“Sebastian, soal hubungan kontrak mereka apakah itu benar?” Melihat Sebastian, Oriella bertanya lagi.
Dia bukannya tidak percaya kepada Sebastian, tapi tidak berani percaya pada masalah tentang hubungan kontrak itu.
Ketika makan dengan Vanessa siang hari ini, hati Oriella diam-diam berfikir, jika pertunangan Vanessa dengan Abang Hansel adalah palsu itu akan lebih baik.
Siang itu ada terpikirkan hal itu,dan sorenya Sebastian memberitahu bahwa pertunangan mereka adalah palsu, hal itu benar-benar sangat kebetulan, sampai sampai membuat orang susah mempercayainya.
“Kamu ingin hal ini adalah benar, jadi kamu harus percaya bahwa itu adalah benar. Jika kamu tidak percaya hal ini benar, jadi kamu percaya bahwa itu palsu.”Sebastian duduk di sebelahnya, “Oriella, kamu sangat pintar, apa kamu masih belum mengerti?”
“Terima kasih atas niat baikmu, aku tahu apa yang harus aku lakukan.” Oriella percaya omongan Sebastian ada benarnya, yang penting tidak peduli hubungan antara Abang Hansel dengan Vanessa itu hanya hubungan kontrak atau tidak, Abang Hansel tetap akan selalu disisinya.
Alih-alih menyiksa dirinya sendiri, lebih baik percaya bahwa hal itu benar, dan melakukan hal apa yang diinginkannya.
“Aku sudah bilang jangan berterima kasih kepadaku, hal ini bukan aku lakukan untukmu, tapi ini adalah ayahmu.” Apa yang Sebastian inginkan bukanlah rasa terima kasih dia, dia pasti tahu itu.
“Jadi aku harus berterima kasih padamu!” Oriella dengan sungkan berkata, dan bergerak ke kiri serta membuka jarak terhadapnya, “Jika kamu tidak memberikan dokumennya padaku, aku tidak akan jika bersama Abang Hansel, jadi aku sangat berterima kasih kepadamu.”
“Abang Hansel! Abang Hansel! Lagi-lagi Abang Hansel-mu! Selain dia, hati mu tidak ada yang lain kah?” dia melihanya, tatapannya sangat galak, “Oriella, kamu sangat pintar, kamu tidak mungkin tidak tahu apa yang aku pikirkan.”
“Tahu!”
Dia pasti tahu!
Hanya karena hatinya tau dengan jelas hatinya sedang ingin apa, jadi dia menjauh darinya, jangan biarkan dia puny aide buruk tentangnya.
“Oriella??” Sebastian tiba-tiba memberitahu Oriella, menghembuskan nafas yang hangat di telinganya, “Jika bukan karena perintah ayah, aku tidak akan memberitahumu hal ini, berharap kamu selamanya tidak tahu hal ini, berharap Miguel menikahi Vanessa??. Berharap kamu selamanya tidak akan bersamanya. ”
“Sebastian, kamu tahu marga mu apa?” Oriella mundur kebelakang, dan menghindari Sebastian, “Sederhannya hari ini aku memberitahumu. Aku tahu jelas, jika tidak ada Abang Hansel, aku dan kamu itu tidak mungkin bersama, jadi kemudian jangan ada pikiran lain tentangku.”
“Tidak ada Abang Hansel-mu, kami tidak mungkin bersama? Apa benar?” Sebastian memegang tangannya, dan berkata dengan cemberut, “Maukah aku menyingkirkan Abang Hansel-mu?”
“Kamu beraninya!” Oriella menggigit giginya, “Aku telah memberitahumu, kalau kamu berani menyakitinya, aku tidak akan melepasmu.”
“Oh??” Sebastian tertawa dengan dingin, dan berkata : “Oriella, jangan berbicara terlalu kejam, kalau tidak aku bahkan tidak tahu akan terjadi apa.”
Tatapan Sebastian sangat dingin, tatapannya seperti binatang buas yang sedang menatap incarannya??sangat buas dan kejam.
Orang seperti ini, sebaiknya jangan diprovokasi, karena dia tidak bisa diprovokasi.
Oriella menelan kembali perkataannya,:”Baiklah, aku tidak akan berkata jahat padamu. Kamu juga adalah lelaki dewasa berumur dua puluh tahun lebih, jadi kamu carilah wanita yang kamu suka dan berpacaran dengannya.”
