Mục lục
NOVEL SUAMIKU TERNYATA SEORANG PRESDIR
Thiết lập
Thiết lập
Kích cỡ :
A-
18px
A+
Màu nền :
  • Màu nền:
  • Font chữ:
  • Chiều cao dòng:
  • Kích Cỡ Chữ:

Bab 484 Sebenarnya Apa Status Hubungan Ini


Pesanan mereka semua sudah dihidangkan di meja mereka, tetapi dua botol jus kelapa mereka belum juga di hidangkan, sayuran pertama yang dihidangkan adalah hot plate bebek pedas dengan bir.


Melihat hidangan ini, Ariella menahan selerahnya sampai hampir mengeluarkan air liur, tetapi Carlson yang disampingnya malah terus mengerutkan keningnya.


Tadi waktu pesan makanan, mereka sudah bilang jangan terlalu pedas, kalau bilang jangan pedas, harusnya cabe merah yang ada pastinya tidak banyak, tapi siapa sangka setengah dari sayur di piring ini semuanya cabe merahnya.


Carlson ingin membawa Ariella ke restoran lain, tapi kalau Carlson mengatakannya, Ariella pasti marah, jadi ia memilih untuk menahannya.


Ariella mengambil sumpitnya dan menjepit sepotong bebek dari piring itu, pedas panas ini sangat nikmat, pedas yang bisa bikin keringatan pasti terasa sangat lezat.


Melihat Ariella makan dengan begitu lahap, kerutan di kening Carlson menjadi semakin jelas, memakan makanan yang begitu pedas, pasti perutnya kesakitan.


Carlson yang selama ini tidak pernah makan makanan pedas menuangkan semangkok air putih, lalu ia mengambil daging bebek itu dan mencelupkannya didalam mangkok yang berisi air putih itu, sepotong demi sepotong, ia juga memakannya dengan lahap.


Melihat Carlson makan dengan begitu lahap, Ariella bertanya: “Gimana? Sayur ini enak kan? Gimana kalau kita pesan satu porsi lagi?”


“Enggak usah, ini udah cukup.”Lidah Carlson sudah kepedesan sampai tidak bisa bicara.


Carlson memakan daging ini bukan karena makanannya enak, tetapi ia tidak mau Ariella makan terlalu banyak makanan pedas, ia khawatir nanti perut Ariella tidak enakan jadi ia membantu memakannya.


Ariella juga menjepit sepotong daging bebek dan mencelupkannya di dalam air putih itu, lalu meletakkannya di piring Carlson: “Kamu selama ini sama sekali tidak bisa makan makanan pedas, hari ini kenapa bisa makan makanan pedas?”


Carlson mengambil cangkir tehnya dan meminum tehnya sambil berkata: “Hari ini kamu traktir makan, kalau enggak makan lebih banyak, aku merasa tidak enakan.”


“Siapa suruh kamu enggak enakan sama aku, kamu sama sekali tidak bisa makan pedas, kalau nanti setelah makan perut kamu sakit mau gimana?” Mendengar Carlson menjawab dengan polos, Ariella merasa dia memang benar-benar bodoh.


Carlson: “Aku belakangan ini lagi ganti selera makan aku. Lagian aku juga bukan Riella kecil di rumah kita, bagaimana bisa aku tidak tahu perut aku bisa tahan atau tidak.”


Ariella menjawab: “Riella kecil di rumah kita lebih pintar dari kamu.”


Carlson: “Iya, iya, kamu benar..”


Iyakan saja apa yang ia bilang, pokoknya cuman mau buat dia bahagia.


Ariella berkata lagi: “Tunggu nanti aku sudah gajian, aku traktir kamu makan yang lebih enak lagi, aku traktir kamu di restoran yang lebih mahal.”


Carlson menganggukkan kepalanya: “Baik, jadi aku tunggu kamu gajian dulu biar kamu bisa traktir aku yang lebih enak.”


Carlson tahu, walaupun anak mereka sudah lumayan besar, tapi Ariella tidak mau menggunakan kartu kredit Carlson, ia tidak mau menghamburkan uang Carlson.


Mungkin didalam kepalanya sudah ada prinsip kalau mau menghamburkan uang, harus pakai uang sendiri baru bisa puas, yang sudah mengakar-akar.


Lingkungan tempat ia di besarkanlah yang membuat ia menjadi seperti ini.


Seumur hidupnya ibu Ariella menggantungkan hidupnya pada Zeesha, menerima tindakan tidak layak dari Zeesha, perlakuan ini meninggalkan luka dan ingatan yang mendalam pada Ariella yang masih kecil.


Ia tidak ingin pernikahannya berujung seperti ibunya, jadi kalau dibandingkan dengan ibunya, Ariella menjadi lebih mandiri di dalam rumah tangganya.


Ia tidak mau menggunakan uang Carlson, dan Carlson juga tidak pernah memaksanya untuk menggunakan uangnya. Intinya dua orang hidup bersama harus saling mengerti dan memahami adalah hal yang paling utama.


Carlson memakan habis semua makanan yang pedas, tinggal yang tidak pedas ia sisakan untuk Ariella, awalnya Ariella masih tidak sadar kalau Carlson memakan makanannya yang pedas demi dirinya, tapi belakangan ia juga menyadarinya.


Carlson cowok ini benar-benar bodoh sekali, kenapa ia mau membuat hal bodoh seperti ini?


