Demi keamanan Riella kecil, ditempat bermainnya Carlson selalu menaruh CCTV disana, dan juga semua kamera itu langsung tersambung ke telepon genggamnya itu.
Dan begitu pergerakan anak dan putrinya ini, semua terlihat oleh Carlson, dia melihat mereka dari telepon genggamnya itu, tatapan mata lembut dan bisa mencairkan dunia ini, seperti bisa membalikkan dunia ini.
Kelembutan itu, hanya untuk ibu dan putrinya ini.
Walaupun Ariella tidak mengingat Riella kecil, tetapi dari matanya terlihat tatapan sayang, dan seperti merasa menyesal. Seharusnya ini adalah kebahagiaan mereka.
Dan kekejaman ini, seperti merusak kebahagiaan mereka.
Carlson sedikit menaikkan sudut bibirnya itu.
Tidak peduli siapa, dia akan membuat orang itu membayar ingatan Ariella yang hilang itu.
“Kak, apa yang kamu lihat?” Efa seketika berada dibelakang Carlson, lalu melihat kearah telepon genggamnya itu, “Kamu seperti kelihat bodoh dengan itu.”
Baru saja suara Efa dilontarkan, lalu melihat dengan jelas orang didalam telepon Carlson itu, dan dia tercengang melihat ini.
Ketika dia terkejut cukup lama bagi dia untuk berkata lagi : “Kak, bukankah itu… itu kakak ipar…”
Tidak bisa disangka, setelah meninggal tiga tahun orang itu kembali, apakah dia sendiri yang melihat setan di siang bolong ini?
Mungkin saja orang yang dia lihat ini bukanlah Ariella yang tiga tahun lalu itu, hanya saja kakak dia yang bodoh ini tidak bisa melupak Ariella, mencari keseluruh dunia, dan menemukan seseorang yang mirip dengan Ariella.
Carlson menyimpang telepon genggamnya itu, lalu melihat Efa dan berkata : “Tidak perlu terkejut. Duduklah ada yang ingin aku katakan.”
“Kak, orang itu hanya mirip kakak ipar, tetapi dia bukan kakak iparkan?” Efa tetap merasa, mencari seseorang yang mirip dengan Ariella lebih baik dibandingkan harus mengatakan jika dia hidup dari matinya.
“Dia adalah kakak ipar, tetapi dia tidak mengingat kita, kamu tidak perlu berkata sembarangan didepan dia.” Walaupun kenyataan ini begitu menyakitkan, Carlson tetap harus menjelaskan kepada Efa, tidak ingin membuat Efa menakuti Ariella.
“Kak, jika EQ kamu bermasalah, paling tidak IQ kamu tidak bermasalah, bagaimana kamu bisa percaya orang yang meninggal akan hidup lagi?” Karen Carlson terlalu peduli pada Ariella, Efa khawatir jika dia sedang diperalat, “Kamu jangan mencari orang yang mirip dengan kakak ipar lalu dia berkata tidak mengingat semua ini, lalu dengan mudahnya menjadika dia ibunya Riella.”
“Dia adalah Ariella.” Dari pertama kali bertemu dengan Ariella, Carlson yakin seratus persen jika dia adalah Ariellanya.
Mungkin sebagian orang bisa berpikir seperti Efa, merasa ada orang yang sedang memgunakan kelemahan ini, mengirimkan seorang wanita yang mirip dengan Ariella untuk berada disampingnya.
Wajah seseorang bisa saja mirip, tetapi sifat gaya berbicara, tetap saja ada perbedaan, semua sikap orang masing-masing itu berbeda.
Ingatan Ariella memang telah hilang, tetapi setiap gerakannya tidak berubah sedikit pun.
Gaya dia berbicara, itu juga suara dari Ariella, tidak sembarangan orang bisa dengan mudah mempelajari itu.
“Kak, yang penting Riella juga disini, kamu bisa mengetes DNA mereka, agar memastikan semua ini.” Didalam urusan ini, Efa termasuk orang luar tetapi dia bisa bersikap dengan tenang.
Orang yang telah meninggal selama tiga tahun ini, seketika dia muncul pasti ada sebuah kesalahan didalam ini.
Walaupun Efa tidak melihat tubuh Ariella secara langsung, tetapi ayah dan kakek melihatnya, mereka tidak mungkin membohongi semua ini.
