Mục lục
NOVEL SUAMIKU TERNYATA SEORANG PRESDIR
Thiết lập
Thiết lập
Kích cỡ :
A-
18px
A+
Màu nền :
  • Màu nền:
  • Font chữ:
  • Chiều cao dòng:
  • Kích Cỡ Chữ:

Bab 99 Alasan Yang Mengintimidasi





Di mana keberaniannya kemarin ketika menerjang Carlson tadi malam?





Mengapa setelah melakukanya, ketika bangun dia malah merasa amat sangat malu?





Ariella sendiri tidak mengerti akan dirinya sendiri.





“Ayo cepat makan. Setelah makan aku akan menemanimu ke rumah sakit.” Jika tidak menyela Ariella, Carlson menebak sepertinya Ariella tidak akan bisa keluar dari pikiran anehnya hari ini.





“Oh.” Ariella mengangguk dengan suara pelan, wajahnya masih sangat panas.





Ariella kembali mengintip Carlson sekilas, melihatnya yang makan dengan elegan, sikapnya yang tidak berubah masih sama seperti sebelumnya, seolah-olah semalam hanya mimpi yang Ariella alami.





Ketika Ariella dan Carlson tiba di rumah sakit, sudah hampir tengah hari.





Carlson juga memiliki rapat penting, tidak ada waktu untuk menemani Ariella masuk.





“Carlson …” Sebelum dia pergi, Ariella menghentikannya, dengan gugup menjilat bibirnya.





Carlson balas menatapnya: “Apa ada sesuatu?”





Ariella menarik napas, berkata dengan mengumpulkan keberanian: “Aku ingin kamu memelukku dulu baru pergi.”





Apa yang terjadi hari ini, hanya terpisah untuk sementara, hati Ariella sepertinya sangat enggan, ingin Carlson terus menemani di sampingnya.





Carlson mengulurkan tangan dan memeluknya dengan kuat: “Masuklah.”





“Hmm.” Ariella berbalik dan berjalan ke dalam rumah sakit, setelah beberapa langkah kembali menoleh ke belakang, melihat bahwa Carlson masih mengawasinya di tempat yang sama, Ariella tersenyum dan melambai padanya.





Sepanjang jalan, Ariella masih memikirkan kejadian semalam dan pagi ini, ternyata kebahagiaan yang dia pikir jauh darinya itu, sebenarnya berada di sampingnya.





Nanti dia akan bertanya pada Ibunya apakah dia ingin memiliki cucu laki-laki atau cucu perempuan?





Ariella berencana untuk memiliki dua anak dalam tiga tahun untuk membiarkan Ibunya membantu merawatnya, jika ada anak kecil yang mengganggu Ibunya maka Ibunya tidak akan merasa bosan.





Ariella mendorong pintu bangsal, di dalam sangat rapi, tidak seperti ada orang yang dirawat, dia bergegas menarik seorang perawat yang lewat dan bertanya: “Maaf, di mana pasien yang ada di sini?”





Perawat melihatnya sekilas: “Pasien di ruangan ini keluar dari rumah sakit tadi malam dan pergi.”





“Tidak mungkin.” Ariella agak cemas ketika mendengar berita itu.





Kemarin Ibunya berjanji bahwa dia akan tinggal di Kota Pasirbumi untuk tinggal bersamanya, tidak akan pernah kembali ke tempat itu lagi, kenapa dia tiba-tiba keluar dari rumah sakit?





Kecuali … dia dibawa pergi oleh orang lain.





Berdasarkan ingatannya, Ariella mencoba mengingat nomor yang dia hafal beberapa tahun yang lalu, baru saja tersambung, orang di ujung sana sudah menjawab, kemudian terdengar suara Zeesha.





“Ariella, aku sudah menjemput Ibumu pulang, kamu tidak perlu mengkhawatirkannya. Jika kamu mau, kamu bisa pulang dan melihatnya. Tidak melihatmu selama 3 tahun, Ayah sangat merindukanmu.”





Tidak ada yang salah dengan perkataan Zeesha ini, seorang ayah mungkin akan mengatakan ini pada putrinya.





Tapi Ariella tahu, ini hanya semacam wajah pura-pura baik Zeesha saja, tujuan sebenarnya adalah membawa Ibunya pulang untuk mengancamnya.





Ariella menenangkan emosinya, mencoba membuat dirinya berbicara dengan tenang: “Mana Ibuku? Aku ingin berbicara dengannya.”





“Ibumu?” Zeesha menghela nafas dan berkata, “Kondisi tubuhnya tidak cukup baik untuk berbicara denganmu.”





“Biarkan dia berbicara denganku.” Karena khawatir dengan kondisi Ibunya, tangan Ariella yang memegang ponsel gemetar.





Dia bahkan tidak berani memikirkan bagaimana Ibunya akan terluka setelah dibawa kembali oleh Zeesha.





Luka di tubuh Ibunya masih belum sembuh, luka psikologisnya jauh lebih para, dia tidak bisa lagi menahan siksaan dari Zeesha.





