Setelah masalah penculikkan, Carlson hampir tidak bisa meninggalkan Ariella, sampai tempat kerja saja pindah ke rumah.
Setelah bertemu kakak kandungnya, Ariella ingin pergi ke Kyoto untuk sembahyang kedua orang tuanya, Carlson tanpa banyak bicara sudah menentukan akan pergi bersamanya.
Di perjalanan pulang ke Kyoto, Ferdian memberi tahu secara singkat tentang keluarga Ferdian, Fernando ada satu kakak laki-laki.
Setelah Fernando mengalami kecelakaan, Ferdian dititipkan di rumah paman Ferdian, bertumbuh bersama anak perempuannya. Keluarga pamannya sangat baik, hubungan dia dan sepupunya juga sangat baik, seperti kakak adik.
Setelah mendengar, Ariella memiliki banyak perasaan, ternyata di dunia ini masih ada banyak keluarga yang penuh kasih sayang.
Sampai di Kyoto, Ariella ikut Ferdian mendatangi ayahnya, lalu pergi sembahyang ibunya.
Berdiri di depan kuburan ibunya, Ariella teringat masa lalu, teringat ibu yang di foto itu tertawa dengan begitu bahagia.
Ternyata ibunya pernah tertawa begitu indah, ibunya yang saat itu pasti sangat bahagia.
Dari kecil sampai besar, ibu nya selalu dipukul Zeesha, dan saat dimarahi, ibu hanya bisa menangis sendiri di kamar.
Ariella tidak tahu ternyata ibunya pernah memilik hubungan yang begitu indah, pernah ada seorang pria yang begitu menyayanginya.
Tetapi hidup yang indah itu sangat singkat, disaat ibu sudah mau menikah dengan pacarnya, ia diperkosa Zeesha si bajingan.
Ibu ingin melaporkan ke polisi tetapi dilanggar oleh keluarga, mereka merasa kejadian memalukan ini tidak boleh disebar. Mereka menyuruh ibu menyimpan hal ini sendiri, jangan sampai ada yang tahu terutama keluarga Ferdian.
Ibu yang lemah pertama kali membantah orang tua, diam-diam mencari Fernando dan minta untuk putus, dan juga bohongi keluarganya kalau dia sudah memberi tahu hal itu ke Fernando, sehingga keluarganya kesal dan memaksa dia menikah dengan Zeesha yang brengsek.
Setelah menikah dengan Zeesha, hidup ibu seperti mimpi buruk, dan hidup tersiksa, terakhir ibu karena tidak mau disiksa oleh Zeesha lagi, ia bunuh diri.
Kalau saat itu ibu tidak diperkosa Zeesha, dan tidak dipaksa menikah dengannya, nasibnya pasti akan sangat berbeda.
Ibunya seharusnya masih hidup dan langgeng dengan ayahnya.
Tapi tidak ada kalau, semua hal sudah dihancurkan oleh Zeesha, dia mengubah hidup ibunya dan Ariella.
Tapi Ariella lebih beruntung dibanding ibunya, dia bertemu dengan Carlson, pria yang bisa diandalkan.
Tapi mungkin karena sifat dia yang keras kepala, tidak mau hidupnya diatur oleh orang lain maka dia ada kesempatan untuk bertemu Carlson.
Ariella menghirup nafas, Carlson merangkul pinggangnya, dan berkata: “Ariella kamu harus hidup bahagia, itu yang ingin dilihat ibu mertua.”Ariella melihatnya, dia memakai kacamata dengan bingkai emas, wajahnya masih begitu tampan, dan memancarkan aura elegan.
Dia begitu sempurna, sampai orang tidak akan melupakannya, memiliki dia itu seperti sebuah mimpi indah.
Ariella memegang tangan Carlson dan berkata: “Ibu, kamu lihat. Pria ini sangat baik kepadaku, aku akan terus bahagia.””Kami tahu kamu sangat bahagia, dan juga Abraham sangat menyayangimu, jadi tolong jangan pamer depanku.” Ferdian yang berdiri dibelakang mereka tiba-tiba bersuara
Ariella balik badan, “Kalau gitu cepat carikan kakak ipar untuk aku, saat itu kamu bisa pamer depanku.”
“Wanita semua adalah makhluk merepotkan, aku tidak mau cari kerjaan.” Ferdian lalu melihat Carlson dan berkata lagi: “Kamu lihat sampingmu, pria yang dulunya begitu dingin sekarang sudah menjadi budak istri.”
“Saya senang.” Carlson dengan datar berkata. Masih dingin seperti biasanya tetapi tatapannya sangat lembut.
“Bailah, uang tidak bisa membeli kesenangan Anda.” Beberapa hari lalu die melihat kekejaman Carlson, sampai sekarang pundaknya masih sakit, jadi dia masih hati-hati saat bercanda.
Setelah sembahyang, mereka pergi makan dan siap pulang ke Pasirbumi.
Sebelum berpisah, Ferdian berkata: “Ariella, kapanpun itu kalau kamu membutuhkan aku, hubungi aku ya.””Iya, aku akan hubungi kamu, makasih kak!” Ariella mengangguk dan memeluknya. Hampir saja dia menangis, tidak tahu kenapa belakangan ini dia lebih sensitif.
“Tidak usah berterima kasih, aku hanya tidak ada kerjaan, jadi ingin mencari orang untuk merepotkanku, dan sekarang sudah ketemu orang yang pas. Aku yang harus berterima kasih.” Ferdian buru-buru melepas peluknya karena Carlson sudah menatapnya dari sana.
“Adik ipar, jagalah adikku dengan baik, aku menggantikan ayahku dan ibu Ariella untuk berterima kasih.” Sebelum Carlson merebut Ariella, dia cepat-cepat dorong Ariella kepadanya.
“Ariella adalah istriku.” Carlson berkata
Istri dia, dia akan jaga dengan baik, tidak butuh diberi tahu orang.
“Kalian bukannya teman sekolah dan juga teman baik?” Ariella melihat kedua pria itu, dan tertawa: “Sekarang dengar kalian bicara kenapa seperti mau tengkar?”
“Ayok jalan, sudah mau boarding.” Carlson langsung merangkul Ariella dan pergi, bahkan tidak mau pamit dengan Ferdian.
Ariella balik badan dan melambaikan tangan: “Kak, kami pergi dulu ya, lain hari kamu datang ke Pasirbumi, aku akan temanimu.””Iya, aku tahu.” Ferdian berdiri di tempat dan juga melambaikan tangan.
Setelah menemui adik perempuan dan mengabulkan impian ayah, ayahnya juga bisa pergi dengan tenang.
“Tuan , mengapa aku merasa kamu semakin pelit?” Ariella menarik Carlson dan sambil tertawa berkata.
Itu adalah kakak kandungnya, dan juga bertemu kakaknya karena dia. Jadi mengapa Carlson cemburu.
Carlson: “…”
Bukan dia semakin pelit, tetapi dia semakin peduli, sampai tahap dimana sekali terpikir dia akan kehilangannya, dia merasa dia tidak bisa tahan.
Itu semua hanya dalam hati Carlson, dia tidak berani bicarakan.
Walaupun dia sudah berusaha berubah banyak, tetapi dia tetap bukan orang yang bisa bicara kata-kata manis.