Mục lục
NOVEL SUAMIKU TERNYATA SEORANG PRESDIR
Thiết lập
Thiết lập
Kích cỡ :
A-
18px
A+
Màu nền :
  • Màu nền:
  • Font chữ:
  • Chiều cao dòng:
  • Kích Cỡ Chữ:

Bab 316 Menyelediki Dengan Jelas





Terkadang orang yang jelas-jelas kita cintai ada didepan kita, serasa ingin sekali langsung memeluk dan memanjakannya, tapi karena masalah tertentu, mau tidak mau kita harus menahan diri kita sendiri.





Apapun yang terjadi, tidak peduli apakah prajurit itu adalah yang terakhir, gak peduli Kota Pasirbumi sudah menjadi daerah militer, semua sudah masa lalu………..bawa Efa pergi dari sini, pergi ke tempat dimana tidak ada satu orang pun mengenali mereka, memulai hidup baru yang baru.





Ini bukan pertama kalinya Darwin berpikiran seperti itu, ingin meninggalkan semuanya dan tidak peduli dengan apapun yang terjadi, langsung membawa Efa pergi dari sini.





Tapi itu semua tidak masuk akal, atau mungkin didalam hatinya sebenarnya Efa tidak sepenting apa yang ia pikirkan.





Setiap kali saat berpikiran seperti ini, Darwin selalu berusaha menggunakan akal sehatnya untuk menahan keinginannya itu.





Sulis sedang berdiri didepan pintu dan memastikan setelah curhat, Efa tidak membuat masalah lagi. Setelah itu Sulis baru meninggalkannya.





Baru saja keluar dari daerah stasiun, ia mendapat panggilan dari Carlson, dia mengangkatnya dan mendengar Carlson berkata: “Ayo pergi minum segelas arak.”





Setelah mendengar suara Carlson, Darwin mengangkat kepalanya dan melihat, dalam seketika ia langsung mengenali mobil Carlson yang warnanya sangat mencolok itu sedang berhenti disamping jalan.





Darwin pun berjalan dengan langkah yang luas dan langsung duduk ditempat duduk samping pengemudi: “Yang aku tahu kamu gak pernah minum arak, kenapa hari ini tiba-tiba ngajak aku minum?”Parahnya lagi ini udah malam, kamu enggak pulang nemenin anak istrimu?”





Carlson sambil mengemudi dan berkata: “Sudah gede begini aku masih belum pernah mentraktir paman minum, hari ini aku temenin kamu minum.”





Darwin berkata: “Okay, hari ini yang gak mabuk gak boleh pulang.”





Carlson menganggukkan kepalanya dan tidak berkata apa-apa.





Darwin tidak suka situasi tempat minum yang berantakan dan kotor, jadi tempat minum yang ia pilih juga tempat yang lumayan bersih, sebuah bar kecil didekat pantai.





Tempat seperti ini orangnya juga tidak sedikit, tapi orang yang datang kesini semua membawa pasangan dan berpacaran disini, sepasang pasang kekasih sedang minum sedikit bir sambil membahas tentang hubungan percinta mereka, dan lagi tidak ada orang yang berbicara dengan suara keras.





Dua pria yang gagah dan tampan seperti mereka, langsung menjadi pusat perhatian semua orang, pandangan pelayan yang tertuju pada mereka seakan tidak bisa dipindahkan lagi, orang-orang disekitar sana juga sama.





Darwin tertawa dan berkata: “Datang bersama direktur seperti kamu, pasti menjadi pusat perhatian. Berjalan didepan, peluang orang berpaling dan melihat aku pun menjadi lebih tinggi.





Carlson tidak mengeluarkan suara apa pun dan terus memasang mukanya yang diam dan dingin.





Carlson dan Darwin memilih untuk duduk di sebuah bar elegan dekat jendela di lantai dua, dari sini mereka bisa melihat orang yang sedang berjalan di luar dan di kejauhan mereka juga bisa melihat pemandangan orang yang sedang bermain di pinggir pantai pada malam hari.





Angin laut bertiup sepoi-sepoi, ditambah lampu malam warna-warni yang bekedap-kedip, membuat pemandangan laut menjadi semakin tenang dan nyaman, di gang kecil dekat laut kota ini memang selalu di penuhi oleh para pasangan yang berjalan-jalan sambil menikmati suasana yang santai disini.





Carlson masih mengingat, tahun itu pertama kali ia mentraktir Ariella makan diluar, seusai makan Ariella mengajaknya untuk berjalan-jalan disini dan ia pun berdiri disampingnya dan menemaninya.





Hari itu, Ariella minum sedikit arak, dia sedikit mabuk, dia berbicara banyak pada Carlson, sambil menujuk ke teluk dijauh sana, Ariella berkata ia ingin membangun taman bermain diatas laut sana.





Setelah Carlson mendengarnya, ia pun terus mengingatnya di dalam hatinya.





Setelah mereka duduk, Darwin pun memesan arak, Carlson lagi-lagi memesan teh.





Darwin menyenter kearahnya, dengan nada tidak puas berkata: “Kamu traktir aku minum arak tapi kamu sendiri malah minum teh, bukannya ini sedikit terlalu kejam buat aku?”





“Ariella dan Riella kecil dirumah semuanya tidak suka bau arak.” sebenarnya Ariella tidak pernah bilang kalau dia tidak suka arak, Carlson masih ingat Ariella dulu yang sangat suka minum, cuman dia sendiri tidak ingin membawa sekujur tubuhnya yang beraroma arak untuk bertemu dengan anak istrinya.





“Aku sebelumnya tidak nyangka orang yang gila kerja seperti kamu masih sangat mementingkan anak istrimu.”Yang ada di dalam ingatan Darwin, Carlson selamanya adalah orang yang berprinsip, perilakunya sebagai laki-laki itu patut diajukan jempol.





