Setelah terdiam lama, Darwin pun akhirnya berkata: “Tidak peduli bagaimanapun, aku tetap akan berusaha keras melindunginya, tidak akan membiarkanya terluka karena hal ini.”
Mengungkit masalah ini, tuan besar pun marah dan memukul meja, berkata: “Kalau bukan karena Fernando itu melakukan hal ini dibelakang kita, masalah ini juga tidak akan seperti ………dulu aku melihat anaknya masih kecil dan melepaskan mereka, tidak menduga anaknya malah ingin masuk ke keluargaku……tidak tahu diri.”
Setelah itu tuan besar pun mengetahui dari Zeesha, sebelum membuat masalah kecelakaan itu, Zeesha sudah merekam pembicaraan mereka dan mengirimkannya pada Fernando.
Itu berarti, Zeesha demi menyelamatkan dirinya, dia pun meninggalkan bukti.
Dulu dia tidak pernah memikirkan untuk menghabisi Zeesha, jadi dia juga tidak mengetahui keberadaan bukti itu, hingga 3 tahun lalu dia mencarinya dan mengancamnya….
Setelah diselediki, tuan besar Tanjaya pun menghabisi Ferdian dan menetapkan tujuannya adalah Ariella.
Demi tidak membiarkan masalah itu terekspos, dia harus menghabisi Ariella, atau mengambil bukti yang diberikan ibu Ariella padanya….
20 tahun yang lalu, Ariella hanyalah anak yang sangat kecil, saat itu dia adalah anak Zeesha, sama sekali tidak tahu siapa ayah kandungnya, kesalahan yang Fernando lakukan tidak ada alasannya membiarkan Ariella yang menanggungnya.
Jadi tuan besar saat mengungkit Ariella, Darwin pun tidak memotong pembicaraannya.
Dan dia juga sudah bertemu dengan Ariella beberapa kali, dia tidak begitu memahami Ariella, tapi pandangan pertama padanya tidaklah buruk, dan selera sepupunya itu begitu tinggi, wanita yang dia sukai pasti tidak buruk.
“Komandan Darwin, tuan besar belakangan ini tidak begitu leluasa untuk bergerak, masalah nona ku semuanya bergantung padamu yah.” asisten Dolvin yang berdiri di samping pun berkata.
Darwin melihat asisten Dolvin, melihatnya begitu lama lalu berkata: “Kamu adalah orang kota A?”
Asisten Dolvin menganggukkan kepala berkata: “Iya, dulu aku menemani mereka datang ke kota Pasirbumi bersama, tapi akhirnya mereka semua sudah pergi, hanya meninggalkan nona dan aku.”
Tuan besar Tanjaya pun batuk berkata: “Dolvin, kamu pergi dulu. Jangan asal berbicara di depan komandan Darwin.”
Darwin berkata: “Tidak apa-apa, lagian kita semuanya melakukan ini demi Efa. Tapi aku juga ada masalah yang harus aku katakan dengan jelas pada asisten Dolvin. Carlson adalah putra kandung dari kakakku, dia adalah keluargaku, anaknya juga adalah keluargaku. Siapa yang kedepannya berani melakukan sesuatu pada anak itu, aku Darwin yang akan pertama menghabisinya.”
Dulu saat Riella kecil diserang, dia sama sekali tidak mengerti mengapa tuan besar begitu tega melakukan itu pada cucunya?
Sekarang setelah mengetahui identitas asisten Dolvin, Darwin pun semakin jelas kenapa.
Darwin yang tidak marah namun mengancam ini, walaupun asisten Dolvin sudah lama mengikuti tuan besar, dan juga sudah melakukan banyak hal yang menyakiti orang lain, asisten Dolvin juga tetap merasa takut.
Dia menundukkan kepala, mengepalkan tangan dan tidak berani mengatakan apapun.
“Tuli? Bisu?” Darwin menaikkan suaranya, dengan aura seorang tentara.
Asisten Dolvin pun menganggukkan kepala: “Aku, aku mengerti.”
“Tuan, kamu juga seharusnya mengurus bawahanmu. Kalau bukan karena kamu terus menurutinya, dia juga tidak akan begitu berani melakukan hal yang begitu kejam. Dia bahkan berani menyentuh keluargamu, masih ada apa yang berani dia lakukan?”
Setelah berkata, Darwin pun berdiri dan pergi, setiap kali melangkah pun begitu stabil dan kuat.
“Tuan, aku….” begitu Darwin pergi, asisten Dolvin pun tersendak berkata.
