Mục lục
NOVEL SUAMIKU TERNYATA SEORANG PRESDIR
Thiết lập
Thiết lập
Kích cỡ :
A-
18px
A+
Màu nền :
  • Màu nền:
  • Font chữ:
  • Chiều cao dòng:
  • Kích Cỡ Chữ:

Bab 251 Apapun Tidak Ada





Tetapi sedikit guna saja tidak ada, Ariella merasa tidak ada tenaga, seperti dia dulu sakit.





Mungkin karena sakit, sakitnya lebih parah, dosis obat 1 kali sudah tidak ngefek.





Berpikir sampai sini, Ariella datang ke ruang tamu, tuang segelas air, makan obat satu dosis lagi.





Setelah makan, Ariella pulang ke kamar dan terbaring di kasur, tutup mata, berharap obatnya cepat bekerja, jadi dia tidak begitu tidak enak.





Ariella menunggu beberapa lama, badannya tidak lebih baik, tapi malah keringat dingin.





Dua tahun lalu setelah keluar rumah sakit, asalkan dia tetap makan obat, dia tidak akan merasa tidak enak, mengapa hari ini seperti ini?





Ariella tidak mengerti, sangat tidak enak sampai dia berguling-guling di kasur, tadinya ingin telfon ayahnya, tapi tidak mau dia khawatir, jadi menaruh hp nya lagi.





Hp nya belum lepas dari tangan, tiba-tiba ada telfon masuk, ternyata adalah Carlson, lalu dia mengangkatnya: “Lagi apa?””Aku…” Ariella tiba-tiba ingin nangis, tapi dia menahannya, berusaha bicara dengan tenang. “Aku sepertinya sakit.””Jangan matikan telfon, tunggu aku.”Selanjutnya, Ariella dengan suara mobil dimatikan, dia memegang hp dan menutup kepala dengan bantal, sangat menderita.





Tidak lama kemudian, hpnya terdengar suara Carlson lagi: “Buka pintu.””Buka pintu apa?” Ariella sedikit bingung tidak sempat bereaksi, dia sudah sangat bingung dan juga tidak kepikiran kalau Carlson akan ada di depan rumahnya.





“Buka pintu rumahmu,” Suara Carlson terdengan sekali lagi dari hpnya.





“Ha?” Ariella dengan bodoh berkata, lalu pikir lagi baru sadar kalau Carlson menyuruh dia buka pintu rumah.





Dia lalu bangun, dengan lemas berjalan keluar. Sesampainya di depan pintu, dia meluruskan tangan pegang genggaman pintu, tetapi tidak kepegang,





“Ariella” Dari luar rumah terdengan suara Carlson.





“Aku sedang buka pintu, kamu tunggu sebentar.” Setelah sekian lama Ariella baru buka pintu. Setelah pintu terbuka, dia bahkan tidak bisa melihat muka Carlson dengan jelas. “Apakah kamu Carlson?”





“Iya aku, aku Carlson, Carlson-mu.” Carlson langsung menggendongnya.





“Carlson, kamu sedang apa?” Ariella mendorongnya, badannya benar-benar tidak ada tenaga, seluruh badannya jatuh ke pelukan Carlson.





“Aku bawa kamu pulang.” Pulang ke rumah mereka, dia tidak bisa membiarkannya di luar, tidak membiarkan dia sendiri merasakan penderitaan dan kesepian.





“Rumah? Rumah siapa?” Ariella diam-diam berkata “Rumah dimana ayah berada baru rumahku, dia tidak ada, aku juga tidak tahu rumahku dimana.”Dia bisa sakit, bisa merasa tak berdaya, bisa takut, pasti karena tidak ada ayah, pasti iya.





Dalam 3 tahun ini, ayah tidak pernah meninggalkannya, hari ini tiba-tiba ayah pergi, maka dia merasa sangat tak berdaya.





Setelah mendengar perkataan Ariella, Carlson peluk dia dengan erat dan berkata: “Ariella, aku tidak mengijinkan kamu asal bicara.”Yang harus disalahkan adalah dia, salah dia tidak menjaganya dengan benar, maka menyebabkan Ariella mengalami masalah yang begitu menderita, dan kehilangan dirinya yang dulu.





