Mục lục
NOVEL SUAMIKU TERNYATA SEORANG PRESDIR
Thiết lập
Thiết lập
Kích cỡ :
A-
18px
A+
Màu nền :
  • Màu nền:
  • Font chữ:
  • Chiều cao dòng:
  • Kích Cỡ Chữ:

Bab 412 Duri Di Hati





Selama Carlson mau melepaskan Ariella, dia pun akan sendirian, tidak ada wanita lain, mereka akan kembali bersama ke waktu semula.





Yang ada didekatnya, hanyalah dia dan Henry untuk selamanya. Orang lain tidak boleh mendekati dia, seperti ini, Daiva baru bisa merasa puas.





Daiva tidak akan memperdulikan kematian Sandoro dan asistennya, dengan dia di sisi Carlson, menjadi pelindungnya yang paling setia.





Daiva menatap Carlson dengan penuh harapan, saat menunggu jawaban dari Carlson, dia dengan sangat gugup menelan liurnya, jantungnya berdetak dengan sangat kencang.





Dia menebak dalam pikirannya, Carlson tidak rela berpisah dengan Ariella, tetapi daripada dia menjadi buta, apalah arti seorang wanita.





Dia pasti akan memilih untuk merelakan Ariella pergi!





Tapi Carlson yang menjawab Daiva itu, tertawa perlahan-lahan dengan suara mengejek, suaranya amatlah pelan, tapi orang akan merinding mendengarnya.





“Kamu sudah bersamaku selama bertahun-tahun, kamu jelas tahu aku hanya ingin tahu cara-cara yang kamu pikirkan.” Carlson melihat kearahnya, bibirnya terangkat dengan sangat tajam dan sinis seperti busur panah, seolah-olah Daiva yang ada didepannya itu adalah badut yang konyol.





Membiarkan Ariella pergi, benar-benar adalah sebuah lelucon!





Jika dalam kehidupan ini, ada yang dapat mengambil Ariella dari sisinya, tidak ada orang yang perlu memanggilnya Carlson lagi.





“Carlson, aku ini ingin membantumu, kamu janganlah demi seorang wanita, kehilangan kemampuan untuk dapat melihat untuk selamanya.”





Dari belakang, Daiva terus memanggil-manggil namanya, tapi Carlson tidak lagi menghentikan langkahnya.





Sangat ingin membungkam mulut perempuan itu, supaya dia tidak bisa lagi memanggil namanya untuk selamanya.





??.





Setelah meninggalkan kawasan militer kota Pasirbumi, Carlson segera pergi ke rumah sakit menjenguk Efa, dia tahu kalau Efa masih belum sadarkan diri, tapi kondisinya sudah lebih stabil.





Dia lebih dulu mengantar pulang Ariella dan Riella, biar Darwin yang menjaga Efa, supaya Darwin juga bisa paham, seberapa berarti Efa baginya. Biar dia dapat membuka hatinya, dan supaya dia tidak akan melukai hati Efa lagi.





Sampainya dirumah, Riella sudah tidak sabar untuk bermain dengan kakaknya.





Saat Ariella akan pergi ke dapur untuk memeriksa apakah obat untuk Carlson sudah siap atau belum, baru saja membalikkan badan, dia ditarik Carlson dan masuk kedalam pelukannya, lalu dia mengelus-ngelus kepala Ariella, berkata dengan lembut: “Kenapa hari ini kamu tidak bicara?”





“Jangan ribut!” Efa masih belum sadarkan diri di rumah sakit, hati Ariella sangatlah cemas, dan dia merasa sedikit terganggu oleh Carlson.





“Kamu panggil dulu namaku.” Dia sangat perlu Ariella memanggil namanya untuk membersihkan telinganya, tidak ingin Daiva muncul dalam ingatannya.





Carlson adalah lelaki yang amat cuek, tiba-tiba memeluknya dengan manja, hati Ariella bergetar, dengan gelisah bertanya: “Ada apa? Apa ada yang tidak nyaman?”





Dia dengan cepat menjulurkan tangan ke dahinya, lalu memegang-megang dahinya sendiri: “Tidak demam kok, apa di bagian tubuh lain tidak nyaman?”





“Aku tidak apa-apa.” Carlson meraih tangannya, “Panggil namaku sekarang juga.”





“Carlson, kamu tahu tidak kamu sudah umur berapa?” Dia yang awalnya tidak kenapa-napa, tiba-tiba menjadi aneh seperti ini, sangat membuat Ariella cemas.





“Panggil lagi.”





“??.”





“Panggil namaku lagi.”





“Pergi kamu.”





“Sekarang panggil, atau disaat malam saja?”





Lelaki ini, bagaimana bisa memalukan dirinya seperti ini.





“Carlson, Carlson, Carlson??.” Ariella memanggil namanya beberapa kali, menatapnya dengan halus, “Sudah puas kan.”





“Tidak.” kata Carlson sambil menarik Ariella, tidak membiarkan dia pergi menjauh.





“Carlson, apakah terjadi sesuatu?” Dia tidak seharusnya menakuti Ariella seperti ini, Ariella sekarang sangatlah cemas dengannya.





