Mục lục
NOVEL SUAMIKU TERNYATA SEORANG PRESDIR
Thiết lập
Thiết lập
Kích cỡ :
A-
18px
A+
Màu nền :
  • Màu nền:
  • Font chữ:
  • Chiều cao dòng:
  • Kích Cỡ Chữ:

Bab 152 Balasan Yang Menyakitkan





Selesai minum obat, Ariella tergesa-gesa memberikannya sebiji permen: “Cepat makan permennya, jangan sempat merasakan pahitnya yang berlebih.”





Efa dengan sesuap menelan permennya, sambil makan dan berkata:”Kak, kenapa sifatmu bisa pedulian seperti ini? Abangku yang kaku seperti kayu itu, tidak tahu bagaimana bisa seberuntung ini, mendapatkan istri sebaik kamu.”





“Setelah memakan permen, mulutnya pun menjadi manis seperti ini.” Ariella sambil tersenyum mengambil mangkoknya kembali, dan memegang kepala Efa.





“Mulutku memang sudah manis sedari dulu.” setelah selesai berbicara, Efa memeluk Ariella dan berkata,”Kak, sekarang kamu tidak ada yang perlu dikerjakan, abangku juga sedang di ruang belajar, kalau tidak kamu menemaniku ngobrol sekejap disini. Kita bergosip tentang abangku.”





“Ada gosip apa tentang abangmu?” terhadap topik ini Ariella pun ingin tahu lebih, tidak mungkin bisa tahu apa yang terjadi kepadanya saat muda, karena itu sekarang juga tidak ada salahnya mendengar gosip itu dari Efa.





Tetapi, Ariella yang selalu pintar malah melupakan mulut kecil Efa bisa membuat topik yang sudah mati menjadi hidup lagi.





Biasanya Efa yang sering ditindas Carlson, kalau mau menyebutkan gosip buruk abangnya, dia pasti bisa mengumpulkan gosip yang tak habis-habisnya.





“Gosip abangku pasti banyak.” Efa mengangkat kepala melihat ke arah pintu, memastikan abangnya tidak mencuri dengar di pintu, dia dengan suara yang misterius dan kecil berkata,”Terserah kamu mau dengar yang mana.”





“Aku.., terserah saja, yang manapun boleh.”Ariella dengan tersenyum berkata.





Dalam hati Ariella juga ada sedikit pikiran iseng, biasanya melihat Carlson yang sering berpenampilan dingin. Kalau dia bisa tahu tentang masa lalunya yang memalukan, dia juga bisa menggunakannya untuk bercanda dengannya lagi.





“Aku ingin memberitahumu, sebelum aku tahu kalian akan menikah, aku masih berpikir dia itu sebenarnya gay.” Efa mengerutkan alis dan matanya sambil berkata, ekspresi wajahnya sangat menggemaskan.





Ariella dibuat Efa tertawa tak berhenti: “Efa, kenapa kamu bisa berpikir begitu?”





“Abangku dulu pernah mempunyai seorang pacar, tetapi pacarnya meninggalkannya. Oh benar, ceweknya sepertinya juga bermarga Situmorang (marga keluarga Ariella).” Sewaktu mengungkit masalah ini, ekspresi Efa sangat senang.





Abangnya itu yang kapanpun akan selalu dihormati oleh orang lain, jalan kemanapun tetap ada saja orang yang ingin mendekatinya, bagaimana bisa ditinggalkan oleh seorang wanita.





“Kenapa dia meninggalkannya?” mengungkit mantannya yang bermarga Situmorang, Ariella teringat masalah antara Carlson danElisa, saat itu Carlson juga seperti begini memberitahunya.





Sewaktu itu jikaElisa tidak meninggalkan Carlson terlebih dulu, maka sekarang akan menjadi cerita yang seperti apa?





Mungkin dia sudah menikah dengan Ivander, dan mungkin jugaElisa dan Carlson sudah menikah, dan hari ini yang berada di keluarga Tanjaya untuk merayakan imlek adalahElisa.





Sangat beruntung,Elisa di saat itu memilih untuk melepaskan tangannya, memilih untuk merebut Ivander dari tangannya.





Sangat beruntung, akhirnya Carlson adalah milik Ariella seorang, dan bukan milikElisa.





“Kamu tahu, abangku kalau sudah mulai dingin sifatnya dia akan menjadi seperti sepotong kayu, pasti sangat bodoh, tidak tahu bagaimana cara membuat pacarnya bahagia, pasti akan ditinggalkan oleh ceweknya.”





Tidak memberikan Ariella kesempatan untuk berbicara, dia sambung berkata:”Kak, sewaktu abangku bersamamu, apakah dia seperti sepotong kayu? Apakah kamu bisa bosan bersamanya? Dia biasanya bisa mencarimu terlebih dahulu untuk berbincang-bincang ga?”





“Tidak. Sebenarnya abangmu itu orangnya cukup baik.” Ariella dengan sendirinya ingin membantu suaminya membela diri sendiri.





Selain sifatnya yang dingin dan tak suka berbicara, sifatnya yang lain cukup baik, bahkan terkadang disaat dia memerlukan kehangatan, Carlson selalu ada untuknya.





