Mục lục
NOVEL SUAMIKU TERNYATA SEORANG PRESDIR
Thiết lập
Thiết lập
Kích cỡ :
A-
18px
A+
Màu nền :
  • Màu nền:
  • Font chữ:
  • Chiều cao dòng:
  • Kích Cỡ Chữ:

Bab 430 Mencari Guru Belajar Keahlian





Ariella bicara dengan lembut: “Kamu tidak bicara, kamu sudah tahu kalau anak itu lebih penting daripada kerja, mau meluangkan waktu untuk istirahat kan?”





Carlson tertawa: “Hati Riella sekarang hanya ada abang Hansel, mana mungkin ada Ayahnya ini.”





Tunggu Riella lebih besar lagi, dia harus berusaha agar abang Hansel meninggalkannya, tidak boleh membiarkan pria lain selain Ayahnya itu ada di hatinya.





Tentu saja pikiran ini hanya ada di hati Carlson, tidak akan diberi tahu ke Ariella, kalau tidak berdasarkan sikapnya yang sangat mencintai anaknya, pasti tidak akan setuju.





Ariella tertawa: “Itu karena abang Hansel sayang sama dia, tentu saja dia bersedia dekat dengan abang Hansel. Kamu itu Ayahnya harus menyadari adanya krisis, kalau tidak suatu hari anak kamu itu akan dibawa pergi oleh orang lain.”





Muka Carlson langsung berubah: “Orang mana yang berani membawa pergi anakku, lihat saja aku akan patahkan kakinya.”





Ariella melihatnya: “Ayahnya Riella, tolong perhatikan ucapannya ya.”





Pria ini, anaknya itu cepat atau lambat akan bertumbuh besar, cepat atau lambat akan ada pria yang menikahinya, memangnya Ayahnya bisa menghalanginya?





Carlson membalasnya: “Ibunya Riella, kamu juga tolong perhatikan ucapan kamu ya.”





Mendengar ucapan Carlson, Ariella tertawa.





Ayahnya Riella, Ibunya Riella, kata yang sangat biasa dan sederhana, tapi juga kata yang membuat hati orang hangat.





Saat mereka ngobrol, supir sudah menyetir sampai ke tempat tujuan.





Melihat villa di depan dengan gaya gothic, Ariella tiba-tiba ingat, tempat itu adalah tempat dimana Carlson pertama kalinya membawa Ariella muncul di hadapan publik.





Ariella masih ingat dengan jelas di dalam villa itu ada wanita berambut pirang yang bahasa indonesianya tidak terlalu bagus, ingat ada gaun yang namanya Dielian.





Dia juga ingat ada desainer yang sangat jenius—–Ivan!





Ariella dulu waktu di Milan pernah bertemu dengan Ivan, hanya saja saat itu, dia sudah melupakan ingatannya tentang masa lalu, jadi dia juga lupa diantara dia dan desainer jenius itu ada pertemuan sebelumnya.





Jadi kejutan yang ingin diberikan Carlson ke Ariella itu adalah bertemu dengan desainer yang sangat didambakan Ariella?





Ariella melihat Carlson, saat dia ingin bicara, Carlson membuka mulutnya dulu: “Ivan datang ke Pasirbumi, aku rencana untuk memperkenalkan kamu ke dia, dan belajar desain dengan dia.”





Akhir-akhir ini ada banyak masalah, Ariella sudah lama sekali tidak desain produknya sendiri, dulu dia menjabat sebagai kepala desain di perusahaan PM, tapi sementara ada orang lain yang menggantikannya.





Yang dia tidak tahu adalah, perusahaan PM sudah dibeli oleh Carlson, saat ini pemegang saham terbesar perusahaan PM adalah Ariella.





Ivan itu adalah desainer terbaik bagi Ariella, bisa belajar dengan dia itu adalah harapan terbesarnya.





Tapi harapan ini, setelah melewati banyak kesulitan sudah dikubur dalam-dalam di dalam hatinya, saking dalamnya dia pun lupa pernah mempunyai mimpi seperti ini.





Setelah Carlson berbicara seperti itu, api harapan Ariella untuk belajar dari desainer terbaik dunia itu menyala kembali.





Orang misterius, Efa, mata Carlson??.. sementara dibuang ke belakang oleh Ariella, api yang membuat hatinya untuk menjadi desainer ternama di dunia itu kembali menyala.