“Hmm, tidak ada apa-apa.” Carlson tertawa dengan puas, hanya Ariella yang bisa memanggil namanya dengan indah, bahkan jika dia marah kepadanya, bersumpah padanya, itu terdengar menyenangkan di telinganya.





“Apakah kamu yakin kamu baik-baik saja?” Pria ini kelihatan sangat aneh saat dia pergi ke rumah sakit, dia terus meliriknya, seperti dia melihat ada sesuatu yang aneh di wajah Ariella.





“Aku hanya suka mendengar kamu menyebut namaku.” Kalaupun dia menyebut namanya dengan marah, ataupun lembut, dan sebagainya, tetap akan nyaman didengar.





Lelaki satu ini paling tidak bisa mengatakan hal romantis, setelah mendengar ini, Ariella sudah tidak ada tenaga untuk berdebat, lalu muka Ariella berubah menjadi merah, berkata: “Nyebelin!”





“Iya, aku tahu.”





“Kamu tahu apa hah?” Dia hanya sekedar bilang, tidak ada maksud serius.





“Ariella??” Carlson memeluknya dengan erat, mengelus kepalanya dengan lembut, “Senang rasanya ada kamu disisiku!”





“Aku pasti akan terus menemanimu, tidak akan ada yang dapat memisahkan kita.” Kata Ariella sambil mengulurkan tangan dan memeluknya.





Selama Carlson ada disisinya, tidak peduli sesulit apa, dia tidak akan merasa takut, dia akan bisa menanganinya dengan tenang.





Harapannya tidaklah besar, hanya berharap dia dengan Carlson, dan juga dengan Riella, sekeluarga dapat hidup dengan damai, normal, dan dapat hidup selayaknya.





“Ariella??” Carlson mengangkat rahang Ariella, menundukkan kepalanya sambil menatapnya, seperti ingin melihat dengan jelas wajahnya disaat ini, tapi apa daya matanya hanya bisa melihat Ariella dengan kabur.





Matanya tidak dapat melihat jelas, menurut dia, yang paling menyedihkan yaitu dia tidak bisa melihat berbagai ekspresi lucu dari Ariella.





“Carlson, sudah dapat petunjuk untuk menemukan orang yang melukai Efa belum?”





Ariella masih sangat khawatir dengan Efa, dan disaat yang bersamaan juga khawatir masih belum menemukan penjahat itu. Orang itu entah dimana bersembunyi, kapanpun bisa datang dan membunuh mereka dengan tiba-tiba, dan tidak ada seorangpun yang menyangka hal itu.





“Ada aku disini, jangan khawatir.”





Ada dia disini, dia juga termasuk salah satu orang yang sedang terluka, matanya tidak dapat melihat dengan jelas, apa yang harus dia lakukan jika target berikut dari penjahat itu adalah dia?





Kalau masih belum menemukan pembunuh itu, masalah ini belum sepenuhnya selesai tuntas, hati Ariella sekarang sedang sangat was-was, sampai-sampai dia tidak berani membiarkan Riella pergi kesekolahnya.





Kedua mata Carlson, sampai sekarang dokter belum bisa menemukan cara untuk mengobatinya, ini juga membuat Ariella sangat khawatir.





Kekhawatiran dia amatlah banyak, khawatir dengan kondisi kesehatan dari ibunya Carlson, khawatir dengan kondisinya Efa, khawatir dengan?? segala hal. Dia hanya bisa menyimpannya kepada diri sendiri, tidak ingin Carlson juga mengkhawatirkannya.





“Mama, adik sakit.” Riella memeluk Mianmian dan buru-buru berlari kemari, karena dia berlari terlalu cepat, sambil membawa Mianmian, mereka pun jatuh ke lantai.





Mianmian jatuh di pelukan Riella saat dia berlari, Mianmian pun terjepit antara Riella dengan lantai, meraung-raung dengan pelan. Riella seketika itu juga menangis dengan keras.





“Sayang, tidak apa-apa, coba sini mama lihat adikmu dia bagaimana.” Ariella segera mengangkat Riella dan Mianmian.





“Woowoo??”





“Nurmala, cepat panggil dokter hewan.” Ariella belum sempat melihat kondisi Mianmian dengan jelas, tapi Carlson sudah memberitahu orang lain untuk memanggil dokter hewan.





Beberapa tahun lalu, saat Ariella pergi, Mianmian besar tidak makan dan minum, mengikuti Ariella pergi.





Saat itu tidak dapat menyelamatkan Mianmian besar, sampai sekarang adalah luka yang membekas di hati Carlson. Bahkan jika mereka akan memelihara anjing Pom yang sama, tapi Carlson tetap tidak akan lupa bagaimana wajah Miamian saat dia menghembuskan nafas terakhirnya.





Mianmian mengira pemiliknya akan pergi untuk selamanya, jadi dia mengakhiri hidupnya dengan cara mogok makan, lalu mengikuti dia pergi.

Danh Sách Chương:

Bạn đang đọc truyện trên website TruyenOnl.COM
BÌNH LUẬN THÀNH VIÊN
BÌNH LUẬN FACEBOOK