Sebastian sambil menggemgam tangannya dan berkata : “Karena aku anak angkat keluarga Tanjaya, kamu tidak menganggapku? Jadi kamu ingin aku beralih keorang lain?”
“Karena margamu Tanjaya!” Oriella menggigit giginya, berkata satu kata demi kata dari mulut dia.
Didalam hatinya, dia tidak pernah memandang sebelah mata Sebastian, menjauhinya, semua karena ketika dia datang ke keluarga Tanjaya, didalam hatinya sudah ada “Abang Hansel” .
“Jika margaku bukan Tanjaya?” dia memegang erat tangannya, melihat matanya, satu kata demi kata dia pelan-pelan berbicara.
“Margamu bukan Tanjaya? Apa kamu tidak ingin mengenal ayah ibu? Jadi kamu ingin marga apa?” Oriella balik bertanya.
Mendengar perkataannya, Sebastian berlahan-lahan melepaskan tangan Oriella, menatapnya, dan pergi meninggalkannya.
Sesampainya di pintu, dia tiba-tiba berbalik badan dan melihatnya, setelah melihatnya, satu kata pun dia tidak bicara, lalu pergi lagi.
Seperginya dia, Oriella mengela nafasnya, perkaatanku hari ini membuatnya paham kah, berharap Sebastian paham apa yang aku ucapkan.
Diam sejenak, Oriella melihat keluar jendela, langit pelan-pelan menjadi gelap, hari ini sudah berlalu sangat cepat.
Waktu, berjalan sangat cepat!
Masalah hari ini belum terselesaikan, waktu pun sudah berlalu.
Ketika dia mengeluh, Abang Hansel meneleponnya, dengan adanya nada dering khusus jika Abang Hansel menelepon, tidak perlu melihat handphone, hanya degan mendengar suara itu saja sudah tahu.
“Abang Hansel, apakah kamu sudah selesai rapat?” dia bertanya dengan sangat manis.
“Iya, baru keluar dari ruang rapat.. ” suara Miguel yang merdu terdengar di telinga Oriella.
“Baru saja selesai rapat sudah meleponku, apakah kamu kangen aku?” tidak perlu menunggu dia menjawab, pasti Abang Hansel sedang merindukan ku.
Ketika Oriella sangat senang dia terguling ke lantai, dan berteriak.
Miguel bertanya :”Oriella, kamu kenapa?”
“Karena sangat senang mengangkat telepon Abang Hansel, terjatuh dari sofa.” Oriella dengan jujur mengatakan keadaan yang sebenarnya.
“Gadis bodoh.” Mendengar suaranya, Oriella dapat merasakan bibir Abang Hansel naik dan pasti sedang menertawakan dia.
Oriella menjawab :”Abang Hansel, hari ini urusan mu sudah selesaikah?”
Miguel :”Ada satu urusan yang belum selesai.”
Oriella : “Kamu sibuk dulu saja, tunggu sampai urusan selesai, mala mini aku tlaktir kamu makan?”
Miguel :”O? Oriella ingin traktir aku makan?”
Oriella berkata dengan tergesa-gesa :”Iya! Iya! Aku masak sendiri, apa Abang Hansel mau mencicipinya?”
Ibu sering berkata padanya, jika suka kepada orang tidak aka nada alasan untuk tidak membuatkannya makanan, membuat makanan dengan hati, membuat setiap makanan jika memakannya akan menjadi senang.
Jadi ketika ibu tidak bekerja, pasti akan memasak untuk ayah, hal itu terjadi sampai sekarang.
Oriella juga ingin belajar dari ibu, memasak makanan untuk Abang Hansel.
“Baiklah, mala mini aku akan mencicipi masakan Oriella.” Bahkan dia tahu kalo Oriella tidak pernah masak, masakan dia pasti susah ditelan, Miguel masih saja berjanji kepadanya.
“Jadi seperti itu ya, aku bersiap=siap dulu. Abang Hansel, sampai bertemu nanti malam!” Oriella lalu menutup teleponnya, dan teringat, dia tidak tahu Abang Hansel suka makanan apa, dan terburu-buru bertanya, “Abang Hansel, tunggu dulu, kamu belum beritahuku, kamu ingin makan apa?”
“Semua makanan yang Oriella masak, aku semua suka.” kata Miguel.
“Baiklah, aku tutup teleponnya.” Selesai berkata, Oriella menutup teleponnya.