“Ingat tidak akan ada lain kali lagi. Tidak peduli cucuku atau Darwin, semuanya adalah orang yang tidak bisa disentuh.” Tuan besar dengan tangan yang tidak bertenaga melambaikan tangan, lalu berkata, “Jangan pikirkan lagi, sudah malam, papah aku pergi istirahat.”
Asisten Dolvin pun langsung memapah tuan, dengan suara kecil berkata: “Walaupun kita tidak pernah ingin menyakiti nona kecil, tapi dengan keadaan sekarang, harus menggunakan nona kecil untuk memaksa Ariella untuk mengeluarkan buktinya.”
…….
Saat Carlson kembali ke kamar, Ariella sedang membacakan cerita untuk Riella kecil.
Suaranya begitu lembut, setiap kata pun mengandung perasaan yang sangat dalam pada Riella kecil.
Riella kecil berbaring dipelukan Ariella, mengedipkan matanya yang indah, terkadang dia pun akan menanyakan pertanyaan yang tidak bisa dijawab ibunya.
Seperti, Riella kecil bertanya: “Ibu, kenapa kelinci kecil juga ada ibu?”
Ariella dengan sabar menjawab: “Karena setiap anak dilahirkan oleh ibunya. Ariella juga dilahirkan ibu, kelinci kecil juga dilahirkan ibunya.”
“Ibu juga dilahirkan oleh ibu?” Riella kecil mengecipkan matanya yang besar, dengan lembut bertanya.
Ariella mengelus tangannya, dengan lembut berkata: “Benar, Ariella sangat pintar, ibu juga dilahirkan oleh ibunya ibu.”
Riella kecil mengangukkan kepala, mengartikan dia mengerti, lalu berkata: “Kura-kura juga dilahirkan ibu kura-kura, ulat juga dilahirkan ibu ulat, Ariella dan adik perempuan juga dilahirkan oleh ibu.”
Ariella: “Adik Mianmian dilahirkan oleh ibunya.”
Riella kecil memegang kepalanya, dengan heran, Mianmian adalah adiknya, kenapa dia bukan dilahirkan dari ibu yang sama?
Melihat tatapan Riella kecil yang bertanya-tanya, Ariella pun merasa lucu dan juga ingin tertawa, menunduk dan menciumnya: “Sayang, tidurlah, besok itu akan meneruskan membaca cerita untukmu.”
“Ibu, tidak.” Riella kecil sangat suka mendengar cerita, dia pun tidak ingin tidur, berbaring didalam pelukan ibunya dan berputar-putar.
Ariella tersenyum lembut: “Baik baik baik, sayangku tidak ingin tidur, kalau begitu kita bermain sebentar lagi.”
Riella kecil pun bangkir dan memeluk Ariella dan menciumnya, lalu dengan suara yang lembut bertanya: “Bagaimana ibu melahirkan Ariella ? Bagaimana ibu kelinci melahirkan kelinci kecil?”
Pertanyaan ini….Ariella tidak tahu bagaimana menjawabnya, dia mengucek matanya dan perlahan menyanyikan lagu agar dia tertidur…
Carlson berdiri di depan pintu dan diam-diam melihat mereka berdua, dia bahkan tidak tega mengeluarkan suara mengganggu mereka.
Dia masih ingat saat Riella kecil berumur bulat 3 tahun, ada sekali dia pulang dari bermain dengan teman lain, menangis dan menginginkan ibu.
Saat itu dia terus menangis, bagaimanapun Carlson menghiburnya juga tidak bisa.
Dia mengatakan anak lain memiliki ibu, kenapa dia tidak ada…..
Mendengar pertanyaan ini, hati Carlson seperti dipukul, tidak berhenti dipukul, dipukul sampai begitu sakit dan terasa kebas.
Selain memeluk Riella kecil dipelukannya, dia bahkan tidak tahu bagaimana menjawabnya.
Sekarang Ariella sudah kembali beberapa bulan, tapi terkadang dia masih merasa dia sedang bermimpi, semuanya begitu tidak nyata.
“Carlson kenapa kamu berdiri melamun di sana?” setelah dia menidurkan Riella kecil, Ariella baru menyadari bayangan besar yang berdiri di depan pintu yang tidak tahu sudah berdiri berapa lama?
“Siapa yang menyuruh Ariella besar dan kecilku begitu cantik.” Carlson pun berjalan kemari dan tersenyum, “En, begitu cantik sampai membuatku tidak bisa memalingkan pandanganku.”
“Sejak kapan kamu menjadi begitu pintar berbicara?” dulu setiap kata Carlson bagaikan emas itu sudah di curi orang saat beberapa tahun ini dia tidak ada?