“Carlson? Kamu adalah Carlson kan? Tapi Carlson siapa?” Ariella dengan bingung, dan bicara tidak jelas: “Sepertinya aku tidak kenal kamu, tapi aku merasa sudah mengenalmu sangat lama, perasaan ini aneh sekali.””Ariella…” Selain memanggil namanya, Carlson sudah tidak tahu bisa lakukan apa.





Ariella lalu berkata lagi: “Tidak hanya tidak menegenalmu, aku bahkan tidak tahu aku siapa, ayah bilang namaku siapa berarti itu namaku, tetapi aku tidak ingat aku siapa, aku tidak tahu masa lalu terjadi apa, banyak saat dimana aku merasa aku akan hilang kapanpun, seperti aku tidak berasal dari dunia ini.””Dalam hatiku takut, tapi aku tidak berani beri tahu ayah, aku tidak mau di khawatir karena aku, umurnya pun sudah tidak muda, keluarga dia hanya tersisa aku, dia tidak ingin beri tahu aku masa lalu pasti demi kebaikan aku. Masa lalu pasti bukan sesuatu yang baik.””Aku terus menyuruh diriku jangan pikirkan masa lalu, tapi aku tidak tahan, sebenarnya pernah terjadi apa yang menyeramkan sampai aku tidak ingin memikirkan masa lalu.””Buat apa aku bicara begitu banyak dengan kamu yang asing? Setelah aku ngomong, kamu juga tidak mengerti betapa aku menderita, kamu lebih tidak bisa mengertiku, betapa takutnya diriku.”Dia sendiri, selalu pura-pura tenang, seperti tidak peduli terhadap apapun, dan juga tidak begitu ada teman.





Bukan dia tidak ingin berteman, tapi dia takut untuk berteman.





Kalau suatu hari ada yang menanyakan kamu dulu kuliah dimana, kamu dulu kerja dimana, kamu dulu…





Disaat dia ditanyakan pertanyaan semudah itu.





Dia harus jawab apa?Kalau jawab dengan jujur, dia tidak mengingat semua hal di masa lalu, apakah orang-orang itu akan menganggapnya aneh?





“Ariella, aku mengerti, yang kamu bilang semua aku mengerti.” Carlson tidak berhenti beri tahu dia, merasa sangat sakit hati.





Ini adalah Ariella dia, tidak peduli kapanpun, dia selalu tertawa, tawa khas dia, menutupi semua rasa khawatir dan rasa khawatir dia , pura-pura sangat kuat, seperti tidak bisa diapa-apakan orang lain.





Dia benar-benar benci dirinya karena buat Ariella hilang, begitu lama pula, 3 tahun ini, sebenarnya bagaimana dia hidup?”Haha..” Ariella tertawa denga dingin dan menggelengkan kepala, menunjukkan senyuman yang lebih jelek dari nangis. “Bahkan ayahku saja tidak mengerti, bagaimana kamu bisa mengerti.Tidak tahu karena otaknya tidak jelas atau karena orang sakit sangat lemah, hal yang tidak pernah dia beri tahu orang lain dan rasa takutnya, Arielle keluarkan semua.





Atau memang karena terlalu lama sendiri, terlalu lama tidak ada teman, maka mudah jatuth ke jebakan Carlson.





Jelas-jelas tahu kalau dia melihat istrinya yang meninggal di dalam diri dia, tetapi dia tetap akan terus datang ke dia.





Banyak saat dimana Ariella cemburu dengan “Ariella” yang disebut Carlson itu.





Walaupun Ariella itu sudah tidak ada di samping Carlson, mereka tetap pernah memiliki kenangan yang indah, hanya ada satu orang yang begitu mencintainya, peduli terhadapnya, dan juga ada anak perempuan yang begitu lucu.Kalau dia?Dia hanya ada ayahnya, selain itu tidak ada semua, bahkan semua ingatan tentang orang lain pun tidak ada.

Danh Sách Chương:

Bạn đang đọc truyện trên website TruyenOnl.COM
BÌNH LUẬN THÀNH VIÊN
BÌNH LUẬN FACEBOOK