungan darah apapun denganmu. Hanya ada nona saja yang memiliki hubungan darah denganmu.”
Mendengar ucapan Asisten Dolvin, kakek termenung sesaat, dan setelah berpikir lama ia berkata lagi : “Kalau memang Carlson sudah tahu, kita tak perlu meninggalkan ruang lagi untuk berbuat sesuatu, masalah ini lakukanlah seperti yang seharusnya kau lakukan, dan tak perlu setiap kali melaporkannya padaku.”
“Baik, kakek.” Asisten Dolvin membungkuk hormat dan menjawab, di matanya terpancar sebuah pandangan licik.
Kelemahan Carlson, adalah Ariella dan Oriella, asalkan mereka bisa menangkapnya sekali saja, pasti ini akan membuat Carlson tak punya kekuatan untuk melawan.
Dan hanya perlu menghabisi Carlson saja, siapa lagi yang punya kemampuan bertanding untuk merebut Ases dari mereka?
Ayah Carlson?
Lelaki ini tidak lama di group Ases, dia juga tak terlalu berminat menjalankan bisnis ini, pikirannya hanya terfokus pada istrinya yang sedang sakit.
Ketika ia berpikir tentang kedua pasangan suami istri Tanjaya, ia dengar kakek berkata lagi :”Sudah lama aku tak mendengar kabar tentang pasangan suami istri itu, bagaimana kabar mereka sekarang?”
Jawab Asisten Dolvin :”Kakek, kau tenang saja tentang itu. Kondisi fisik istrinya semakin hari semakin buruk, dan Irfan (ayah Carlson) mengeluarkan seluruh pikiran tenaga untuk mengurus istrinya. Asalkan Carlson tidak memberi tahu kondisi yang sesungguhnya sekarang ini, mereka yang jauh di New Zealand tidak akan sempat dan berpikir untuk kembali kesini, lagipula, kita hanya perlu mengalahkan Carlson, Irfan bukanlah lawan kita.”
“Kau juga jangan lupa, meskipun ia tak berminat untuk berbisnis, tapi dia tetaplah keluarga Tanjaya. Ia seorang ayah yang memiliki kemampuan mendirikan Ases, dan masih punya anak seperti Carlson, dia tak cukup di bagian mana lagi?” Asisten Dolvin merasa Irfan bukanlah lawan mereka, tapi kakek malah tak sependapat dengannya.
Irfan benar-benar tak punya niat bisnis, bukan berarti dia tak punya cara, jika ia melihat putranya terkalahkan, dan Ases akan jatuh di tangan orang lain, pasti di saat itu dia meskipun tak punya niat untuk berbisnis, akan tetap berdiri dan menjabat sebagai pimpinan, bawahannya pun juga tak akan sedikit.
Sekarang selain Carlson, masih ada seorang yang punya ancaman untuk mereka, orang itu adalah orang Tuan Darmawan yang mengetahui semua masalah ini dari awal sampai akhir.
????
Setelah berjalan keluar dari perkebunan, Efa menoleh kembali ke belakang.
Dia sudah tak bisa melihat kakek lagi, tak tahu kakek masih marah dengannya atau tidak?
Dia berpikir dia sudah membuat kakek sedih, Efa pun juga sangat sedih.
Dia menghela nafas panjang, memandang ke langit yang luas. Langit yang tergantung tinggi di atas, sekalinya dilihatnya silau sekali sampai membuatnya meneteskan air mata.
Jelas-jelas masih dengan langit yang sama, orang yang sama, keluarga Tanjaya yang sama, kakek yang sama, tapi baru memasuki perkebunan ini beberapa jam saja, sudah membuatnya merasa ada sesuatu yang sangat berbeda.
Keluarga Tanjaya bukanlah keluarga yang biasa hidup dengannya lagi, kakek juga tak seperti dulu yang selalu menuruti perkataannya, langit ini sepertinya tidak sebiru dan secerah tadi juga.
Tiba-tiba, Efa merasa sangat kesepian, ketika ia sedih, bahkan tak ada seorang pun lagi yang mendengarkan kesedihannnya ini.
Darwin?
Di saat itu, tetap saja Darwin yang pertama kali melintas dalam pikiran Efa.
Tapi apa Efa bisa menemukannya?
Bahkan jika ia memukul keras Hpnya, Darwin tak akan mengangkat telpon darinya juga, apalagi mendengarkan segaca curahan isi hatinya itu.
Rory kah?
Rory anak itu terlalu cerewet dan bertele-tele, jika mencarinya untuk curhat, kupikir situasinya akan berubah, dan pada akhirnya malah dia yang mendengarkan curhatan Rory.
Tak tahu apakah Efa berbuat sesuatu dosa pada kehidupannya dulu, dan baru seumur hidup ini mempunyai seseorang teman kelas yang suka bertele-tele seperti Rory ini.
Kakak dan kakak ipar tak bisa juga, akhir-akhir ini banyak sekali urusan dan masalah mereka, dia tak bisa datang pada mereka dengan sifat kekanakannya ini dan menambah kerepotan pada mereka juga.