Mục lục
NOVEL SUAMIKU TERNYATA SEORANG PRESDIR
Thiết lập
Thiết lập
Kích cỡ :
A-
18px
A+
Màu nền :
  • Màu nền:
  • Font chữ:
  • Chiều cao dòng:
  • Kích Cỡ Chữ:

Bab 261 Obat Tidak Boleh Sampai Putus





Darwin: “…”





Efa: “Darwin, sebenarnya kamu suka aku kan.”





Darwin: “Efa, bisakah muka kamu jangan setebal itu?”Efa: “Tadi aku kepegang, kamu ada perasaan!”





Darwin: “…”





Ingin sekali memutuskan leher bocah ini, dipotong menjadi beberapa dan beri makan anjing.





Efa lalu berkata lagi: “Darwin, sebenarnya alasan apa yang membuat kamu menolak aku? Apakah karena hubungan kita?”Dia tidak bodoh, tidak mungkin tidak tahu kalau ada alasan yang membuat Darwin menghindari dia, hanya saja dia tidak tahu apa alasan ini.





Dia sangat mengerti sifat Darwin, hubungan ‘saudara’ mereka, dia sama sekali tidak peduli.





Selain ini, Efa tidak bisa pikir alasan dia, kalau dia tidak terpikir tanya kepada Darwin saja, bisa saja dia memberi tahu segalanya.





Darwin: “Kalau Rory menyukaimu, mendekatimu, kamu mau tidak?”Efa segera menjawab: “Pasti tidak, karena aku tidak suka dia, yang aku suka adalah kamu.”Darwin: “Jawabanku sama dengan jawabanmu.”Efa: “Pasti berbeda, kamu pasti menyukaiku, aku tahu.”





Darwin: “Kamu tahu? Kamu kan bukan cacing di perutku, bagaimana kamu bisa tahu?”Efa: “Biasa kamu menghindariku, tapi disaat aku terluka kamu yang paling cepat datang. Setiap kali aku telfon ke militer, tidak melihat ada yang melarang. Kamu tidak mungkin tidak tahu, kalau mau buat telfonku tidak bisa terhubung, kamu bisa lakukan sesuatu. Tapi kamu tidak lakukan itu, berarti kamu ingin mendengar suaraku, ingin lihat aku ribut.”Dia berani melakukan itu semua karena ada Darwin. Dan dia juga percaya kalau di hati Darwin selalu ada dia.





Kalau mengapa Darwin menghindari dia, itu bukan intinya, pokoknya sekarang dia harus terus berpikkir cara, jadikan Darwin sebagai target terbesar dia.





……





Apatis, menguap, tidak ada nafsu makan, mual, muntah, sakit perut, badan yang sakit, badan mati rasa, berkeringat, penglihatan kabur….





Ariella yang sedang menunggu hasil periksa di rumah sakit, di otaknya terus terpikir gejalan kecanduan narkoba yang dilihat di internet.





Gejalanya tidak menakutkan, yang menakutkan adalah gejala dia beberapa hari ini hampir sama persis dengan yang ada di internet.





Dia tidak pernah konsumsi narkoba, mengapa bisa ada gejala kencandu narkoba?





Bagaimanapun dia pikir dia tetap tidak mengerti, setelah mengetahui gejalanya sama dengan gejala kecanduan narkoba dia terus berusaha mencari info, ingin mencari penyakit dengan gejala yang mirip.





Dia mencari banyak di internet, semua penyakit ada 1 atau 2 gejala yang sama, tidak ketemu yang benar-benar sama.





Walaupun dia tidak ingin percaya kalau dia kecanduan narkoba, saat Carlson tidak ada di rumah Ariella tetap diam-diam datang ke rumah sakit untuk periksa.





Dia duduk di area istirahat rumah sakit dan berdoa, dia harap hasilnya tidak sekejam itu, semoga hanya dia yang pikir terlalu banyak…





Waktu menunggu semakin panjang, Ariella semakin cemas, sampai bernafas saja hati-hati.





Tidak tahu menunggu berapa lama, akhirnya suster memanggil nama Ariella, dia juga mendapatkan hasil dan tahu hasilnya.