Carlson sebelumnya mengira, kalau saja saat itu Carlson dan Ariella menikah dan punya anak itu hanya membuat keluarga mereka menjadi lebih berantakan, ia tidak mungkin menjadikan keluarganya menjadi prioritasnya.





Darwin selama ini selalu benar dalam menilai orang, tapi tidak sangka kali ini dia malah salah menilai Carlson, sifat dia yang sangat mementingkan keluarganya ini membuat Darwin menjadi semakin salut dengannya.





“Kerja adalah kerja, kita harus bekerja dengan giat, dengan giat mencari nafkah kita baru bisa memberikan kehidupan yang mereka mau. Tapi sikap peduli kita terhadap mereka juga harus ada, kalau tidak walaupun mereka medapatkan kehidupan yang mereka mau, mereka tetap tidak merasakan kebahagiaan.”Sebelum menikah, Carlson sudah berpikir, kalau tidak menikah juga tidak apa-apa, tapi kalau sudah menikah, bersikap baik terhadap anak dan istrinya adalah kewajiban.





Karena ia selalu berpikir seperti ini, ia tidak pernah tahu perasaan dia yang sebenarnya terhadap Ariella, yang ada di pikirannya adalah karena dia adalah istrinya, maka ia harus berperilaku baik terhadapnya.





Darwin: “……….”





Sebenarnya dia mengerti dengan apa yang dipikirkan Carlson, dia juga bukannya tidak ingin membawa Efa pulang kerumahnya dan menikahinya, memanjakannya, jangan membiarkan dia marah diluar sana.





Tapi dia tidak bisa, dia juga tidak memiliki hak untuk……..





Hanya dalam beberapa waktu saja, arak dan makanan ringin pun sudah disajikan diatas meja mereka, Darwin adalah tentara jadi sikapnya agak sedikit brutal, dia tidak lagi menggunakan gelas arak dan langsung meminumnya dari botol arak.





Carlson masih belum memandang teh yang ada didepannya, ia memandang Darwin dengen muka penuh pikiran.





Hanya dalam beberapa teguk Darwin sudah menghabiskan sebotol arak dan menaruk botolnya diatas meja, lalu berkata: “Carlson, kamu berpikir untuk membuat aku menyetujuimu saat aku mabuk kan, tidak mungkin.”





Carlson tersenyum kecil dan tidak berbicara.





Darwin menggunakan sumpitnya untuk memakan makanan ringannya, sambil makan sambil bicara: “Dulu aku udah pernah bilang sama kamu, kamu punya orang yang ingin kamu lindungi, aku juga punya orang yang ingin aku lindungi, kita kerjain kerjaan kita masing-masing saja.”





Carlson berkata: “Paman kecil, aku cuman mau traktir kamu minum saja, jangan berpikir sampai kemana-mana.”





“Cuman mau traktir aku minum saja, emangnya sesimpel ini?” Carlson orang pintar ini gak mungkin tidak ada kerjaan tiba-tiba traktir aku minum, jadi Darwin tidak percaya kalau Carlson hanya mau mentraktinya minum.





Carlson menuang tehnya dan meminumnya seteguk untuk membasahi bibirnya, lalu berkata: “Kamu sendiri sudah tahu, tidak usah aku yang ngomong, Paman kecil kamu sudah tahu orang yang bernama Rico yang digosipkan dengan Efa?”





“Iya, aku tahu.”Waktu awal-awal si Rico itu membuntuti Efa, Darwin sudah menyuruh orang untuk mencari informasi tentang orang itu.





Carlson berkata: “Kehadirannya malah membantu aku untuk menyelesaikan sebuah rahasia yang selama ini tidak dapat aku selesaikan.”





Setelah mendengar perkataan Carlson, sikap Darwin minum arak menjadi sedikit lambat, dan berkata: “Kamu tahu gak?”





Carlson menganggukkan kepalanya: “Yang bernama Rico itu nama panjangnnya Rico Schweijengger, orang negara A, dia juga pernah bertunangan dengan putri negara A. Tapi dua tahun yang lalu, rumah keluarga ratu negara A kosong melompong. Mereka semua menghilang, tidak ada yang tahu mereka pergi kemana.”





Darwin: “Menurut kamu gimana bagusnya?”





Carlson lanjut berbicara: “Apa yang terjadi tahun itu tidak sesimpel itu, atau sebenarnya itu sama sekali tidak sama dengan apa yang kita lihat. Aku mau kamu bekerja sama dengan aku, kita berdua mengkorek semua masalah yang terjadi ditahun itu sampai ke akar-akarnya.





Darwin: “Kenapa harus aku? Kalau kamu mau mengkoreknya kamu pasti bisa mendapatkannya.”





Carlson: “Paman kecil, kamu sudah mengikuti masalah ini berapa tahun, tapi tetap masih belum bisa menemukan titik terang. Kalau mau membangdingkan anak buahku dengan orang yang mencari laporan untukmu, aku rasa diantara mereka masih ada jarak yang lumayan jauh.”





Darwin: “Kita seharusnya mengubur masalah ini, bukan malah mengoreknya keluar.”





Carlson tiba-tiba tertawa dingin: “Kalian semua tahu, kertas tidak bisa membungkus batu. Daripada memikirkan cara untuk mengubur masalah ini, lebih baik kita menyelesaikan masalah ini, memberikan sebuah kejelasan untuk semua orang.”

Danh Sách Chương:

Bạn đang đọc truyện trên website TruyenOnl.COM
BÌNH LUẬN THÀNH VIÊN
BÌNH LUẬN FACEBOOK