Mục lục
NOVEL SUAMIKU TERNYATA SEORANG PRESDIR
Thiết lập
Thiết lập
Kích cỡ :
A-
18px
A+
Màu nền :
  • Màu nền:
  • Font chữ:
  • Chiều cao dòng:
  • Kích Cỡ Chữ:

Bab 871 Bertemu Orang Lama


Sambil menyantap snack sore dari ibu, Diego tak lupa untuk mengejek ibunya: “Bu, jangan-jangan didalam kue ini kamu kasih racun ya?”


Efa menatap dia, lalu bertindak seakan-akan ingin merebut kembali makanannya: “Anak bandel, kalau ngga mau makan sini balikkin.”


Diego langsung menelan makanannya dan berkata: “Sekali pun ada racun, aku akan tetap memakannya.”


Efa kembali menatap anak laki-lakinya yang bandel: “Anak bandel, kulit kamu gatel ya?”


Darwin yang berada disamping mereka: “Anak bandel, cepat minta maaf sama Ibu kamu, kalau ngga Ayah juga ngga tau mau gimana bantu kamu.”


Diego cemberut: “Ayah, Ayah ngomong seakan-akan seperti pernah membantuku saja.”


Darwin: “????.”


Bisakah anak ini tidak membuatnya marah, bagaimanapun ia adalah seorang kepala keluarga.


Jangan buat dirinya seakan sama sekali tidak memiliki kedudukan didepan mereka, walaupun kenyataannya memang tidak memiliki kedudukan, tetapi setidaknya tetap memberikannya sedikit image.


Efa tertawa dengan sangat senang: “Ayahmu adalah milikku, sekalipun dia akan membantu dia hanya boleh membantuku, mungkinkah dia akan membantumu?”


Wajah Diego memerah kesal: “Apakah aku anak pungut dari orang yang penjual pulsa?”


Efa menganggukan kepalanya.


Istri menganggukan kepala, Darwin yang mendapatkan tatapan ancaman, juga menganggukan kepalanya.


Dia merasa dirumah ini, kedudukan dia hanya dapat dihitung dari satu hari kehari lainnya, siapatahu suatu hari nanti dia bisa digantikan oleh orang lain.


Melihat mereka sekeluarga berkumpul sambil bercanda, lalu kembali melihat dirinya sendiri yang kesepian dinegara orang lain, Oriella merasa sangat tersiksa.


Ia mengigit bibirnya, segera kembali kekamarnya untuk tidur, dengan begitu ia tidak terlalu merasa tersiksa melihat kebersamaan mereka bertiga.


Ketika Oriella sedang memikirkan ide ini, Efa menyadari keberadaannya dan tertawa berkata: “Riella, pagi!”


Diego yang tadi baru saja dibilang anak pemberian penjual pulsa melanjutkan perkataan: “Bu, emang matahari terbit dari barat, dari mana pagi?”


Anak yang lebih besar bangun lebih telat dibandingkan yang kecil, memang perempuan keluarga Tanjaya suka malas dan suka membully orang.


Efa berkata: “Anak bandel, diem!”


Efa berjalan dan berbisik ditelinga Diego: “Diego, lain hari aku suruh Si Imut Jojo temenin kamu main ya?”


Diego menggelengkan kepalanya dengan kuat: “Ngga mau. Aku ngga mau main sama Si Imut Batu.”


Seorang anak laki-laki yang lebih tua satu tahun, ketika bertanya tiga pertanyaan padanya dan dijawab satu saja sudah sangat bersyukur dan sepanjang hari hanya memasang muka yang sok cool, ingin menarik perhatiin perempuan?


Oriella tertawa: “En, ide yang bagus, imlek tahun ini kalian main bersama.”


Diego memasang muka pahit: “Aku ngga mau.”


Efa dengan segera mengambil sarapan yang telah ia siapkan khusus untuk Oriella: “Anak Bandel, disini ngga ada bagian untuk kamu ngomong. Riella, yuk sarapan. Aku tahu kamu akan bangun siang, jadi sengaja ngga bangunin kamu. Makanan ini sengaja disiapkan untukmu.”


Diego dengan cembetut berkata: “Ntah siapa yang anak kandung kalian.”


Atau mungkin dimata keluarga Tanjaya dan Sutedjo, hanya Oriella yang anak kandung, anak lainnya adalah anak penjual pulsa.


Dia tidak memiliki kedudukan apapun didua keluarga tersebut, Si Imut Batu anak dari keluarga Tanjaya saja bahkan tidak memiliki kedudukan, hanya Oriella anak yang suka mengerjai orang itu saja yang selalu di sayang mati-matian.