Dia sama sekali tidak pernah menyentuh narkoba yang bisa buat kecandu, mengapa dia bisa kecanduan, mengapa…





Ariella dengan keras menggelengkan kepala, menutup dan buka mata berkali-kali, untuk memastikan. Tapi hasil yang dilihat masih sama.





Kenyataan sudah di depan mata, tapi Ariella tidak ingin percaya, tapi kalau dia tidak percaya pun bisa apa, itu tetap kenyataan.





Ariella tertawa dingin, dia terus berpikir mengapa dia bisa sentuh narkoba, mengapa bisa kecanduan.





Hanya saja dia tidak ingin percaya.





Itu adalah orang terdekatnya, adalah ayah yang paling dia percaya. Beberapa tahun ini dia dijaga dengan sangat baik, bagaimana dia bisa memberikan narkoba tanpa disadari?





Ariella mengambil telfon dan menemukan nomor Zeesha setelah melihat nomor yang familiiar ini untuk waktu yang lama, akhirnya dia menelfon.





Sangat cepat, dari telfon terdengan suara perhatian Zeesha: “Riella, papa tidak ada disampingmu, apakah masih terbiasa?”





“Pa, kamu ngapain saja di Kyoto? Berapa lama baru pulang?” Ariella menggigit bibirnya, berusaha kontrol diri.





Zeesha berkata: “Tidak ada urusan besar. Kira-kira setengah bulan lagi aku akan pulang.”Ariella menutup mata, dan menghela nafas lalu berkata lagi: “Pa, obat yang kamu tinggalkan dirumah aku tidak sengaja membuangnya, sisanya mungkin hanya bisa untuk 2-3 hari.””Apa? Mengapa kamu begitu tidak hati-hati?” Zeesha terdengar sediit mengangkat suaranya, tapi dengan cepat sudah balik ke normal, “Riella kamu jangan takut, papa akan usahakan pulang lebih cepat. Kondisi tubuhmu tidak baik, kamu tidak boleh berhenti makan obat.”Tidak boleh berhenti makan obat?Apakah benar kondisi badan dia tidak baik?Atau kalau dia berhenti makan obat akan ketahuan kalau selama ini yang dia makan adalah narkoba, bukan obat untuk menyembukan penyakit.





Ariella tidak tahu mau bagaimana telfonnya diputuskan, dia pun memegang hpnya jalan di jalanan.





Dia tidak tahu dia siapa, tidak tahu rumahnya dimana, tidak tahu sebenarnya siapa yang bisa diandalkan, dan lebih tidak tahu lagi mau kemana.





Dia jalan sangat lama, dan sampailah di depan komplek kecil bernama Montana.





Di sebelah kanan jalan masuk komplek ada supermarket. Baru sampai depan pintu, dia terdengar seorang bibi yang menjual kastanye dengan keras berkata: “Sudah lama kamu tidak datang beli, aku kira kamu pindah rumah. Hari ini kastanye nya sedang diskon, beli 1kg diskon 10%”Ariella terus melihat bibi itu, memastikan apakah bibi itu bicara dengannya, lalu mendengar bibi itu berkata lagi: “Dek, ini karena kamu dulu sering datang beli makanya bibi memberikan diskon, kalau orang lain tidak akan dapat harga ini.””Bibi, kamu kenal aku?” Setelah beberapa lama, Ariella baru keluar suara.





“Aku tidak kenal kamu, tapi aku ingat dulu kamu sering datang beli kastanye.” Bibi sangat ingat Ariella, karena dia sangat cantik, dan ada suami yang kalau sekali lihat tidak akan lupa.





Bibi baru ingin mengatakan sesuatu, lalu melihat pria bertubuh besar datang, dia tersenyum: “Tidak sangka sudah beberapa tahun lewat, hubungan suami istri kalian masih begitu baik.”

Danh Sách Chương:

Bạn đang đọc truyện trên website TruyenOnl.COM
BÌNH LUẬN THÀNH VIÊN
BÌNH LUẬN FACEBOOK