Ariella merasa ia sudah dewasa, ia bisa menjaga dirinya sendiri, tidak perlu Carlson yang mengkhawatirkan dirinya.


……………


Udara Kota Pasarbumi di akhir bulan sembilan makin hari makin sejuk, tidak seperti panasnya matahari bulan delapan, tetapi tidak dingin juga, cuaca sekarang adalah cuaca yang paling bagus dalam sepanjang tahun.


Ariella sudah benar-benar kerja selama dua hari, ia sudah masuk di departemen yang baru, hubungannya dengan rekan kerjanya juga semakin akrab, hari-harinya bekerja serasa sangat nyaman dan ia terus bekerja keras disana.


“Ariella, apa hubungan kamu dengan direktur perusahaan Aces?”


Ketika Ariella sedang sibuk menggambar design bajunya, masih saja ada rekan kerjanya yang datang kesampingnya dan menanyakannya.


Gossip tentang Carlson sangat banyak, tetapi karena mereka berdua tidak mengadakan resepsi pernikahan, tidak ada pemberitahuan secara umum, jadi pernikahan Carlson selalu menjadi topik utama orang-orang.


Semua orang tahu kalau Carlson sudah mempunyai anak, tetapi anaknya juga tidak pernah diexpose, jadi tidak ada orang yang tahu siapa ibu dari anak itu.


Pada saat istirahat makan siang, banyak sekali orang yang membahas tentang ibu dari anak direktur perusahaan Aces, apakah Carlson benar-benar sudah menikah?


Pertanyaan ini sudah bukan pertama kali ada orang yang menanyaknnya, Ariella ingin mengatakan kenyataannya, tetapi orang-orang pasti tidak akan percaya.


Meskipun dalam bidang design pakaian dalam Ariella cukup terkenal, tetapi kalau dibandingkan dengan Direktur Carlson perusahan Aces, Ariella benar-benar tidak ada apa-apanya.


Saat ia menikah dengan Carlson, bukan karena ia adalah Carlson baru memilih untuk menikahi dia, setelah ia menikah dengan Carlson selama bertahun-tahun, sampai sudah mengandung Riella kecil ia baru tahu kalau Carlson adalah Carlton perusahan Aces yang sering digossipkan itu.


Jadi ketika orang-orang bertanya kepada Ariella, ia berkecil hati dan hanya menjawab: “Kita hanya teman biasa.”


Memangnya cuman sekedar teman biasa, itu biarkan saja mereka yang menebak, pokoknya itu semua tidak bisa mempengaruhi kehidupan ia dengan Carlson.


Carlson tiap hari mengantarnya kerja, mereka selalu makan siang bersama, saat pulang kerja Carlson selalu menunggunya di lobby bawah, hubungan yang begitu dekat, siapa pun yang melihat pasti tidak percaya kalau mereka hanya sekedar teman biasa.


“Seperti kata pepatah, wanita cantik pasti banyak yang mengejarnya. Ariella secantik ini, Direktur Carlson perusahaan Aces terus mengejarnya, sedikit pun tidak aneh.” Ada rekan kerjanya yang berkata demikian.


Memang bisa dibilang begitu, tapi banyak orang, terutama wanita-wanita, saat melihat Ariella, tatapan itu seperti tatapan cemburu yang sangat dalam.


Tidak peduli apa yang dikatakan orang-orang, Ariella hanya melontarkan sebuah senyuman manis, hubungan antara dia dan Carlson adalah masalah mereka berdua, tidak perlu menjelaskanya panjang lebar pada orang lain.


Waktu pulang kerja, saat Ariella keluar dari pintu utama, Ariella selalu melihat Carlson yang sedang menunggunya, seolah-olah Ariella kerja sangat sibuk dan Carlson sangat santai.


Sebenarnya Ariella tahu, Carlsonlah yang benar-benar sibuk, siang hari ia meluangkan waktunya untuk menjemput Ariella, saat malam hari ia lembur sendirian.


Ariella duduk disamping tempat duduk pengendara: “Carlson, kamu tidak usah tiap hari jemput aku, aku tahu gimana pulang rumah, aku tidak bakalan tersesat.”


“Kalau tiba-tiba tersesat, aku mau cari siapa?” Walaupun ini hanya candaan dari Carlson, tapi Carlson benar-benar berpikiran seperti itu.


Belakangan ini kondisinya masih belum stabil, dia masih mencari tentang orang bernama Xu itu, Henry masih belum bisa memastikan orang rahasia itu benar adalah Fernando atau bukan, jadi masih harus menjaga keamanan Ariella.


Menyuruh penjaga yang menemaninya pergi dan pulang kerja, membuat Ariella merasa sedikit berlebih, ia tidak mau……… tapi, sebenarnya Direktur Carlson yang mengantar dan menjemputnya pulang itu lebih berlebihan.


Carlson berkata: “Ayo jalan, aku bawa kamu ke suatu tempat.”


Ariella mengedip-ngedipkan matanya: “Pergi kemana?”


Carlson berkata: “Pergi dulu nanti kamu juga akan tahu.”


Ariella: “Kenapa rahasia-rahasiaan begitu.”


Di atas gedung tinggi itu, sepasang mata terus mengamati mereka, melihat mobil mereka yang berlahan-lahan masuk ke jalan utama kota, bergabung dikeramayan mobil.

Danh Sách Chương:

Bạn đang đọc truyện trên website TruyenOnl.COM
BÌNH LUẬN THÀNH VIÊN
BÌNH LUẬN FACEBOOK