Dan mengenai apa yang dikatakan Efa tentang dia menyukai pria, itu lebih tidak mungkin lagi.





“Maka dari itu aku bilang abang aku seperti memenangkan hadiah undian.”





“Efa, kamu baru saja minum obat, tidurlah sejenak, sehabis kamu bangun pasti sudah baikan.” Ariella menarik selimut untuk menutupi tubuh Efa, menepuknya, menunggunya sampai dia tertidur lelap.





Dulu, dia tidak pernah menjaga seseorang dengan sebegitu detilnya, mungkin karena Efa terlalu lucu, mungkin juga karena Efa adalah adiknya Carlson, sebagai kakak iparnya, harus menjaga dia dengan baik.





Tetapi tidak peduli sebenarnya alasan apa yang membuatnya menyukai Efa, Ariella tetap akan menjaganya dengan segenap hati, dan juga mungkin bisa membantu semua orang untuk tidak khawatir lagi.





………





Kyoto, salah satu rumah sakit.





Elisa sudah terbaring di rumah sakit untuk beberapa hari, hari ini adalah hari dimana dia bisa melepaskan kain kasanya.





Dia dengan tenang duduk diatas kasur, dua orang perawat sudah berdiri di samping kasur untuk membantunya melepaskan kain kasanya.





Kain kasa yang dilepaskan satu persatu,Elisa pun duduk tidak berkutik, mata yang sudah terbebas dari kain kasanya tidak memunculkan tanda-tanda kehidupan.





“Nona, lukanya sudah menutup, setelah ini kamu hanya perlu memakai obatnya dalam dosis sedikit, seharusnya tidak akan meninggalkan luka yang terlalu jelek.”





Setelah mendengar suara perawatnya,Elisa pelan-pelan tersenyum:”Kalian bisa tolong bantu aku untuk membawakanku cermin ga?”





“Nona, untuk saat ini lebih baik jangan bercermin dulu, tunggu beberapa hari setelah lukanya membaik dulu.” melihat mukaElisa yang dipenuhi luka bergaris seperti serangga berkaki seribu, perawatnya ada sedikit khawatir, mencemaskannya tidak bisa menerima kenyataannya.





Semua cewek pasti cinta akan kecantikan mereka, mukanya yang sudah hancur begini, harusnya tidak ada cewek yang bisa menerima kenyataan ini.





“Tolong ya.”Elisa berkata lagi.





Elisa bersikeras ingin melihat mukanya, perawatnya juga tidak membujuknya lagi, mereka langsung mencari cermin untuknya.





Sewaktu dia melihat cewek yang berada di cermin memiliki muka yang penuh dengan luka,Elisa tidak mengeluarkan ekspresi apapun, hanya dua tangan yang berada di sampinya mengepal dengan erat membentuk tinjuan, kukunya menusuk ke dalam telapak tangannya.





“Nona, apakah kamu baik-baik saja?” perawat bertanya dengan hati-hati.





“Tidak apa-apa. Terima kasih.”Elisa menaikkan bibirnya, menghadap cermin memaksakan mukanya untuk tersenyum sedikit.





Perawat menyimpan kembali cerminnya, berkata lagi: “Anda bisa tolong mengurus surat keluar dari rumah sakit tidak, anda sudah boleh pulang.”





“Sudah aku bantu kamu untuk urus prosedurnya.”





Elisa baru saja mau menjawab, satu suara milik pria muda memasuki ruangannya, dia mengangkat kepala dan melihat bahwa Tuan Xu berada di depan pintu kamarnya.





“Ini adalah masalah pribadiku, kamu tidak usah membantu.” Elisa memandangnya sejenak, dengan dingin berkata.





“Tidak usah banyak pikir, aku tidak mempunyai maksud lain terhadapmu.” Dia melambaikan tangannya untuk menyuruh perawatnya keluar dari kamar, berkata lagi,”Kamu cepat atau lambat akan menikah denganku, aku hanya ingin melihat istri masa depanku lukanya parah ga? Jangan nanti sewaktu kita bersama, aku akan terkejut karena tak terbiasa.”





Elisa dengan tatapan dingin melihatnya dan berkata: “Kamu ingin mengganti pikiranmu?”





“Tentu saja tidak. Aku hanya akan menikahimu, bukan menidurimu, mukamu menjadi seperti apa, tidak ada hubungannya denganku.” Tuan Xu sambil berbicara juga mengulurkan tangan untuk membantunya berdiri.





Elisa dengan cepat menangkap tangannya, dengan suara yang rendah berkata:”Aku sudah mengorbankan biaya yang sangat besar seperti ini, aku masih mau menambah satu permintaan lagi, kamu harus menepatinya.”





“Permintaan apa? Coba kamu mengatakannya dulu, kalau mood aku lagi baik, aku akan menyetujuinya.” mulut Tuan Xu pelan pelan naik membentuk senyuman, dengan diam menatapnya terus.

Danh Sách Chương:

Bạn đang đọc truyện trên website TruyenOnl.COM
BÌNH LUẬN THÀNH VIÊN
BÌNH LUẬN FACEBOOK