“Ivan itu dari dulu bukan orang dekat dengan kita, apakah dia bersedia aku belajar dari dia?” ucapan Ariella baru terucap, pintu utama villa itu tiba-tiba terbuka dengan pelan.





Bayangan yang cantik di ingatannya itu muncul ketika pintu itu terbuka, ternyata itu adalah wanita berambut pirang beberapa tahun lalu.





Sekarang bukan anak kecil lagi, beberapa tahun sudah lewat, anak kecil itu sudah besar, dan makin bertambah cantik, dia bicara sambil tertawa: “Pak Carlson, ibu Ariella, selamat datang! Ivan sudah menunggu kalian lumayan lama.”





Tidak hanya bertambah cantik, bahasa indonesianya juga bertambah bagus, bicara kalimat sepanjang itu tidak ada berhentinya, dan satu kata pun tidak ada yang salah.





“Halo!” Ariella tersenyum, dia tidak tahan untuk melihat Zurie beberapa kali, anak kecil yang dulu sekarang benar-benar bertambah cantik.





“Kalian ikut denganku.” Zurie memutar badannya, dia mengangkat-angkat roknya yang panjang, caranya berjalan masih sama dengan beberapa tahun yang lalu.





“Baik.” yang menjawab masih Ariella.





Mata Carlson tidak dapat melihat, dia tentu saja harus menuntunnya berjalan lebih pelan.





Carlson menggenggam tangannya dan berjalan ke arah dalam, langkahnya pun masih elegan, sama sekali tidak berantakan, kakinya seakan-akan dapat melihat.





“Carlton, lama tidak jumpa!” suara pria yang malas terdengar di telinga mereka, Ivan yang rambutnya berantakan dan bajunya juga tidak rapi muncul di hadapan mereka.





Dia memakai kemeja warna biru muda, kemejanya tidak dikancing dan memunculkan otot dadanya yang keras, yang lebih menarik perhatian adalah di otot dadanya itu ada bekas ciuman dan bekas cakaran.





Kedua tangannya dimasukkan ke kantong celana, mulutnya sedang menghisap batang untuk berhenti merokok, tampangnya seperti orang yang sangat malas.





Ariella melihatnya sekilas, mukanya pun memerah tidak tahan dan dia membalikkan mukanya tidak melihat dia.





“Lama tidak jumpa!” Carlson membalasnya, walaupun dia itu teman baiknya, tapi sikapnya itu tidak begitu hangat.





“Asteria? Ariella? Ibu Ariella?” Ivan melihat Ariella dan tertawa: “Aku harus memanggil apa bagusnya?”





“Halo Ivan!” Ariella bicara dengan sopan, “Aku Ariella.”





Asteria adalah nama yang diberi oleh Zeesha, walaupun namanya bagus, tapi setiap mengingat nama itu, Ariella akan mengingat perpisahan dia dengan Carlson dan anaknya beberapa tahun itu, jadi dia tidak suka.





Ibu Ariella, itu identitas yang terhubung dengan Carlson, itu adalah identitas yang diperkenalkan ke orang lain saat dia bersama dengan Carlson.





Dan dia sekarang menghampiri guru, jadi dia menggunakan namanya sendiri.





“Ariella, senang bertemu dengan kamu!” Ivan yang sifatnya aneh itu sangat jarang menyabut orang asing sehangat itu, sepertinya dia juga suka dengan Ariella.





Dia memutar kepalanya melihat Zurie: “Sayang, tolong buatkan makanan kecil untuk menyambut dua tamu istimewa kita.”





Mendengar perintah dari Ivan, Zurie mengangkat roknya dan memutar badannya lalu dengan cepat lari ke dapur, gerakannya itu cepat seperti kupu-kupu yang sedang menari.





“Kamu bukannya mau menerima murid yang baik, hari ini aku bawa orangnya, kamu mau berterima kasih ke aku dengan apa?” jelas-jelas dia yang membawa orang untuk belajar dengan guru, tapi ucapan Carlson itu seperti Ivan yang memintanya untuk membawa murid ke Ivan.





“Mari kita minum.” jelas-jelas dia sedang berbicara dengan Carlson, tapi mata Ivan tertuju ke Ariella.

Danh Sách Chương:

Bạn đang đọc truyện trên website TruyenOnl.COM
BÌNH LUẬN THÀNH VIÊN
BÌNH LUẬN FACEBOOK