Zeesha tersenyum dan berkata: “Kondisi psikis Ibumu tidak baik, selalu berbicara sembarangan, demi mencegah kecelakaan, aku menguncinya di gudang di halaman belakang.”





Setelah terdiam beberapa saat, Zeesha berkata lagi: “Kamu harusnya sangat jelas megenai gudang itu, karena sudah lama tidak ada yang membersihkannya, gelap dan lembab, dan juga ada begitu banyak tikus dan kecoak.”





“Zeesha, apa kamu tahu apa yang kamu lakukan? Kamu mengurung istrimu, itu tindakan ilegal.” Apa yang dikatakan dan dilakukan Zeesha membuat Ariella sangat marah hingga dia tidak bisa menahan diri untuk tidak berteriak, menarik perhatian beberapa orang.





Zeesha tersenyum dan berkata: “Kamu bisa memanggil nama Ayahmu secara langsung, memang apa yang salah dengan tindakanku yang mengurung istriku yang sakit jiwa?”





“Aku tidak punya Ayah sepertimu. Cepat biarkan Ibuku menjawab telepon, aku ingin berbicara dengannya.” Bertemu dengan Ayah seperti ini, Ariella merasa hidupnya ini sial.





Seseorang dapat memilih bagaimana dia menjalani kehidupannya, dan juga bisa memilih kehidupan seperti apa, tapi tidak dapat memilih orangtuanya sendiri.





Jika dapat memilih sendiri, asalkan ada Ibu itu sudah cukup bagi Ariella, dia tidak menginginkan Ayah yang hanya menggunakan keluarganya sebagai alat.





“Ariella, jika kamu benar-benar menginginkan Ibumu, maka pulang dan lihat dia. Pintu rumah ini akan selalu terbuka untukmu, menyambutmu untuk kamu pulang.” Setelah selesai berbicara, Zeesha menutup telepon.





Dia sangat tahu dengan jelas bahwa Ariella tidak bisa membiarkan Ibunya, jika dia mengatakan ini, dia pasti akan kembali pulang untuk menyelamatkan Ibunya.





Pihak di ujung sana langsung menutup telepon, mendengarkan nada sibuk telepon, Ariella menggigit bibirnya, dia tidak bisa membayangkan apa yang diderita Ibunya tadi malam.





Dia harusnya tinggal untuk menemani Ibunya, dia harusnya terpikir bahwa Zeesha yang lebih buruk dibanding hewan itu tidak akan begitu mudah untuk berhenti, mengapa dia harus meninggalkan Ibunya sendirian di rumah sakit?





Ariella sangat benci, benci dirinya yang terlena dengan kebahagiaan, bahkan tidak memikirkan hal-hal yang paling sederhana itu.





Memikirkan Ibunya dalam bahaya, benak Ariella kacau, panik dan mondar mandir, berpikir untuk menelepon Carlson untuk membicarakan masalah ini.





Menelepon Carlson, tapi tidak ada yang menjawab, sepertinya dia sedang rapat, Ariella hanya bisa mengirimkan chat padanya, memberikan penjelasan secara garis besar pada Carlson.





Dia harus bergegas sampai di rumahnya dalam waktu tercepat, dia harus menyelamatkan Ibunya dari lubang api, tidak boleh membiarkan Ibunya tinggal sendirian di tempat gelap itu.





Setelah transit beberapa jam, Ariella mengubah beberapa moda transportasi untuk mencapai rumahnya, dan ketika sampai sudah larut malam.





Dia mengangkat tangannya dan menekan bel pintu, menunggu pelayan rumahnya membuka pintu dengan suasana hati yang gelisah.





Cuaca di sini jauh lebih dingin daripada di Kota Pasirbumi, dia juga datang dengan terburu-buru, jadi tidak punya waktu untuk memakai pakaian yang lebih tebal, saat ini, dia sudah sangat kedinginan hingga giginya gemeletuk, tubuhnya gemetar tidak berhenti.





Setelah pergi selama 3 tahun, berpikir dirinya tidak akan pernah kembali lagi ke sini, tidak menyangka dia akan kembali dengan mudah.





Hanya saja rasa sakit dan masam di dalam hatinya itu tidak bisa dikatakan dengan jelas, dan juga tidak bisa mengerti.





Semua berkata bahwa hal yang paling berharga di dunia adalah keluarga, tapi apa itu artinya keluarga di dalam keluarganya?





Ayah, Kakak… bahkan tidak lebih dari orang asing yang tidak memiliki hubungan.





“Kamu masih memiliki muka untuk pulang.” Elisa berdiri di dalam gerbang besi dan menatapnya dengan pandangan dingin, “Apa kamu ingin kembali untuk menghancurkan keluarga ini?”





“Buka pintu, aku ingin melihat Ibu.” Ariella tidak ingin banyak berbicara omong kosong dengan Elisa, dia datang ke sini bukan untuk kembali ke rumah ini, tapi hanya ingin membawa Ibunya pergi.

Danh Sách Chương:

Bạn đang đọc truyện trên website TruyenOnl.COM
BÌNH LUẬN THÀNH VIÊN
BÌNH LUẬN FACEBOOK