Didalam perjalanan mengantarkan Oriella pulang.
Oriella melihat kearah luar jendela, Miguel terus melihat kearah Oriella, dua orang itu terus melihat secara diam-diam, siapapun tidak mau berbicara untuk memperbaik suasana.
Perjalalanan malam hari sangat lancar, hanya sebentar saja mereka sudah sampai di tempat tujuannya, dan pada saat itu juga Miguel langsung menarik Oriella dan memeluknya: “Oriella, berikan abang sedikit waktu lagi.”
“Abang Hansel, kamu tidak usah bilang apa-apa, mau tunggu berapa lama pun aku bisa.” Dia sebenarnya tidak menyalakannya, hanya saja ia merasa sedikit canggung.
Miguel: “Oriella….”
“Abang Hansel, kamu besok masih ada penerbangan pagi, kamu cepat pulang dan istirahat.” Oriella melepaskan dirinya dari pelukan Miguel, lalu membuka pintu mobil dan lalu turun dan melambaikan tangan kepalanya, “Abang Hansel, selamat tinggal.”
Melihat wajah Oriella yang tersenyum, hati Miguel merasa sedikit sakit, lalu ia pun mengikutinya turun lalu menarik tangannya, tetapi Oriella malah membalikkan badannya dan lari.
Sambil berlari ia berkata: “Abang Hansel, besok kalau sudah sampai ingat telepon aku, kalau tidak aku akan pergi mengejarmu dan menganggumu.”
Tangan yang sudah dijulurkan Miguel itu terasa kosong, dan hatinya juga mulai merasa ksong, dia bermaksud untuk menemaninya sampai ke dalam lift, dan menunggunya masuk sampai ia tidak bisa melihatnya lagi, setelah itu dia baru balik kedalam mobil.
Ketika supir mengendarai mobill, Miguel pun menghubungi seseorang, dengan nada dingin: “Bereskan dokumen yang ada itu dengan baik, kita harus bisa mendapatkan orang itu di dalam waktu yang paling singkat. Tunggu aku pulang, kalau masih belum ada perkembangan, kalian tunggu akibatnya.”
Selesai berbicara, ia sama sekali tidak memberikan kesempatan untuk berbicara kepada lawam bicaranya, Miguel mengatakannya dengan sangat tegas lalu melempar handphonennya ke samping lalu dia melonggarkan dasinya.
Berikan dia sedikit waktu!
Berikan dia sedikit waktu!
Dia selalu menyuruh Oriella untuk memberinya sedikit waktu lagi, tetapi kenapa selama ini bukan dia yang lebih giat lagi jadi bisa menyelesaikan masalah ini lebih awal.
Setiap kali ia mengingat penderitaan yang Oriella rasakan, Miguel rasanya ingin menancapkan pisau didalam tubuhnya
Dari kaca spion, supir itu melihat ekspresi Miguel yang ada dibelakang, ia melihat warna wajahnya yang menjadi sangat suram dan itu membuatnya sangat terkejut dan tidak berani bermacam-macam.
Presiden mereka, biasanya selalu tersenyum hengat dan sangat berwibawa, dan sama sekali tidak menakuti siapa-siapa.
Jadi cuman orang-orang yang sudah bersamanya ddalam waktu yang cukup lama yang tahu semua pahit dan penderitaan yang diderita oleh presiden mereka.
…………
Ding dong!
Mendengar suara yang menunjukkan liftnya sudah sampai , Sebastian pun mematikan rokoknya dan membuangnya di dalam tong sampah, lalu mengangkat kepalanya dan melhat Oriella yang keluar dari lift: “Sudah pulang!”
“Iya.” Oriella menjawabnya dengan nada yang sangat lemas, sampai-sampai ia tidak melihat ke arahnya dan melewatinya dan masuk kedalam rumah.
Sebastian pun langsung mengikuti Oriella.
Oriella pun berhenti dan menoleh kebelakang dan melihatnya: “Sebastian, ada apa?”
Dia tidak menjawabnya tetapi malah merampas kunci yang ada ditangannya dan membuka pintu.
Oriella menjerit: “Sebastian, kamu ini mau ngapain?”
Sebastian langsung menerobos masuk ke dalam rumahnya, lalu dengan nada yang erndah berkata: “Oriella, kamu tidak tahu kamu seharian ini sedang ngapain?”
Oriella tidak ingin banyak berbicara dengannya. Dia seharian kerjain apa saja ada hubungan apa dengannya?
Sebastian memasuki pintu itu dengan cepat-cepat lalu berkata: “Sejak kecil kamu itu sangat cerdas, kamu beberapa akli masuk kelas excel, waktu umur 18 tahun kamu sudah menyelesaikan apa yang biasa orang raih di uisa 28-29. banyak orang yang mengenalmu, dan ingin mempekerjakanmu dengan gaji yang tinggi, Aces juga ada meninggalkan beberapa jabatan untukmu, tapi kamu malah tidak memilik semua itu, baru saja tama kamu langsung mencari laki-laki ini.”