“Terima kasih Bibi kecil! Aku tahu kalau kalian paling sayang sama aku!” Oriella berbicara dengan manis dan tidak lupa juga memberikan tatapan mata senang ke Diego seolah-olah seperti berkata, “Anak bandel, ingin berebut denganku tapi kamu masih males.”


Darwin meletakkan sumpit, melihat kearah Oriella: “Riella!”


Oriella menganggukan kepala: “Kakek, aku hadir, ingin menasehati aku sesuatu?”


Darwin berkata: “Bibi kecil dan anak bandel ini masih asing dengan negara A, kamu temenin mereka keluar jalan-jalan.”


Oriella berkata: “Kakek, menjadi tourguide mereka sih ngga masalah, aku senang, tetapi kenapa kamu ngga ikut kita keluar?”


Darwin mengambil jam tangan: “En……aku hari ini mau pergi ada urusan, mereka berdua aku serahin ke kamu.”


Mendengar perkataan Darwin, Efa langsung mendongak melihat kearahnya: “Kamu bukannya datang ke negara A karena khawatir denganku dan anak kita? Kamu memang ada urusan apa?”


Darwin: “Urusan penting.”


Efa: “Selain aku, memang ada urusan penting apa lagi?”


Kedua orang ini kembali bertengkar.


Diego segera berkata: “Tolonglah, sarapan dulu!”


Oriella memukul meja: “Apa yang Diego ngomong betul, harus sarapan ya sarapan dulu, harus sibuk sesuatu ya sibuk, hari ini dilarang bertengkar, dilarang pergi dari rumah.”


……


Setelah sarapan.


Oriella menemani Efa dan Diego pergi ke tempat yang cukup terkenal, Darwin menghubungi seseorang, seseorang yang bisa dibilang dekat tetapi juga tidak kenal.


Karena melalui hubungan pribadi untuk dapat datang ke negara A, Darwin tidak mungkin membawa banyak orang untuk ikut bersamanya. Tetapi ia membawa banyak orang bawahan, jadi dapat dengan mudah meminta mereka untuk melacak dan mencari tahu masalah apa yang terjadi beberapa tahun lalu.


“Tuan Darwin, sudah sampai.” Supir taksi juga sudah menjadi anak buah dari Darwin, bahkan menjadi salah satu supir terkenal di negara A.


“En.” Darwin yang duduk didekat jendela pelan-pelan membuka matanya, melihat kearah luar jendela, “Perhatikan sekeliling, jangan sampai ada satu lalat pun yang masuk.”


“Baik.” Orang tersebut menjawab.


Setelah turun dari mobil, Darwin berjalan kearah sebuah cafe yang memasang spanduk Mimpi Jiwa.


Saat ini adalah jam kerja, tetapi cafe memasang papan tutup, ketika dia sampai masih ada orang yang membukakan pintu, setelah dia masuk, orang tersebut kembali menutup pintu seakan tidak ada yang terjadi.


Memasuki ruangan, dari tempat bar hingga pintu belakang, dibelakang ada halaman yang terdapat sebuah pancuran air.


Orang yang menyambut berkata: “Tuan Darwin, tuan rumah saya sudah menunggu cukup lama.”


“En.” Darwin menganggukkan kepala, sekilas pandangan ia memasuki ruangan, melihat sekitar dan menginggatnya.


Berjalan melewati jalan setapak berbatu yang panjang, lalu berhenti didepan ruangan kecil dengan nuansa jepang, orang yang menyambut kembali berkata: “Tuan Darwin, tuan rumah saya sudah berada didalam.”


“Tuan rumah kamu sudah berada didalam?” Darwin menggerutkan alisnya, tidak pernah ada orang yang berani seperti ini didepannya.”


Sangat jarang baginya untuk keluar dan bertemu orang, dia sudah sampai tetapi orang itu masih belum keluar, kalau saja di Kota Pasirbumi, mungkin……tidak ada mungkin, di Kota Pasirbumi tidak ada orang yang berani begini padanya.


Tetepi dinegara A berbeda, pertama dia datang melalui orang dalam, dan lagi dia juga yang secara inisiatif mencari dia.


Identitas orang itu di negera A termasuk yang salah satu orang yang penting, wajar saja jika ada perlakuan seperti ini.

Danh Sách Chương:

Bạn đang đọc truyện trên website TruyenOnl.COM
BÌNH LUẬN THÀNH VIÊN
BÌNH LUẬN FACEBOOK