Berita mengenai bencana yang mengakibatkan banyak korban menjadi perhatian Oriella.
Berita tersebut sangat banyak sehingga memenuhi setiap laman berita.
Cuaca dibulan september tidak terlalu dingin, gempa bumi menyebabkan banyak orang yang meninggal dan banyak mayat yang dengan cepat membusuk.
Sekalinya mayat membusuk, ada kemungkinan besar terjadinya penyebaran virus, jika virus tersebar maka akan sangat sulit untuk diatasi, jadi penanganan mayat adalah masalah yang harus dengan segera diselesaikan.
Setelah berdiskusi dan mendapatkan saran dari rakyat, para pemimpin negara akhirnya memutuskan untuk mengkremasi mayat dengan membakarnya.
Walaupun sangat disayangkan atas kematian mereka dan membuat orang sangat bersedih hati, tetapi hal yang paling penting adalah membuat orang yang masih hidup tetap melewati hidup dengan baik.
Tanpa disangka, ketika informasi ini disebarluaskan, ada orang yang tidak setuju terhadap pemikiran ini.
Beberapa keluarga dari korban yang tinggal jauh diluar sana, ditambah lagi dengan banyaknya alasan yang lain, membuat banyak orang tidak dapat kembali melihat keluarganya untuk terakhir kalinya.
Beberapa orang yang tidak setuju dengan masalah ini ingin memperbesar masalah ini, merusak image dari Pak Presiden yang baru saja terlihat baik didepan para rakyat.
Semua orang tahu hal ini adalah keputusan terakhir dari Pak Presiden yang sudah didiskusikan dengan semua orang bahkan menanyakan pendapat rakyatnya mengenai hal ini.
Tetapi mereka yang tidak setuju, sama sekali tidak memperdulikan seperti apa kenyataannya, karena mereka hanya ingin mencari kesempatan dalam kesempitan.
“Sialan semua orang ini!” Oriella sangat kesal.
Abang Hansel dan rakyat lainnya yang tertimpa musibah bencana bersama-sama menolong sesama apalagi orang yang sangat membutuhkan pertolongan.
Semua rakyat melihat dengan kepala mereka sendiri semua perbuatan yang dilakukan oleh Pak Presiden, tetapi masih saja ada orang yang tidak suka dan ingin membuatnya jatuh.
Yang paling menjengkelkan adalah orang-orang yang memprovokasi, mereka bahkan tidak tahu seperti apa kenyataannya, tetapi begitu melihat ada orang yang mulai berbicara dan memprovokasi, semua orang juga mulai ikut-ikutan seakan mereka melihat langsung kejadian.
“Oriella, kamu kenapa?” Melihat Oriella yang begitu marah, Liotta mengintip apa yang sedang ia lihat, lalu berbicara, “Berita ini hanya omong kosong, semua orang yang ada dilokasi pasti tahu seperti apa kenyataannya, Pak Presiden memiliki caranya sendiri untuk menangani setiap masalah yang ada.”
Liotta dapat berbicara seperti ini karena ia mengerti Pak Presiden. Pak Presiden dapat berada diposisinya yang sekarang ini, apakah karena orang lain yang memberikannya?
Jelas tidak mungkin!
Pak Presiden dapat menangani masalah, dengan dirinya difitnah oleh orang lain adalah dua hal yang berbeda.
Dapat dikatakan dari hati yang terdalam, Oriella tidak senang jika orang lain mencoba untuk memfitnah Abang Hansel nya.
“Liotta, apakah Pak Presiden sudah kembali dari lokasi bencana?” Oriella dengan cepat loncat dari tempat tidurnya tetapi ditahan oleh Liotta.
Liotta memeluk Oriella: “Oriella, kaki kamu luka, dokter sudah membantu kamu untuk mengobatinya, untuk sementara kamu jangan sembarang bergerak.”
“Pak Presiden sudah kembali?” Oriella masih terus bertanya.
“Sudah, tapi kakakku langsung pergi menghadiri rapat di istana.” Liotta lalu berpikir, “Oriella, kamu sebentar dekat dengan Kak Donny, sebentar dekat dengan Pak Presiden, apakah menurutmu mereka semua adalah Abang Hansel mu? Kamu jangan lupa, Abang Hansel kamu hanya satu orang.”
“Tentu saja aku tahu kalau Abang Hansel ku hanya satu orang.” Karena ia tahu, maka ia lebih menghargai.
“Liotta kamu kasih tahu aku, apakah Pak Presiden……” satu kata ??terluka?? ini hanya dapat ditelan mentah-mentah oleh Oriella.
Sekalipun Abang Hansel nya terluka, dia juga tidak akan memberitahunya.
Seperti bahunya yang sedikit terluka, ia hanya diam-diam meminta dokter untuk mengobatinya dan tidak akan mengumumkannya.
Liotta khawatir dan berkata: “Oriella, kamu makan sedikit ya.”
“Ok.” Dia memang perlu mengkonsumsi sedikit makanan, ia sudah kelaparan beberapa hari ini, jika tidak makan kenyang, ia tidak akan memiliki tenaga untuk membantu Abang Hansel.