“Aku bahagia!” Sebastian laki-laki yang sangat suka mengurus urusan orang lain. Setipa kali ia berbicara satu kata, kata-kata itu selalu menusuk kedalam hatinya dan membuatnya jengkel.
“Kamu bahagia?” Sebastian menarik tangannya, lalu dengan marah berkata: “Ketika kamu bahagia, pernahkah kamu memikirkan keluargamu yang mencintaimu?”
Oriella: “…….”
Oriella tidak mengatakan apa-apa, Sebastian pun menurunkan nada suaranya: “Oriella, mencintai seseorang bukan berarti kamu harus terus berada disampingnya, tetapi harus bisa membuat diri kamu sendiri menjadi lebih hebat lagi, dengan begitu kamu baru bisa membuat orang yang kamu cintai itu menghargaimu. Kamu begitu pintar, kenapa kamu bisa terperangkap didalam laki-laki ini dan tidak bisa keluar?”
Kata-kata yang dikatakan Sebastian, Oriella mengerti.
Tetapi untuk dia yang tidak ada pengalaman pacaran sama sekali, tidak peduli dia mau sepintar apa, sekali ia sudah jatuh cinta, dia pasti akan menjadi sanagt linglung dan bingung.
Sebastian mengeluarkan tangannya dan mengusap-ngusap kepalanya: “Oriella, kamu balik ke New York saja, pergi jalani hidup kamu yang bagus itu. Kalau saja Miguel benar-benar mencintaimu, dia pasti akan datang mencarimu.”
“Aku pernah bilang mau menunggunya kembali, jadi aku akan terus menantinya.” Oriella mengigit-gigit birbinya dan dengan hati-hati membalas perkataan Sebastian.
Ayah dia terlahir sebagai penerus Perusahan Aces, kedudukannya sangat tinggi, hartanya juga tidak akan habis sampai beberapa keturunan, tetapi ibunya malah tidak bisa menetap dirumah sebagai istri yang baik.
Ibunya Oriella terus saja giat bekerja, dia bilang dengan bekerja ia baru bisa meningkatkan nilai dirinya sendiri, dengan begitu ia baru bisa lebih percaya diri dan berdiri disamping suaminya.
Kalau saja tiba-tiba suaminya bangkrut, dia juga bisa dengan tenang memberitahukannya—-tidak usah takut, masih ada aku disisimu, aku bisa menjagamu.
Apa yang dikatakan Sebastian kepadanya itu sepertinya sama dengan maksud ibunya kepadanya.
Tiba-tiba Oriella pun mengerti.
Lalu ia tersenyum kepada Sebastian: “Sebastian, terima kasih! Aku sudah tahu aku harus bagaimana menjalankannya!”
Setelah itu, dia sangat jelas dengan jelan hidupnya, dan ia juga tahu harus bagaimana meneruskannya.
………….
Keesokan harinya.
Pada pagi hari, Miguel pun berangkat ke bandara yang sangat sibuk itu, dan duduk di tempat duduk khusus untuk presiden.
Presiden pergi keluar negeri untuk interview, jelas ini adalah sebuah berita yang sangat besar untuk negaranya, siaran televisi di negara mereka semua sedang menyiarkan berita ini.
Oleh karena itu, walaupun Oriella sedang duduk didalam rumah, tetapi ia tetap bisa melihat keadaan Abang Hansel.
Dari televisi dia tahu kalau Abang Hansel sudah sampai dibandara, Abang Hansel sudah pergi, hatinya juga ikut pergi bersama dengan pesawat Abang Hansel.
Dia tiba-tiba berpikir sembarangan, ingin diam-diam terbang ke negara tempat Abang Hansel diinterview.
Berpikir sampai kesana, didalam otak Oriella penuh dengan pertanyaan, kenapa ia tidak boleh lebih liar sedikit?
Dia hanya ingin lebih dekat dengan Abang Hansel saja, dia juga tidak bermaksud untuk menganggu pekerjaan Abang Hansel, sepertinya dia boleh berbuat seperti itu.
Terlebih lagi ia tidak usah membuat visa ke negara yang dikunjungi Abang Hansel, ia hanya perlu membeli tiket pesawat.
Setelah berpikir sampai kesini, Oriella pun langsung bergerak dan mengambil handphonenya untuk memesan tiket pesawat untuk menyusul Abang Hansel
Tetapi ketika ia baru saja mengambil handphonenya, Oriella pun langsung membatalkan rencananya.
Kemarin ia sudah memikir dengan baik-baik, ia mau memulai karirnya dan menjadikan dirinya lebih hebat lagi dan terus dikagumi oleh Abang Hansel.