Jika mereka tidak berbohong, bisa berarti Ariella yang ini adalah yang palsu…
Ariella yang palsu ini mendekati kakak, pasti ada sesuatu didalam ini, dia akan membantu kakak membuat Ariella yang palsu ini, agar kakak bisa melihat Ariella yang palsu ini.
“Perkataan ini aku tidak ingin mendengarkannya lagi.” dengan dingin dia berkata, Carlson berdiri dan meninggalkan Efa begitu saja.
Melihat bayangan Carlson pergi, ketika mengingat lagi senyuman Carlson melihat telepon genggamnya itu, Efa mengetahui, kakak kayu nya ini telah menganggap wanita yang berada di Riella itu adalah istrinya sendiri.
Tiga tahun ini, selain tersenyum pada Riella, dia tidak memberikan senyuman pada siapapun, tetapi senyuman dia menatap telepon genggamnya sendiri itu begitu lembut dan hangat.
Efa menghelakan nafasnya, kakak kayunya itu, tidak pernah mendekati wanita, tidak disangka tetap saja jatuh pada seorang wanita.
Dan Darwin lelaki ini malah berbanding terbalik dengan kakaknya ini, Darwin yang memilih bisa bersama dengan siapapun, terus saja menghindari dia.
Tiga tahun ini, dia terus saja mengejarnya, tetapi ketika dia melihatnya, seperti tidak ingin mempedulikan dia, seperti ada hutang yang belum terbayar dikehidupan lalu.
Tetapi tidak apa-apa, dia telah memiliki rencan yang baru, mungkin saja besok, hal itu akan menjadi besar, dia ingin melihat apakah Darwin bisa duduk dengan tenang.
Hari ini dia masih memiliki waktu, agar kakak kayunya itu tidak dibohongi, Efa bertekad ingin mencoba wanita itu, ingin melihat apakah wanita itu adalah kakak ipar atau mungkin orang lain?
“Kakak Riella besar, apakah boleh Riella mengundang kamu untuk memakan strawbery?”
Efa dengan segera bergerak, Riella kecil mengandeng tangan Riella besar masuk kedalam ruang makan, dengan akting Efa.
Lalu memeluk Riella kecil, sambil melihat kearah Ariella : “Riella sayang, apakah kamu bertemu dengan teman baru?”
Riella dengan bersemangat menganggukkan kepalanya : “Bibi, ini adalah Kak Riella besar.”
Riella kecil dengan sembarang memperkenalkan lalu Ariella dengan sopan menganggukkan kepalanya : “Nona Efa, Halo! Saya Ariella.”
Efa terkejut melihat Ariella.
Nama yang sama, suara yang sama, dan bentuk yang sama, tidak perlu kakak kayu itu menolak, bahkan dirinya sendiri tidak bisa menolak.
Efa masih mengingat dengan jelas, suara Ariella yang lembut itu, suaranya mirip sekali dengannya begitu membuat orang lain nyaman.
Apalagi sikap Ariella ini, membuat Efa tidak bisa lupa, tidak tahu apakah Ariella lupa dengan ingatan yang dulu, tetapi memberikan perasaan yang dekat, juga merasa seperti tidak pernah ditinggalkan.
Melihat Ariella itu, Efa lalu memberikan sebuah pelukan : “Nona Ariella, Halo! Panggil saja aku Efa, maka setelah ini kita akan menjadi teman, kamu boleh memanggilku Efa.”
Seketika dipeluk oleh Efa, Ariella merasa tercengang, dia merasa keluarga ini sungguh ramah.
Begitu juga Carlson, baru saja mereka bertemu sekali, tetapi dia telah mencarinya kekantor lalu ingin memintanya membuat designer baju untuk keluarga kecilnya itu.
Waktu itu bertemu dengan Riella kecil ditaman, anak yang begitu kecil, jika telah melewati sesuatu akan dengan mudah melupakannya, tidak disangka dia masih mengingat Ariella.
Dan sekarang Riella kecil memanggil dia bibi, dan ini pertemuan pertamanya, tetapi telah memberikan pelukan hangat.
Efa memberikan Riella dalam pelukannya : “Nona Ariella, kakakku ada urusan dan telah pergi, aku juga ada urusan kecil. Riella jarang sekali bisa menyukai seseorang, jadi hari ini maaf telah merepotkan kamu untuk menemaninya.”
Ariella : “…”
Dia hanya datang untuk melihat anak ini, kenapa sekarang seperti masuk kegua serigala, tetapi bisa menemani Riella kecil, hatinya merasa dia rela.