Mungkin karena tidak makan dalam waktu yang cukup lama, ketika Oriella makan sedikit ia merasa perutnya tidak enak, ingin muntah.
Dia lalu minum air: “Liotta, aku ngga bisa makan lagi.”
Liotta berkata: “Oriella, kamu kenapa?”
“Ngga apa-apa.” Oriella menggelengkan kepala, “Liotta. Kamu keluar dulu saja, aku masih ingin beristirahat sebentar.”
“Ok, kamu tidur lagi saja, nanti siang aku datang lagi mengantarkan makan siang.” Liotta tahu ia ada masalah, tetapi ia juga tidak tahu harus berbuat apa, lebih baik biarkan dirinya untuk memikirkan lagi matang-matang.
Setelah Liotta pergi, Oriella kembali mengambil HP nya dan mencari berita seputar Pak Presiden.
Ada beberapa orang yang masih tidak berhenti memfitnahnya, topik yang dibicarakan kurang lebih sama semua, mereka merasa Pak Presiden sengaja mengkremasi dengan membakar semua jenazah untuk menutupi kenyataan yang ada.”
Penyampaian komentar oleh salah satu ID sangat melekat dipikiran Oriella, dua hari yang lalu orang ini meminta Miguel untuk tidak kembali dan memberikan jabatannya kepada orang lebih memiliki kemampuan.
Oriella selalu emosi setiap kali memikirkan hal ini, ingin dirinya mengecek lebih dalam lagi profil orang itu, tetapi profil data dia kosong, sudah terlihat sangat jelas bahwa orang ini tidak ingin sampai tertangkap.
Oriella menggeretakkan giginya, orang ini, ia harus cari cara agar dapat menemukan orang ini, ia tidak akan membiarkannya begitu saja.
Orang yang dapat membantunya saat ini untuk menemukan orang tersebut hanyalah Sebastian, orang yang super duper menyebalkan.
Walaupun ia sangat tidak bersedia meneleponnya, tetapi demi Abang Hansel, Oriella harus memutuskan urat malunya untuk menelepon Sebastian.
Ketika ia sedang menelepon, telepon tersambung dengan segera, tetapi dia tidak berbicara apapun, Oriella menjilat bibirnya: “Kamu kenapa ngga ngomong?”
“Aku sedang menunggu Nona Oriella berbicara, mendengar perintahnya, lalu aku akan seusaha mungkin untuk pergi melaksanakannya.” Kata Sebastian yang selalu sama dengan nada yang tidak terburu-buru.
“Sebastian, kamu ngomong sama aku harus banget ya kayak gitu?” karena itu, alasan dirinya tidak ingin berbicara dengan orang itu karena mereka memang tidak pernah akur dan sikap berbicaranya juga menjadi salah satu alasan utamanya.
“Bukankah kamu menghubungiku karena ingin memintaku melakukan sesuatu?” Sebastian kembali bertanya.
Oriella terbata-bata: “Aku……”
Sebastian tertawa pahit: “Ngomong saja, masalah apa?”
“Aku ingin minta tolong kamu untuk cek seseorang.” Sikap Oriella termasuk sopan karena bagaimanapun ia ingin meminta tolong.
“Oriella, apakah kamu berpikir bahwa Abang Hansel mu itu anak kecil yang berusia berapa tahun, masalah apapun semua harus kamu yang membantunya?” Sebastian tiba-tiba emosi.
Oriella terkejut dengan bentakannya: “Maksud kamu apa?”
Sebastian kembali menambahkan: “Orang yang kamu minta aku untuk cari, sejak awal sudah diselesaikan oleh dia, jadi kamu ngga perlu khawatir.”
Oriella tidak begitu percaya: “Serius?”
Sebastian lalu tiba-tiba mengubah nada berbicaranya: “Riella, aku hanya ingin kasih tahu kamu, ngga peduli kamu mau dengerin atau tidak, aku tetap mau ngomong. Abang Hansel kamu, jauh lebih hebat dari apa yang kamu pikirkan. Dia dapat mencapai jabatan tinggi seperti sekarang ini, kamu pikir dia bodoh?”
“Tentu saja aku tahu dia sangat hebat, tetapi mau dia sehebat apapun aku tetap ingin membantunya, aku hanya ingin dia bisa berbagi sedikit beban dengannya, apakah ngga boleh?” Dia tidak pernah berpikir bahwa Abang Hansel nya tidak hebat.
“Tentu saja boleh……” Sebastian menghela nafas dalam-dalam, seperti sedang bergumam sendiri, “Sebenarnya apa yang lebih dari laki-laki itu? Sampai kamu harus berbuat seperti ini demi dia?”
Sebastian menemaninya selama empat belas tahun, waktu untuk menemaninya bahkan jauh lebih lama dari pada Abang Hansel itu.
Dia menemaninya, menjaganya, melindunginya, apapun yang ia minta tolong, ia selalu melaksanakan dengan baik dan serius.
Kenapa, dimatanya selalu tidak pernah melihat orang yang selalu peduli padanya?